5. Pernikahan

20 4 0
                                    

Gadis dengan gaun pengantin berwarna putih bersih yang terbalut di badannya itu menunduk dalam. Hari ini seharusnya hari yang bahagia untuk dirinya,acara yang dinantikan banyak wanita itu kini terjadi padanya. Keluarganya datang untuk menyambut kebahagiaannya.

Namun, ia merasa tak mendapatkan kebahagiaan apapun malam ini,semegah dan semewah apapun. Dia merasa kosong. Matanya menatap setiap tamu undangan yang datang dari balik jendela yang terpasang di ruangan tersebut. Ia bertanya,haruskah acara ini terus berlanjut?

Menggeleng lemah,gadis itu hanya menatap dirinya dengan pandangan kosong,tak ada harapan ataupun keinginan lebih untuk dirinya malam ini. Yang seharusnya setiap perempuan pasti berharap hari penting itu berjalan lancar tanpa kendala,ia justru ingin sesuatu terjadi dan menghentikan segalanya.

"Kasih." Suara lembut itu masuk ke indra pendengaran si gadis. Lelaki tersebut menyibak gorden lalu masuk perlahan.

Suara pantofel yang ia gunakan menjadi waktu yang tersisa untuknya melihat ratu malam ini.

Kasih Amora,gadis itu mendongak. Air mata meluncur begitu saja kala melihat pria dengan kemeja putih yang sekarang mendekat kearahnya. Rambutnya tertata dengan rapi seperti dirinya yang akan menikah malam ini. Harum aromanya menguar begitu ia mendekat,parfum favorit Kasih yang sengaja ia berikan kepada Andara.

Ia begitu merindukan lelaki itu. Merindukan suaranya yang beberapa hari ini tak pernah ia dengar,merindukan sosoknya yang seakan menghilang akhir-akhir ini.

"An...." Kasih bangkit,memeluk tubuh kekar Andara. Pelukan itu masih sama,seseorang yang begitu Kasih inginkan tetap sama. Hanya Andara. Helaan napas sesak ia keluarkan,bingung bagaimana Kasih harus menghadapi dunia setelah ini.

Andara mematung,dengan perasaan tak keruan. Akhirnya ia membalas pelukan setelah terdiam cukup lama. Dekapan yang mungkin setelah ini tak akan dapat ia rasakan lagi,Andara menutup matanya,merasakan setiap kehangatan yang menjalar ke tubuhnya. Apa Kasih tahu bagaimana segila Arbian saat ini?

"Aku nggak mau nikah,nggak mau!" Kasih mempererat pelukannya,dan itu mampu membuat seorang Andara ikut larut dalam suasana yang Kasih ciptakan. Tangan mungil itu mencengkram erat kemeja yang Andara kenakan.

Andara mengelus rambut hitam legam itu,mencium puncak kepala dengan aroma yang menenangkan,sesaat Andara lupa akan masalah yang sedang mereka hadapi,"jangan seperti ini Kasih,"lirih Andara,yang sebisa mungkin menahan tangisnya. Ia menatap sekitar,tak ada seorangpun yang masuk ke ruang rias ini. Ia tatap Kasih yang semakin cantik dengan make up.

Bagaimana mungkin dia bisa semudah itu memberikan kekasihnya kepada orang lain?

"Ayo kita pergi,bawa aku,kita mulai semuanya dari awal,"ucap Kasih bersungguh-sungguh. Ia mampu berlari walaupun gaun yang ia pakai sedikit berat. Kasih sanggup jika ia harus meninggalkan segalanya demi bersama Andara.

Andara menggeleng keras mendengar hal konyol yang terucap dari bibir gadisnya. Ia menangkup wajah Kasih dengan senyum yang mampu menenangkan. Mata yang selalu menatap Kasih dengan tatapan memuja,Andara mendekat,satu kecupan ia titipkan pada Kasih. Kecupan terakhir kali sebelum gadis itu menjadi milik orang lain.

"Sayang,ini semua takdir,"ucapnya dengan mata yang memerah. Menatap mata coklat yang kini menatap penuh harap kepadanya. Tatapannya kini kembali meredup,Kasih akhirnya hanya mampu mengangguk kecil,"Ya,ini semua takdir."

Andara mengelus pipi yang memerah itu dengan ibu jarinya,hal yang selalu lelaki itu lakukan jika Kasih sedang bersedih. Banyak sekali kenangan yang harus keduanya kubur mulai malam ini.

Bagaimana mungkin Andara bisa menyerahkan gadis itu untuk Pria lain?gadis sempurna yang ia temukan dengan radarnya harus menjadi milik orang lain?

Lelaki memang pandai menyembunyikan kesakitannya dibanding perempuan dan hal itu terjadi sekarang. Kasih yang telah terisak hebat sedangkan Andara yang menenangkan walaupun jauh dilubuk hatinya,ia tersiksa lebih dari gadis itu. Lebih dari apapun,Andara tidak pernah merasa se-kacau ini.

Bawah AtapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang