26. Hari yang ditunggu-tunggu

12 3 0
                                    

Kasih menerbitkan senyum kala baju brukat miliknya sudah kembali dengan hiasan yang Teteh sarankan sebelumnya. Kasih berjalan menuju kamar untuk mencoba baju tersebut dan wahhh!

Sepertinya Teteh cocok untuk menjadi seorang desaigner,Kasih akhirnya turun kembali dengan brukat yang menempel di tubuhnya.

"Ini cantik banget,aku suka,makasih ya Teteh,"ucap Kasih gembira,ia memeluk Teteh karena baju yang ia beli dengan harga yang lumayan murah itu kini terlihat jauh lebih elegan.

Kasih memutar tubuhnya,besok adalah hari yang ditunggu-tunggu olehnya. Setelah sekian lama,ia bisa bernapas lega kali ini.

Kasih menghubungi Natasha dan memberitahu bahwa ia sudah mendapatkan brukat. Ia hendak mengantar Natasha mencari baju tapi katanya Ia sudah dikirimkan baju dengan desain paling mewah oleh Candra.

Kasih kembali dengan baju santai,ia pergi ke kolam renang yang berada di belakang rumahnya. Ia ingin menenangkan pikirannya yang terasa berat akhir-akhir ini. Pernyataan yang Abiar ucapkan saat itu masih membekas di kepala Kasih. Ia tidak tahu maksud sebenarnya dari... pernikahan antara dirinya dan Abiar.

Pantas saja ia melihat kilat khawatir dari wajah Ayah saat ia berada di rumah sakit,melihat betapa bersalahnya ia pada Kasih karena telah memisahkannya dari Andara.

Kasih tiba-tiba merasa sesak,ternyata Ayah begitu menyayanginya,ia tidak ingin Kasih terluka karena ulah musuh Papa Andara. Tapi disisi lain,Kasih merasa Ayah jahat karena telah membuat ia meninggalkan Andara dalam susah seperti ini.

Kasih melihat nomor Andara yang tertera,ia bergerak menghubungi Andara.

Terdengar bunyi dering yang menandakan bahwa ponsel Andara aktip,tak lama panggilan terangkat.

Kasih menahan napas,ia sebisa mungkin menetralkan suaranya. Berharap bahwa Andara akan mengucapkan sepatah kata saja untuk mengawali pembicaraan.

"Andara?"

Akhirnya Kasihlah yang mengawali obrolan karena selama beberapa detik Andara tidak bersuara.

"Kamu tahu?hal yang paling aku rindukan selama ini... kamu memanggil nama aku,"ucap Andara dari seberang sana. Terdengar suara ramai orang yang menandakan bahwa Andara tidak sedang berada di rumah.

"An,aku mau ngasih tahu sesuatu sama kamu,"ucap Kasih. Masih tersimpan rasa yang membuatnya tak bisa menghilangkan segala imajinasinya tentang Andara.

"Apa?"tanya Andara. Kasih menghela,ia tersenyum getir,"aku wisuda besok."

Terdengar hening,Andara tidak bersuara sama sekali. Hanya terdengar hiruk pikuk orang-orang.

"Selamat." Andara mengucapkan satu kalimat setelah terdiam cukup lama.

"Aku pikir kamu memberi aku kabar bahwa kamu... siap aku bawa pergi,"ucap Andara dengan nada rendah.

"Hahaha,aku nggak bisa ngasih kamu kebahagiaan seperti suami kamu,aku turut senang dengan keberhasilan kamu,selamat ya?" Kasih mengatupkan mulutnya,ia menunduk.

"Maaf,"lirih Kasih. Ia tidak bisa menjelaskan semuanya.

"Kasih?"panggil Andara. Kasih mendongak,ia merasa asing dengan panggilan Andara untuknya.

"Iya?"

"Kamu tahu?hal terindah yang pernah aku alami adalah kebersamaan saat bersama kamu,nggak akan pernah terganti oleh apapun dan siapapun,jadi jangan pernah meminta maaf atas keputusan kamu yang memilih untuk... pergi dari aku?justru aku yang berterimakasih karena bidadari cantik seperti kamu mau singgah dalam kehidupan aku yang... mengenaskan?akan memalukan jika aku terus mempertahankan hubungan yang membuat kamu menderita walaupun aku tahu kamu ikhlas melakukan semuanya,"ucap Andara panjang lebar.

Bawah AtapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang