2/e. I Hope✨️

30 2 0
                                    

Di tempat lain..

==================================

Malam hari di akhir pekan, sebelum besok disibukkan dengan rutinitas sehari-hari. Abi sedang mengajak Ipal untuk pergi makan bersama diluar.

Ternyata benar apa yang dipikirkan Hema, jika mereka berdua sering jalan berdua secara diam-diam.

Abi sudah menyimpan rasa pada Ipal sejak ia akan memasuki sekolah menengah atas (SMA). Sebuah kejadian yang tidak sengaja membuatnya menyadari perasaan yang dianggap adalah hanya sekedar menjahili temannya, ternyata salah, ia hanya mencoba mendapatkan perhatian Ipal.
.
.
.

[FLASHBACK]

Abi, Ipal, dan Hema malam ini akan merayakan kelulusan Abi yang akan masuk SMA. Mereka bertiga berkumpul di rumah Abi untuk pajamas party, menghabiskan semalaman untuk bermain game dan tentu saja bergosip.

Abi jika dengan dua sahabatnya ini sangat suka sekali bergosip, jiwanya terpengaruh oleh Ipal dan Hema. Atau memang sudah bakatnya?

Sebelum melakukan renacana yang sudah disusun sejak hari kemarin, Abi menyiapkan cemilan dan berbagai minuman bersoda yang sudah dibelinya tadi. Ia akan mengambilnya di dapur yang ada di lantai bawah.

Saat sedang mengambil minumannya di dalam kulkas tak disadari Ipal juga mengikutinya dengan niat ingin membantu. Ipal pikir pasti tidak hanya satu atau dua macam saja makanan dan cemilan yang akan dibawa.

Saat Abi berbalik dan berjalan meletakkan minuman-minuman kaleng ke meja dapur, ia dikaget dengan kehadiran Ipal yang seperti hantu, tak ada suara, mengagetinya dari balik pintu kulkas.

Entah bagaimana badannya terpeleset dan tangannya reflek melempar minuman yang dipegangnya.
Ipal ikut terkejut juga dan tubuhnya dibawa berlari untuk menangkap tubuh Abi yang akan terjatuh ke belakang.

Saat detik itu juga Abi merasakan waktunya berhenti, tubuhnya pun tak bisa bergerak, namun kulit wajahnya merasakan hembusan nafas Ipal yang hanya berjarak kurang dari 5 senti. Bulu kuduknya meremang. Tapi dari mata Abi, malah Ipal yang pipinya menjadi semerah tomat. Detik berikutnya,

“Aaaaaa…” teriak Ipal yang lalu melepaskan pegangannya untuk Abi. Yang akhirnya yang ditangkap tadi sudah terjatuh didinginnya lantai granit.

“Aw, apaan sih qe Pal. Niat bantu aku sing? Sakit, klee.” Protesnya dengan menggosok pipi pantatnya yang nyut-nyutan.

“I-iya salah qe, kenapa kaget.” Ucapnya dengan nada yang terdengar gugup, lalu dirinya berlari menuju lantai atas lagi. Niat untuk membantu Abi diurungkan karena terlalu malu untuk menatap matanya.

“Iya qe yang ngagetin, nok!” teriak Abi karena Ipal sudah berlari dari hadapannya. “Kayaknya benar kata orang-orang kalo aku ini badluck.” Lirihnya dengan tersenyum malu dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

[FLASHBACK OFF]

==================================

Kejadian itulah yang membawa Abi  sadar akan perasaannya.

Lalu ia semakin gencar dengan mengganggu Ipal, tapi akhirnya berujung dengan membujuk Ipal yang marah, kesal, atau menangis dengan membelikan es krim atau dessert manis. Tentu saja itu adalah rencannya untuk mempunyai alasan mengajak Ipal keluar. Abi dengan segala taktiknya.

Ipal yang sudah kepalang basah terjerat tatapan mata Abi saat kejadian itu juga, akhirnya ikut melancarkan taktik Abi yang sudah ia ketahui.

SWATAMITA [OFFGUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang