(Off-Gun) // BxB // Tamat
Dipertemukan dalam sebuah kejadian yang menyakitkan, hati yang dipaksa utuh, Hema dan Wira mencoba membuka lembaran kisah baru.
//Saat kita sedang berdua menunggu Swatamita. Aku menatapmu memuja, indah, kamu selalu indah, b...
Ipal sangat khawatir dengan keputusan yang Hema buat.
Lalu sepulang kerja ia memutuskan untuk bertemu dengan Abi, untuk membicarakan tentang curhatan Hema kepadanya.
Menurutnya Abi harus tahu, ia harus mencari tahu tentang perasaan Wira bagaimana terhadap Hema, agar nantinya ia bisa menghentikan Hema jika Wira tak memiliki perasaan yang sama. Untuk mencegah sahabatnya itu dari sakit hati, lagi.
Ipal saat ini sedang berada diparkiran sebuah café tempat ia dan Abi membuat janji temu. Tapi Ipal melihat di meja paling pojok, Abi tidak sendiri ada Bima yang sedang mengobrol dengannya.
Yah, mungkin tidak mengapa cerita ini didengar oleh Bima juga toh dia adalah sahabat Wira. Siapa tahu ia juga akan membantu.
“Udah dari tadi kalian?” tanya Ipal pada mereka dengan menarik kursi di sebelah Ipal.
“Eh udah dateng, enggak kok mungkin 10 menitan, tadi ketemu Bima pas mau jalan kesini aku ajak sekalian, gakpapakan?” Tanya Abi.
“Gakpapa, mungkin Bima juga bisa bantu sama yang mau aku ceritain.” Abi dan Bima mengangguk meng-iyakan.
Mereka sudah memesan makanan ringan dan minuman, tadi Abi yang memesankannya sebelum Ipal sampai.
“Jadi gini, tadi Hema chat aku minta pendapat yang berkaitan sama Wira-“ ia mulai bercerita, dan menatap Abi serta Bima bergantian. “Kalian juga pasti udah pada sadar dan tau kalau Hema udah suka sama Wira dari lama-” Abi dan Bima mengangguk meng-iyakan.
“Hema tadi tanya pendapatku gimana kalau misal dia mau nyatain perasaan duluan, aku bilang ke dia buat suruh mastiin dulu perasaan Wira udah sepenuhnya lupa apa belum dengan mantannya itu. Kata Hema Wira udah gak pernah bahas lagi tentang Galuh. Tapi aku masih takut aja nanti Hema bakal kecewa.” Ungkap kegundahaan hati Ipal.
“Emang sekarang hubungan mereka seperti apa?” tanya Bima.
“Iya seperti biasa, tapi yang aku tau Wira sama Hema sering keluar bareng kalau weekend, kadang Wira juga main ke kost. Dia lebih perhatian sama Hema. Makanya Hema anggep si Wira ada rasa, dia udah keburu baper duluan.” Kata Ipal menjelaskan.
“Hmmm, gimana ya, Wira gak mau terbuka sama kita. Kita aja gak tau kalau dia sering main sama Hema sendirian.” Kata Bima dan diangguki Abi.
“Makanya aku mau kalian coba cari tahu gimana perasaan Wira ke Hema, biar sebelum Hema nyatain perasaannya duluan aku bisa nyegah dia dari sakit hati misal memang Wira gak suka.”
“Yaudah kamu tenang dulu ya, nanti kita coba buat cari tahu. Kira-kira kamu tau emang kapan Hema mau nyatain?” tanya Abi.
“Sing, aku juga tadi sing tanya dia. Tapi kemungkinan pas mereka ketemu sih, mungkin hari Sabtu besok kalau gak Minggu.” Kata Ipal dengan cengirannya. Yang diberi tahu hanya melotot dan Abi mukul pelan bahu Ipal.
“Dasar, besok kan hari Sabtu udahaan. Gimana aku sama Bima mau janjian kalau mendadak.” Sahut Abi gemas.
“Aku juga sing tau, atur ajak kalian gimana. Aku gak mau tau harus cepet.” Sanggah Ipal, teguh pada kemauannya.
Abi dan Bima hanya menggaruk-garuk kepalanya yang sudah gatal dengan permintaan Ipal.
Akhirnya malam itu juga mereka membuat janji, sepulang dari cafe.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.