2 tahun kemudian-
Bali, Nusa Dua-"Selamat ya brader, nikah juga qe akhirnya setelah rambutnya beruban gini." Canda Bima.
"Babi qe, tapi makasih ya. Mana Alisa sama anakmu?" Tanya Wira.
"Tuh lagi ngobrol sama Ipal, biasa sambil nyemilin makanan." Tunjuknya pada seseorang wanita dan anak kecil yang tertawa riang didekat stand makanan bersama Ipal.
"Kirain tadi qe sama Ipal sing dateng ke acaraku. Lambat kali nok." Sindir Wira pada Abi.
"Iya sing ada ceritanya aku sing dateng, klee. Aku tadi sama Ipal ke bandara dulu anterin Ema." Ucap Abi santai.
Deg..
Saat itu juga Wira tak lagi menunjukkan senyumnya yang sedari tadi ia ukir diwajahnya. Mendengar nama Hema, seorang yang dulu pernah tinggal disisinya, seseorang malaikat yang berakhir ia sakiti dan tak pernah lagi menunjukkan sosoknya. Bahkan di hari pernikahannya yang ia harapkan undangannya melalui Ipal akan menghadirkan sosok itu dihadapannya kembali.
"Tadi dia titip salam buat qe, semoga selalu bahagia katanya." Lanjut Abi yang melihat keterdiaman Wira. Namun masih tak ada respon. Hingga-
"Makasih ya kak Abi, semoga dia juga bahagia. Sayang! kamu ini diajak biacara malah diem aja." Sanggah wanita cantik yang sedari tadi diam disisi Wira.
Ya, ia adalah Galuh. Widya Galuh Padmarani, seseorang yang hari ini resmi menjadi istri Wira.
"Ah, iya makasih Bi salamnya aku terima. Hehe maaf sayang aku gak fokus." Kata Wira cepat setelah lengannya disenggol oleh Galuh.
Benar, hari ini, setelah 1 tahun kepulangannya dari Sydney Wira mencoba lagi untuk mendapatkan Galuhnya, Galuh sang pemilik hati Wira. Hingga sekarang mereka memutuskan untuk menikah.
Lalu tiba-tiba mama Cakra datang membawa sebouquet bunga yang lumayan besar, ia memberikan bouquet itu pada Cakra tanpa mengatakan apa-apa namun tersenyum tulus.
Cakra yang bingung lalu menerimanya, disana ada kartu ucapan terselip diantara bunga terikat bersama kalung berliontin 'cakra'. Lalu ia membacanya,
Tertulis:
Dalam seikat bunga-bunga ini, aku bersyukur dan mendo'akan kebahagiaan atas pernikahan kalian. Tuhan merestui kalian, Swatamitaku.
-Hemacandra-"Terima kasih dan maaf Hema. Terima kasih karena dengan perjalananku bersamamu, aku bisa menemukan diriku, dan maaf karena perjalanan itu juga kamu harus kehilangan dirimu. Semoga Tuhan mengganti kesakitanmu dengan kebahagiaan yang tak terbatas. Sekali ini saja Hema, pertama dan terakhir aku akan mencoba bertiak lantang "Aku mencintaimu, Hema. Swatamitaku di pantai Kuta" meski tak ada satupun yang pernah mendengarnya, pun Hema." Batin Cakra dengan senyum kelegaan.
Sekarang dirinya telah menemukan kembali senjanya di pantai Melasti dengan pengorbanan malaikat yang sering dipanggil Hema.
Tak akan ada lagi Cakra, kini hanya ada sebuah nama yaitu Wira.
[FLASHBACK]
16 Desember 2023-
Sehari sebelum kejadian di Pantai Kuta, saat Wira menghabiskan waktu bersama mamanya setelah pesta ulang tahunnya."Sayang, gimana hubungan kamu sama Hema?"
"Baik, ma. Seperti biasa."
![](https://img.wattpad.com/cover/356877545-288-k830562.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SWATAMITA [OFFGUN]
Fanfic(Off-Gun) // BxB // Tamat Dipertemukan dalam sebuah kejadian yang menyakitkan, hati yang dipaksa utuh, Hema dan Wira mencoba membuka lembaran kisah baru. //Saat kita sedang berdua menunggu Swatamita. Aku menatapmu memuja, indah, kamu selalu indah, b...