Abiar keluar dari mobil,tersenyum kearah Kasih yang menunggunya di gerbang,Kasih yang menggunakan kemeja dengan rok panjang dipadukan dengan tas selempang itu terlihat amat sangat cantik di matanya.
Abiar semakin mendekat,seluruh pasang mata menatap Abiar yang terlihat asing di deretan para mahasiswa. Kasih tidak tahu keberadaan Abiar namun karena fokus pada ponselnya. Setelah sampai di hadapan Kasih,lelaki itu memeluk wanitanya dari depan,menggoyangkan tubuh mereka berdua ke kanan dan ke kiri.
"Aku kangen banget,"ucap Abiar. Kasih terkejut dengan perlakuan Abiar barusan. Ia membalas pelukan Abiar setelahnya mendorong tubuh kekar lelaki itu.
"I—iya Mas,lepas!"kesal Kasih. Kini gadis itu mendongak dengan wajah memerah,"Mas Abiar nyebelin."
Abiar segera menjauh,kemudian terkekeh sembari mengusak rambut panjang Kasih yang tetap terawat walaupun istrinya sedang di sibukkan dengan skripsinya.
"Sebentar lagi aku sidang,kamu harus dateng!"ucap Kasih dengan telunjuk terangkat,mengarah pada Abiar.
Abiar memberikan gestur hormat,"siap tuan putri!"
Kasih tertawa,merangkul Abiar yang jauh lebih tinggi darinya. Banyak pasang mata yang menatap kearah keduanya,pertanyaan timbul di benak mereka tentang hubungan Kasih dan Andara,apa mereka telah selesai?setelah rumor bahwa Andara keluar dari kampus lalu kini Kasih dijemput pria lain.
"Gimana hari ini?lancar?"tanya Abiar. Kasih menoleh lalu mengangguk kecil,"ya,ada sedikit masalah sebenernya tadi tapi gapapa."
"Masalah apa?"tanya Abiar. Kasih menoleh kemudian menggeleng,"cuma masalah biasa."
"Oke,kita mau kemana hari ini?"tanya Abiar. Merangkul gadis itu.
"Aku mau ke resto temen kamu yang lusa lalu." Kasih memberikan rekomendasi. Abiar tampak berpikir,"boleh,berangkat sekarang?"
"Ayooo." Kasih menarik Abiar masuk kedalam mobil. Abiar membantu Kasih memakaikan sealtbet.
Kasih melihat-lihat sekeliling,jaraknya lumayan dekat kata Abiar. Kasih menatap Abiar yang fokus menyetir dengan sesekali mengusap punggung tangannya.
"Kayanya aku mau nerima tawaran kamu buat kerja di kantor kamu." Abiar menggerakan kepalanya cepat,"serius?"
Kasih mengangguk cepat,wajah Abiar berubah berseri,"oke,aku akan urus semuanya."
Bersamaan dengan itu mobil mereka sampai di tempat tujuan. Kasih keluar terlebih dahulu. Memperhatikan restoran yang cukup mewah menurut Kasih,tempatnya juga strategis.
Abiar menyusul,kemudian keduanya berjalan masuk kedalam restoran dengan bergandengan.
Pelayan datang,Kasih dan Abiar memesan makanan yang keduanya pilih.
Kasih mengeluarkan ponsel miliknya,kemudian mengambil gambar dirinya sendiri. Abiar yang berada di hadapan Kasih pun terkekeh,ikut mengeluarkan ponsel miliknya dan mempotret Kasih tanpa sepengetahuan gadis itu.
Kasih melihat sashimi miliknya datang,ia terlihat antusias dan itu tidak luput dari pandangan Abiar. Istrinya itu sangat manis dan imut saat makan seperti itu.
Abiar bersyukur memiliki Kasih,bersyukur karena Tuhan mempercayakan Kasih kepadanya.
Kasih bertepuk tangan begitu makanan masuk kedalam mulutnya,menurut Kasih makanan kali ini makanan Jepang paling enak yang pernah Kasih rasakan.
"Ini enak,enak banget,"puji Kasih. Ia melihat beberapa makanan lain yang belum masuk ke mulutnya.
"Katanya resto Ini punya temen kamu ya?boleh aku ketemu sama dia?"tanya Kasih meminta izin. Ia ingin sekali melihat teman Abiar.
Abiar mengangguk kemudian beranjak dari duduknya. Tak lama Abiar datang kembali dengan seseorang.
Badannya tegap,rambutnya sedikit gondrong. Tersenyum kearahnya.
"Halo,"sapanya. Kasih berdiri,kemudian tersenyum,"halo."
"Aku Kino,pemilik resto ini,"ucapnya mengenalkan diri. Kino mengulurkan tangannya yang tentu dijabat oleh Kasih,"aku Kasih,istri Mas Abiar."
Kino sedikit mengerutkan keningnya,ia menoleh kearah Abiar yang tersenyum teduh.
"Yar yang kemarin itu bukan istri lo?"tanya Kino membuat senyum Abiar luntur,tergantikan dengan raut penasaran,"yang kemarin?siapa?"tanya Abiar tidak ingat sama sekali.
"Itu loh yang kemarin,"ucap Kino mencoba mengingatkan. Abiar ingat kemudian menepuk bahu Kino,"itu asisten gue No!"
Kino merasa tidak enak pada Kasih,ia tersenyum,"eh maaf,tapi istri lo cantik juga,salam kenal Kasih." Kasih yang semula begitu semangat kini sedikit meredup.
"Salam kenal juga Kak Kino."
Ternyata Abiar pernah membawa seseorang kemari. Kino kini sudah bergabung duduk bersama mereka.
"Gimana proyek lo sama Candra?lancar?"tanya Kino. Kasih turut memperhatikan pembicaraan keduanya. Abiar mengangguk setelah menyuapkan sashimi ke mulutnya.
"Lancar,walaupun kemarin Candra pernah berencana membatalkan perjalanannya kembali ke Singapura,"ucap Abiar memberitahu.
Kino membelalakan matanya,terkejut karena Candra itu justru paling susah untuk kembali ke Indonesia dan kini lelaki itu malah enggan untuk pulang?
"Kenapa dia sampai begitu?"tanya Kino tidak menyangka. Ia memutar-mutar bolpoin yang dibawanya.
"Perempuan,dia suka sama temannya Kasih,"jawab Abiar sembari matanya mengisyaratkan pada istrinya.
Kino yang tadinya terkejut,kini semakin terkejut,"dia suka sama perempuan?"
Kino tertawa cukup kencang karenanya,Kasih yang agak heran pun memberanikan diri untuk bertanya,"memang Kak Candra kenapa kalo suka sama perempuan?"
Kino menjerat tawanya,ia menoleh kearah Kasih,"Candra itu paling susah suka sama perempuan,"ucapnya.
"Dan,temen kamu sampe bisa bikin dia nggak mau pulang ke Singapura itu suatu hal yang luar biasa buat kita." Kasih mendengarkan,ternyata Candra memang menyukai Natasha.
***
Kantor sedikit ricuh karena kabar yang Tari ungkapkan beberapa hari lalu mengenai Abiar yang sudah menikah.
Termasuk beberapa karyawan yang dibuat patah hati karenanya. Mereka cukup kecewa namun juga ikut senang atas kebahagiaan bos mereka.
"Waduh,gimana nih Tar?"goda Erna yang kini berada disamping kubikelnya. Tari melirik Erna,"apa?"
"Pak Abiar sudah punya istri,dan orang pertama yang dia beritahu adalah kamu,apa kamu masih mau melanjutkan perjuangan kamu untuk mendapatkan Pak Abiar atau... menyerah?"tanya Erna ingin tahu. Tari memiringkan senyumnya,ia terkekeh,"tentu saja... aku akan mendapatkan Pak Abiar apapun yang terjadi Erna."
Tari menghentikan pekerjaannya,berbalik untuk melihat Erna,"aku percaya diri aku sendiri,istri Pak Abiar mungkin tidak ada apa-apanya sama aku,dan Pak Abiar bilang sesuatu yang membuat aku yakin mereka akan bercerai,"katanya. Tari kembali mengingat ucapan Abiar yang mengatakan bahwa ia tidak memberitahu karyawannya karena takut ia kembali sendiri.
"Mungkin aku harus sedikit lebih ekstra lagi untuk mendapatkan Pak Abiar,"tambahnya mulai bangkit dari duduknya. Menarik napasnya,kemudian mengangkat dagunya dengan angkuh.
Ia membuka blazer miliknya dan memperlihatkan lekuk tubuhnya.
"Dengan cara menggodanya,mungkin?"
Erna membulatkan matanya,"jangan gila Tar!"
Tari kembali duduk dengan wajah kecewa karena jawaban Erna.
"Kenapa?kamu baru tahu aku gila?dari dulu kamu kemana aja?"kekeh Tari dengan wajah sinisnya.
"Istri Pak Abiar itu tidak akan ada apa-apanya dengan aku,aku akan rebut Pak Abiar. Kamu orang pertama yang akan aku naikkan pangkat jika aku bisa menjadi istri Pak Abiar."
Tari semakin percaya diri,"aku akan rebut Pak Abiar,cepat atau lambat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bawah Atap
RomanceKasih Amora,perempuan yang begitu Andara idamkan sepanjang hidupnya. Gadis yang mendapat cinta dan sayangnya. Kasih yang membuatnya kuat menghadapi dunianya yang hancur karena kebangkrutan keluarganya. Seseorang yang mengulurkan tangannya kala ia te...