2/b. Terkejut✨️

41 5 0
                                    

Sampai di sekolah, Ipal dan Hema berjalan menuju kelas dengan berceloteh hal-hal random A-Z.

Tiba-tiba tanpa disadari di lorong mereka bertemu dengan Rava (kalau kata Ipal si sialan) yang berjalan ke arah mereka. Rava tersenyum dan menatap ke arah Hema, namun yang ditatap hanya melanjutkan jalannya menatap ke depan seolah tak melihat siapapun di depannya.

Jika boleh jujur sebenarnya ia sangat senang, takut, marah, benci menjadi satu, ingin sekali menonjok wajah yang tidak tahu malu itu.

Ketika Rava ingin menyapa Hema tapi karena merasa diacuhkan dan tidak ada respon atas senyumnya, ia urungkan niatnya. Juga karena tau Ipal yang memelototinya dengan mulut yang komat-kamit mengancam dan siap menyemburkan kata-kata makian.

Sesampainya di kelas, mereka seegera mendudukkan diri di bangku dan Hema meletakkan kepalanya di atas meja bertumpu pada kedua tangannya.

Berpikir tentang mengapa Rava berada di area kelas jurusan perhotelan, padahal letak kelas jurusan tata boga jauh dari area itu. Jika itu dulu, maka ia akan bersemangat menemuinya.

Sungguh mood yang sudah dibangun sejak di rumah pagi tadi bersama orang tuanya langsung melebur seketika. Hanya dengan melihat 'seonggok' manusia itu.

"Qe kenapa, Ma? Gara-gara si sialan tadi ya?" cemas Ipal pada sahabatnya itu.

"Aku oke kok, sorry ya bikin khawatir. Gak tau kenapa pas liat dia selalu menguras emosi nok." Jawabnya sambil menghadap Ipal.

Ia hanya tak habis pikir kenapa dulu bisa terjerat rayuan mulut si cassanova sekolah.

"Udah lupain kejadian tadi. Gimana kalo pulang sekolah cari makan ke Mekdi? It's on me." Ipal mencoba mengalihkan pikiran Hema.

"Bener qe? Aku minta PaNas 2, nugget, mekfluri, sama apple pie 2 yaa."

"Glek" suara Ipal menelan ludahnya setelah mendengar permintaan si sahabat yang tak tau diri ini.

"Hah Gil-"
Ketika mulutnya terbuka untuk menanggapi... tiba-tiba...

"Eh, boleh gak kalo tambah bungkus nasi uduknya buat makan di rumah?" Cengir Hema dengan menunjukkan binar mata seperti puppy yang ingin dielus bulunya.

"Gl-glekk" rasanya tingkat kesulitan Ipal menelan ludahnya sendiri bertambah. Tak sadar matanya melotot.

"Gak boleh ya, Pal?" Matanya berkaca-kaca, duh dasar Hema siapa yang bisa menolak permintaan manusia imut yang minta ditimang-timang lalu dilempar ke Selat Bali ini.

"Nah-nah, terserah. Tante Catur (nama mama Hema) sing ngasih makan berapa hari sih? Rakus bener ciii." Jawab Ipal yang ikhlas tak ikhlas.

"Hahaha makasih Ipal, paling ganteng sekomplek deh." Ya moodnya ternyata sudah membaik teman-teman setelah memikirkan menu-menu Mekdi.

Bel tanda masuk berbunyi. Mereka mencoba fokus dan melupakan yang terjadi pada lorong tadi.

Hema senang, Ipal pun tenang.

Ralat,

Hema senang, Ipal pun PINGSAN.

"Aarghhhh!!! uang jajanku klee. Selamat tinggal calon es krim - es krimku, aku jemput 1 minggu kedepan yaaa." Batin Ipal menangis meratapi isi dompetnya yang akan diperas kasir Mekdi.

Ia sudah tak bisa fokus pada ajaran guru di depannya. Niatnya menghibur nyatanya ia sendiri yang butuh dihibur.

==================================

SWATAMITA [OFFGUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang