35. Membawa Andara

13 2 2
                                    

"Kamu gila?!"teriak Natasha. Semua orang kini memusatkan perhatian kepada keduanya. Natasha menggeleng tak paham dengan pemikiran gadis itu.

"Oke gini." Natasha mencoba meredam emosi,di hari pernikahannya ia tak boleh seperti ini. Namun,kenapa Kasih membuat keputusan dengan gegabah?

"Apa yang kamu pikirkan saat mengatakan itu?saat menjanjikan hal itu?"tanya Natasha. Kasih kini terlihat menatap kedua mata Natasha dalam,"kesembuhan Andara,rasa bersalah aku,dan rasa sayang yang masih jelas ada di dalam hati aku—maksud aku bukan rasa sayang saat kita pacaran tapi rasa sayang aku sebagai satu-satunya orang yang menjadi penyangganya,"jawab Kasih. Ia menggenggam tangan Natasha,Kasih tersenyum begitu melihat wajah Natasha yang kini berubah kembali damai.

"Aku merasa aku harus menyelesaikan apa yang aku mulai,meninggalkan Andara hanya demi keselamatan aku?lalu siapa yang bertanggung jawab atas apa yang Andara alami sekarang?jelas aku."

"Kamu nggak harus menanggung semua ini Kasih,"tekan Natasha. Kasih mengangguk,ia melihat sekitar. Beruntung Kasih datang agak sore sehingga sudah tidak ada lagi orang yang mengajak Natasha bersalaman.

"Dan kamu bilang tadi Andara sakit?kamu tahu se-berbahaya apa Andara nanti?lihat kondisi kamu,kamu lagi hamil!"ucap Natasha gemas sendiri. Lain dengan Abiar dan Candra.

"Gimana kondisi mantan dia?"tanya Candra. Ia mulai melacak ponselnya,melihat titik Andara berada.

Abiar mengusap wajahnya,ia frustasi.

"Gue gatau kalo keputusan gue untuk menikahi Kasih akan membuat hidup seseorang sampai gila seperti ini,sumpah gue nggak tahu,"sesal Abiar. Candra menatapnya,ia kini tahu sebesar apa rasa cinta Abiar pada Kasih. Kasih itu... memiliki pesona yang mampu membuat siapapun jatuh. Jika Candra tak menyukai Natasha mungkin ia juga akan jatuh pada Kasih.

"Jika gue di posisi Andara pun,gue yakin akan bernasib sama—atau malah lebih dari itu." Abiar menatap Kasih yang sedang mengobrol dengan Natasha.

"Lo ada rencana?"tanya Candra. Abiar mengangguk,"ada."

"Apa?"tanya Candra membuat Abiar menoleh,ia menatap Candra,"bawa Andara ke Singapura untuk berobat,gue percaya sama lo,dia akan sembuh disana tanpa kehadiran Kasih." Abiar mengatakan rencananya. Ia melihat Natasha,"Natasha cukup dekat Andara,dia bisa sembuh,jika Kasih yang membantu Andara sembuh,sampai kapanpun Andara nggak akan pernah sembuh,"tambahnya.

Candra mengangguk-angguk,"bukan sesuatu yang sulit,tapi gue akan coba bawa Andara bersama gue,"ucap Candra.

"Andara memiliki potensi untuk bergabung bersama perusahaan gue saat dia sembuh,gue akan menjanjikan kesembuhan dia,"ucap Candra kini beralih berjalan mendekat kearah Natasha yang tampak syok saat sudah berteriak tadi.

"Sudah selesai gosipnya?"tanya Candra. Natasha dan Kasih tergelonjak kaget. Kedua gadis itu menatap Candra horor.

"Kamu ngagetin ih!!"kesal Natasha. Candra terkekeh,"maaf-maaf."

"Jadi gimana?udah ngerumpinya?"

Natasha menatap Kasih,"nanti kita bicara lagi,kamu nikmatin hidangannya yaaa,"ucap Natasha mengecup pipi kanan Kasih lalu berjalan bersama Candra kembali ke panggung resepsi.

"Yang,"panggil Candra. Natasha yang mencoba untuk kembali tersenyum itu sedikit menyerongkan tubuhnya.

"Kenapa?"tanya Natasha. Candra kini menyuruh gadis itu untuk duduk di sofa resepsi. Natasha memperhatikan Candra dengan serius.

"Ayo kita bawa Andara ke Singapura,kita perbaiki hidup dia di sana."

Natasha membulatkan matanya,"ka-kamu—"

"Aku tahu semua,aku yang menyuruh orang untuk melindungi Andara dari para musuhnya,aku tahu Andara punya potensi untuk mengembalikan perusahaan Papanya yang bangkrut,"jelas Candra.

Natasha mengangguk,"itu ide bagus,aku nggak setuju saat Kasih mengatakan dia yang akan menemani Andara,aku nggak bisa membayangkan bagaimana ke depannya,aku meninggalkan sahabat aku bersama orang yang sakit?"kesal Natasha begitu mendengar tentang rencana gadis itu.

"Kasih itu... dia terlalu menyayangi Andara,mau bagaimanapun Andara tetap sebagian dari masa lalunya—sebagian besar."

Natasha menghela,"ayo bawa Andara,kita coba benahi hidupnya."

"Yang berantakan karena kehilangan Kasih."

***

Kasih sedikit berjenggit saat tangan Abiar merangkulnya. Kini mereka masih berada di pernikahan Natasha.

"Ngelamunin apa sih?"tanya Abiar dengan pipi yang ia simpan di puncak kepala Kasih. Kasih sedikit mendongak untuk melihat Abiar.

"Aku nggak ngelamun,"bantah Kasih. Ia tak melamun,hanya sedang berpikir.

"Oh ya?terus kenapa?"tanya Abiar lagi. Ia melihat Candra dan Natasha yang kini mempersiapkan bunga untuk dilempar.

"Mau gabung?"canda Abiar begitu melihat para gadis bergerombol untuk mendapatkan bunga itu. Semua orang menunggu siapa yang akan mendapatkan bunga itu.

Kasih memutarkan bola matanya,"ngapain?aku punya kamu."

Abiar terkekeh,ia kembali menyimpan dagunya di kepala Kasih. Memeluk gadis itu dari belakang. Menyaksikan seorang gadis yang bersorak saat mendapatkan bunga itu.

"Kita pulang aja yuk?aku udah capek banget,"ajak Kasih. Abiar menurut,mereka berdua kini naik kembali ke atas panggung.

"Natt aku pulang yaa cape banget gatau kenapa,"pamit Kasih yang kini terlihat kelelahan dengan peluh sebesar biji jagung di keningnya.

"Efek hamil mungkin,kamu jangan kecapean ya,hati-hati di jalannya,"ucap Natasha memeluk Kasih sebentar. Kemudian Kasih menatap Candra,"Kak Can balik dulu yaa awas jagain sahabat aku!"

Candra memberikan pose hormat pada Kasih,"siappp komandan!"

Kasih tertawa,ia pun akhirnya kembali turun setelah Abiar berpamitan pada keduanya.

"Kamu masih mau kerja?"tanya Abiar sembari membuka pintu mobil untuk Kasih,Kasih mengerucutkan bibirnya,"kamu nanyaaa?"

Abiar menghela,"kan kamu lagi hamil cintaakuuu,"ucap Abiar sembari memasangkan seatbelt Kasih. Lalu berjalan memutar untuk masuk ke kursi kemudi. Kasih memandang Abiar,"ya kerja lah!aku cape-cape kuliah buat apa Mas?"

"Iya tapi kan kondisi kamu—"

"Aku cuma hamil Mas bukan lumpuh!"potong Kasih tidak habis pikir,ia mendelik melihat Abiar yang sekarang sedang merancang kata untuk membalas Kasih.

"Kamu harus banyak istirahat,"ucap Abiar lagi. Kasih memainkan radio untuk memecah hening di dalam mobil. Kasih tak menjawab,ia melihat Abiar lagi,"kan malem istirahat Mas,udah deh yaa jangan bikin seolah aku tuh lemah,aku kuat kok."

Abiar pasrah,"oke-oke kalo ada apa-apa kamu bilang ke aku,"pasrahnya. Abiar sudah cukup lelah hari ini untuk berdebat dengan Kasih. Ingin segera pulang dan merebahkan tubuhnya.

Kasih melihat ponselnya,ia memosting foto yang diambilnya saat bersama Natasha tadi. Kasih tersenyum melihat Natasha begitu cantik,"beruntung banget Candra punya istri secantik Natasha,"celetuk Kasih. Abiar ikut mengintip foto itu,"aku juga beruntung punya istri secantik kamu."

Kasih menatap Abiar,"oh iya?kalo gitu kamu gaakan nempel-nempel sama Kak Tari kalo kamu bersyukur punya aku."

"Aku sama Tari nggak ada apa-apa Sayang,"ucap Abiar. Mungkin karena efek hamil Kasih jadi sedikit sensitif seperti ini?

"Tapi kamu bareng dia terus di kantor,aku lihat kemarin waktu kerja,"ucap Kasih lagi. Abiar sudah lelah sungguh. Ia sudah tidak sanggup menanggapi ucapan Kasih.

"Iyaa maaf ya sayang,aku gaakan bareng dia terus." Abiar mengalah,ia memilih untuk menurut saja daripada Kasih marah padanya.

Huh,ternyata Kasih saat hamil... sangat menyebalkan.

Bawah AtapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang