8/b. Cakra dan Hema✨️

45 5 2
                                    

⚠️ berisi narasi panjang ±3000 kata ⚠️
Hope y'all don't get bored


==============================

Minggu ke-4 telah tiba...

Hari pertama-
-bersama Cakra dan Hema.
11 Desember 2023.

Semalam Hema menginap di apartemen Cakra, itu akan ia lakukan selama seminggu penuh.

Jam 6 pagi, Hema mengajak Cakra untuk sembahyang pagi bersama, membakar dupa dan berdo’a pada Tuhannya, agar semua kebahagiaan, kesehatan dan berkah Tuhan selalu mengikuti langkah mereka.

Setelah itu mereka memasak bersama. Roti panggang, telur mata sapi dan sosis menjadi pilihan untuk sarapan, menu simpel dan mengenyangkan.

Selesai dengan sarapannya mereka melanjutkan dengan jalan-jalan pagi dengan si hitam, tak ada tujuan hanya berkeliling kota, menikmati waktu berkendara berdua. Dan diakhiri membeli bahan masakkan di pasar tradisional.

Lalu siang hari mereka akan memasak menu favorit Hema yang diajarkan mamanya, yaitu ayam betutu dan urap favorit Cakra. Nanti makanan itu akan mereka jadikan bekal saat jalan-jalan.
Kemandirian yang telah lama mereka jalani membuat mereka terbiasa memasak untuk memenuhi perut, jadi mereka belajar sedikit-sedikit berbagai macam resep makanan. Bahkan Hema menemukan hobi baru yaitu membuat kue yang diajari mamanya, ia belajar disaat waktu libur di rumahnya.

Jam 3 sore mereka bersiap untuk pergi ke Pantai Melasti, kebiasaan mereka untuk mengunjungi pantai, bertemu dengan matahari terbaiknya. Waktu yang dibutuhkan sekitar 40 menit berkendara.

Kini Cakra dan Hema telah berganti boxer dan kaus tanpa lengannya, bersiap diri akan bermain dengan air asin Pantai Melasti. Saat kaki mereka sudah menyentuh air, tangan mereka yang bertaut, wajah yang saling bertatapan dan kepala yang dianggukkan sekali.

“1, 2, 3!!!” Teriak mereka serempak, lalu berlari ke tengah bersama dan bergelut dengan gelombang air laut yang cukup tenang, saling memercikkan air, berendam, berenang. Tubuh mereka basah menyatu dengan air laut, tawa yang tak pernah hilang dari keduanya.

Aku mencintaimu seluas lautan

Kamu adalah setenang-tenangnya laut dalam

Kamu adalah misteri yang aku peluk erat dengan gamblang

Tanpa peringatan

Dengan ketidaktahuan

Bahaya apa yang akan menelan

-zaa

.
.
.
Mereka telah selesai membersihkan diri, berganti pakaian. Cakra mengenakan baju pantai – Hawaiian shirt – yang kancingnya dibuka dan dalaman kaus putih, bercelana pendek. Style favorit Hema, Cakra dengan pakaian pantai adalah ketampanan yang tak tertandingi.

Hema mengenakan oversize t-shirt, celana pendek yang hampir tertutup panjang bajunya. Terlihat semakin kecil dan lucu, imut – kata Cakra – lalu dililitkan kain pantai di pinggangnya untuk menutupi paha.

Kain pantai yang dikenakan, Hema lepas untuk menjadi alas mereka duduk. Di buka bekal yang telah mereka siapkan tadi, dan menyantapnya sembari menunggu waktu swatamita. Hingga-

Tawa Hema yang berceloteh membuat matanya menyipit, lesung pipi yang malu-malu mengintip, dan rambut yang dibelai angin mengalihkan fokus Cakra pada keindahan Tuhan di hadapannya, jantungnya berdegub, darahnya berdesir meremangkan bulu. Hemanya indah.

SWATAMITA [OFFGUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang