4/a. Aku Siap 1 ✨️

22 3 0
                                    

Ujian akhir sekolah, kelulusan, lalu mencari pekerjaan, dan diterima menjadi resepsionis di salah satu hotel Seminyak, Bali.

Hema menjalani hidupnya dengan perencanaan yang sudah disusun sejak lama, ia memilih tidak melanjutkan berkuliah kerena memang dirinya ingin segera bekerja, memiliki penghasilian sendiri, ia ingin menjadi mandiri.

Sahabatnya Ipal pun sama, memilih untuk bekerja dan diterima menjadi staf F&B di salah satu hotel teman papanya, di Legian. Entah bagaimana dari awalnya perhotelan jadi berurusan dengan makanan. Kalau katanya sih yang penting nyambung, dia juga di hotel.

Mereka berdua juga memilih untuk kost daripada harus berbolak-balik dengan jarak yang lumayan jauh dari rumahnya. Kost mereka bersebelahan, memang sahabat sejati yang tak mau dipisahkan.

Sedangkan Wira sekarang sudah resign dari pekerjaannya menjadi Bell Driver, karena satu semester lagi ia akan lulus kuliah. Akhirnya bertekad memilih melamar di salah satu hotel Denpasar dan ia diterima menjadi staf Human Resource. Ia juga memilih untuk pindah ke apartemennya agar lebih dekat jika bekerja.

Semuanya berjalan tak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, tetapi sekarang mereka sudah memiliki fokus dan kesibukan masing-masing.

Hubungan Hema dan Wira masih sama, sedikit berkembang, seperti perhatian-perhatiannya. Jika Ipal dan Abi jangan ditanya lagi, masih layaknya lagu teman tapi mesra.

Bahkan di hari kelulusan Hema dan Ipal, mereka berlima; Abi, Ipal, Hema, Wira, dan Bima merayakannya di apartemen Wira.
.
.
.

[FLAHSBACK]

Malam itu adalah malam minggu bertepatan dengan malam tahun baru, Abi, Ipal, Hema, Wira dan Bima memilih untuk merayakannya di apartemen Wira daripada keluar yang pastinya Bali akan sangat macet sekali. Sekaligus mereka ingin merayakan kelulusan Hema dan Ipal.

Mereka di apartemen Wira sejak pagi Hari, jika berangkat sore akan takut terkena macet. Pukul 10 pagi semua anggota sudah lengkap.

Ternyata Wira lupa menyiapkan semua bahan-bahan yang sudah disepakati untuk mengabiskan malam itu, akhirnya Wira mengusulkan Abi, Ipal dan Bima pergi ke supermarket terdekat membeli bahan mentah.

Dia dan Hema akan pergi mengambil pesanan ‘minuman’ dan membeli beberapa makanan cepat saji dan beberapa cemilan di Mekdi untuk siang ini.

1 jam setelahnya Wira dan Hema sudah datang terlebih dahulu, mungkin sahabatnya itu mulai terkena macet, sebab arah ke supermarket terdekat lumayan ramai.

Selagi menunggu yang lain mereka berdua menyiapkan makanan dan cemilan yang dibelinya tadi, memindahkan ke dalam piring-piring. Hema yang sibuk memindahkan ayam goring tiba-tiba dikagetkan dengan Wira yang dari belakangnya berbisik;

“Selamat atas kelulusannya, Hema. Semoga lamaran kamu diterima di hotel Seminyak.” Lirihnya di telinga Hema lalu menyerahkan buket bunga daffodil yang mewakili sebuah harapan, kebahagiaan, kegembiraan.

Hema sungguh terkejut dengan apa yang dilakukan Wira, tapi pipinya bersemu merah. Ia baru pertama kali diberikan bunga oleh seseorang. Hanya bunga, bukan tas, bukan baju, bukan hal-hal mewah lain. Tapi sungguh, ini yang paling mendebarkan.

“Kak Cakra, ih apasih. Aku malu tau, tapi terima kasih ya kak. Semoga kakak juga diterima lamarannya di hotel.” Balasnya pada Wira dan ia menatap mata Wira penuh dengan kebahagiaan.

SWATAMITA [OFFGUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang