2/b. Fall✨️

37 3 0
                                    

Masih di Atlis Beach Club

==================================

Abi dan Bima memutuskan bergi kedepan lantai dansa, menari untuk bersenang-senang selagi memiliki waktu luang. Sayang, Wira tak suka menari tubuhnya akan sekaku tiang listrik jika dipaksa bergoyang.

Memilih untuk membuka room chatnya, melihat foto profil Hema. Setelah beberapa saat memutuskan untuk mengirim pesan yang sejak tadi diurungkan. Diteguknya dulu minuman digenggamannya, ia ingin memberi sedikit efek alkohol ditubuhnya.

 Diteguknya dulu minuman digenggamannya, ia ingin memberi sedikit efek alkohol ditubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membaca balasan terakhir Hema, Wira memilih untuk tidak membalasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membaca balasan terakhir Hema, Wira memilih untuk tidak membalasnya.

Atas dasar apa pertanyaan itu terlontar? Mengejeknya?

Sedikit tersingung, tapi kesadarannya sudah sepenuhnya kembali menghapus prasangkanya. Ia tak bisa menyalahkan atas pertanyaan yang fatal ini, itu murni ketidaktahuannya.

Pikirannya sekarang menelik jauh melayang pada kisah luka kemarin yang masih basah, sangat basah. Kenapa harus sekarang saat ia menikmati dunia malamnya.

Ia ingin pulang sekarang ke apartementnya yang di Denpasar, daripada harus pulang ke rumah yang lumayan jauh jelas karena ia juga sedikit merasakan efek alkohol masuk ke aliran darahnya.

Hiruk-pikuk alunan musikpun tak lagi menyengkan untuk didengar. Keputusannya bulat untuk segera memejamkan mata saja.

Ia meninggalkan sahabat-sahabatnya yang masih sibuk menyatukan tubuhnya dengan irama, tak lupa berpamitan melalui pesan agar mereka tak pusing mencari.

==================================

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

==================================

Sedikit pusing kepalanya sudah menyublim bersama uap hangat saat kegiatan mandinya.

Mata yang dipaksakan untuk terpejam, namun gagal. Ia ambil ponselnya berniat melihat lagi pesan terakhir Hema yang tadi sempat memberi efek pusing dan mual dibanding Don Julio Anejo-nya.

Apakah pesan mengandung alkohol kadar tinggi? TIDAK.

Wira saja yang tak memiliki resisten pada otaknya atas segala pikirannya sendiri yang lebih berbahaya dari sekedar alkohol 38%.

Agaknya resisten otaknya yang dibangun sedemikian tebal, beton-beton pun kalah tebalnya, mulai terkikis oleh 1 hal yang berbahaya.

Jika kamu salah menempatkan maka kamu hancur, jika benar maka kamu akan menjadi yang terkuat.

Hal itu adalah C-I-N-T-A.

Iya! Cinta yang mengikis resisten Wira, mencoba melemahkan seluruh badannya, dengan menggunakan pikirannya. Merubah menjadi manusia paling 'sakit' diantara yang sakit sebenarnya.
.
.
.
Sudah 3 bulan kurang 4 hari berlalu sejak hubungan dengan kekasihnya berakhir. Sebenarnya untuk apa ia mengingat sebegitu detailnya untuk hari yang harusnya cepat-cepat dikubur sebelum aroma busuknya mencemari udaranya.

Jika harus bertanya kesedihkan Wira makan bertanyalah pada si putih, sebab ia adalah saksi bisu yang mendengar patahan hati (atau remukan?) dan air mata Wira yang mana derasnya air terjun Sekumpul pun kalah telak.

Kalau tidak salah ia pertama kali menangis dulu saat dilahirkan, meminta ASI, terjatuh awal belajar naik sepeda, atau SMP saat diam-diam mendengar mamanya digunjing oleh saudara-saudaranya. Jika diingat itulah terakhir ia menangis dan memutuskan menjadi dewasa, menjadi mandiri, membahagiakan mamanya.

Ini? Apa sebenarnya yang terjadi?

[FLASHBACK]
- 3 jam setelah Wira diputuskan -

Sungguh puncak komedi dihidupnya. Diumur 20 tahun bahkan ia seperti tak punya malu lagi dihadapan mamanya mengadu dan tersedu-sedu, bagai anak yang tidak dituruti membeli kinderjoy. Bahkan menenangkan anak yang meminta kinderjoy lebih gampang 10x.

3 hari berturut-turut menangis, mogok makan, mogok mandi, mengurung diri dalam kamarnya. Agaknya Wira lupa dengan kamus di otaknya bahwa laki-laki harus kuat, dilarang menangis, harus bekerja keras, dan semua alasan untuk membuat mamanya bahagia. Itu isi kamus sudah menjadi pedoman hidupnya.

Hari ke-4 masih sama, namun mamanya pun akhirnya kehilangan juga pendiriannya untuk terlihat kuat melihat anak semata wayangnya yang dijaga bak berlian harus seperti pasien rumah sakit jiwa. Hati Ibu mana yang tidak mencelos?

Runtuhlah air mata yang sejak 4 hari yang lalu ditahannya. Bendungan yang ia bangun tak sekokoh itu.

"Sayang, Wira anak mama. Maafin mama sayang tidak bisa kasih Wira tempat pulang yang nyaman, buktinya Wira sudah 4 hari masih belum kembali jadi anak mama. Sudah ya, mama sedih liat Wira seperti ini terus, nak." Isak pilu mamanya yang terdengar balik pintu kamarnya.

Wira menangis lagi untuk kesekian kalinya. Mendengar mamanya menangis bukan karena gunjingan keluarga, namun karena dirinya. Sia-sia saja ia menggebu-gebu mendewasakan diri sejak dulu.

Jahat sekali Wira harus menyeret wanita yang selama 20 tahun dihidupnya dalam kepiluan, ikut menangis padahal bukan salahnya. Semua disebabkan seorang wanita lain yang baru dikenalnya 1,5 tahun saja.

Oh bodoh, sangat bodoh.

"Mama, maafin Wira ma. Mama jangan nangis ya, Wira sudah gak sedih sekarang." peluk Wira yang akhirnya keluar menemui sang mama di balik pintu, menahan tangisnya untuk tidak terdengar dan memeluk mamanya dengan erat.

Sekuat-kuatnya beton yang ia tumpuk di depan matanya agar tak mengeluarkan air mata. Namun, merasakan bajunya yang basah akibat air mata mamanya meruntuhkan pertahanannya, tubuh yang saling berpelukan merosot duduk diatas lantai.

Berpelukan, menangis bersama membagi kesedihan dan saling memberi ketenangan. Berbicara dengan air mata, Wira merasa mamanya sedang memberi tahu bahwa di sini selalu rumah yang selalu terbuka untuk anaknya. Tak lupa dielus-elus puncak rambut Wira anak kesayangannya.

Sudah seharusnya memang ia tidak larut dalam kesedihan ini. Toh ia masih memiliki mama yang sayang sekali dengannya. Itu saja sudah cukup.

Wira berjanji, ini terakhir kalinya menjadi lemah.

[FLASHBACK OFF]

SWATAMITA [OFFGUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang