2/b. Reminiscent✨️

40 5 0
                                    

Dinyalakan lilin aromatherapy vanilla mint disamping bathtub yang setengahnya sudah Hema isi dengan air hangat. Manis dan powdery dari bathbomb yang dimasukkan ke dalam air tak mau kalah menguarkan aromanya.

Aroma-aroma yang saling berlomba keluar menyeruak hidung Hema. Ia ingin segera berendam, menghirup dalam-dalam aroma vanila yang membuatnya relax.

Dibuka baju yang membalut tubuhnya, ia berjalan menuju 'surga' di depannya. Oh sungguh hangat dan menenangkan.

Ponselnya memutarkan lagu Yiruma - Reminiscent (yang mengingatkan atau kenang-kenangan). Bukan maksud ia ingin mengingat Rava, namun denting piano yang mengalun memang cocok untuk sekarang.

Dihirupnya aroma vanila mint lagi, berharap hidungnya dapat mengedarkan ketenangan dari aroma itu ke otaknya lalu disalurkan ke setiap otot-otot tubuhnya.
.
.
.
20 menit berlalu, Hema memutuskan untuk menyudahi kegiatan berendamnya. Segera ia bilas tubuhnya dan mengenakan piyamanya.

Pukul 21.10 WITA, setelah merebahkan tubuh diambil ponsel disampingnya, ia berniat untuk mengirim pesan pada Ipal, bercerita tentang Wira yang tadi berbalas pesan dengannya.

Semoga mengobrol dengan Ipal dapat mengalihkan rasa sedihnya yang masih terasa.

Semoga mengobrol dengan Ipal dapat mengalihkan rasa sedihnya yang masih terasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benarkan pikirnya, sahabatnya itu sangat pandai menghibur dengan kecerewetannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benarkan pikirnya, sahabatnya itu sangat pandai menghibur dengan kecerewetannya.

Oh, pas sekali ia ingin menghangatkan tubuh dan melupakan sejenak isi kepalanya. Ipal agaknya memang tau keadaan sahabatnya sekarang, alkohol sangat dibutuhkan Hema.

"Tok..tok..tok.." suara pintu kamar Hema.

"Masuk aja, Pal." Sahutnya dari dalam kamar

"Wih, udah siap mau tidur aja qe."

"Sing, aku habis mandi. Tadi siapa yang bukain pintu depan?" Tanya Hema.

"Ada Om Ajik (papa Hema) masih nonton tv tadi."

"Oh oke. Mana birnya nok?.

"Loh, qe mau minum sekarang? Besok sekolah ci." Ipal mengingatkan.

"Nah-nah, tau aku cuma pengen angetin badan. 1 botol bir Singaraja aja gak bikin mabok, Pal. Yuk, qe juga temenin."

"Kenapa lagi qe? Habis chat sama Wira kok malah galau." Tanya Ipal penasaran.

"Dih siapa galau. Orang biar relax tidurnya. Jadi mau gak ci banyak kali tanya."

Meski ia tahu Hema memang kadang kala 'minum' sedikit sebelum, tujuannya memang menghangatkan tubuh dan membantu relax saat tidur.

Tapi sekarang dari raut wajahnya menunjukkan bahwa Hema sedang sedih. Yah, lebih baik tidak usah ditanya kalo memang ia tak mau bercerita.

"Oke, gas-in ajalah." Ipal setuju untuk menemani Hema. Toh memang benar jika hanya sedikit tidak ada efek apa-apa.

Akhirnya mereka 'minum' dengan Hema yang menyediakan kacang kulit, sambil berceloteh, bergosip tentang tetangga-tetangga mereka atau teman sekolah. Tak lupa kelucuan Abi si badluck yang selalu menarik menjadi bahan gunjingan mereka walau sekelebat saja.

SWATAMITA [OFFGUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang