Abiar tersenyum dengan ajakan Bunda,Ia menggenggam tangan Kasih.
"Oke Bunda,nanti Kasih ikut Bunda,tapi sekarang Kasih harus fokus untuk kerja,"ucap Abiar. Bunda mengangguk,"iya,Bunda harap secepatnya ya,supaya Bunda bisa cepat punya cucu,"ucap Bunda.
Kasih tersenyum,ia mengangguk cepat,"pasti Bunda,kalian akan dapat cucu paling lucuuu sejagat raya,karena lahir dari rahim aku yang imut ini,"ucap Kasih dengan nada bangga. Itu membuat Abiar memutar bola matanya,"iyain aja ya biar seneng."
Kemudian semua tertawa,Kasih ikut tergelak. Kasih harap,semua akan baik-baik saja.
Harus,harus baik-baik saja.
***
"Bunda harap,kamu bisa menjaga Kasih dengan baik,jangan pernah sakiti dia karena itu berarti kamu menyakiti Bunda,janji?"
Bunda menatap Abiar dengan sorot memohon,Abiar tentu saja tidak akan pernah membuat Kasih terluka. Akhirnya Abiar menangkup wajah Bunda,dilihatnya sosok Ibu yang begitu ia sayangi di di dunia.
"Abiar janji sama Bunda,kalo Abiar menyakiti Kasih,nyawa Abiar jadi taruhannya. Biarkan Tuhan yang menghukum Abiar,karena telah menyakiti seseorang yang dipercayakan untuk dititipkan kepada Abiar,Bunda jangan khawatir ya?"
Bunda tersenyum,ia begitu bangga memiliki sosok putra seperti Abiar. Lalu Handa datang,jas hitam yang tersampir di lengan kanan sang Handa menjadi bukti bahwa Handa kelelahan.
"Bun,kita pulang yuk?Handa capek."
Bunda dan Abiar menoleh,Bunda terkekeh melihat Handa yang masih harus melakukan zoom meeting bahkan saat sedang berkumpul bersama keluarga.
"Yaudah kita pulang,Abiar,Bunda dan Handa pamit ya,"ucap Bunda. Mereka bertiga kini sedang berada di depan kolam berenang. Abiar mengangguk kemudian mengantar Bunda dan Handa menuju Kasih yang sedang bercengkerama dengan Ibu di ruang keluarga. Sementara Ayah terlihat sedang menonton televisi walaupun sesekali menyahut ucapan Kasih dan Ibu.
"Kasih,Ibu,Ayah,"panggil Abiar. Mereka bertiga segera menoleh,kemudian Kasih bangkit dari duduknya.
"Eh?mau kemana Bun?"tanya Kasih. Ia menghampiri Bunda.
"Pulang sayang,Bunda sama Handa pulang dulu ya kasihan Handa baru selesai meeting tadi,"ucap Bunda sembari mengelus pelan lengan Kasih.
"Kirain mau nginep,hati-hati di jalannya ya Bun,Handa,lain kali kesini lagi sekalian nginep,"ucap Kasih. Bunda dan Handa mengangguk. Bersamaan dengan itu Ayah dan Ibu pun bangkit.
"Kayanya kita juga harus pulang,terimakasih ya untuk jamuan hari ini,"ucap Ibu berpamitan. Akhirnya para orangtua pun meninggalkan tempat Kasih dan Abiar.
Kini tinggal tersisa Kasih dan Abiar,segera Kasih mengunci pintu rumah setelah memastikan semua mobil telah pergi kecuali mobil Abiar.
Abiar memeluk Kasih dari belakang,napasnya tiba-tiba terdengar lebih cepat dari biasanya. Abiar membalikkan tubuh Kasih,ia mengecup singkat bibir ranum istrinya.
"Aku mau..."
Kasih yang paham pun mengangguk,segera saja Abiar menggendong tubuh Kasih menuju kamar.
Malam itu menjadi malam paling panjang untuk keduanya.
***
"Serius kamu mau pergi ke Singapura?"tanya Kasih dengan mata berkaca. Menatap Natasha yang kini mulai menyicil persiapan untuk ia pergi. Natasha mendongak kemudian tersenyum.
"Iyaaa Kasihkuuu,aku harus mengejar kebahagiaan aku dan kebahagiaan aku ada di Kak Candra,"ucap Natasha. Kasih kini mulai menangis. Hal itu membuat Natasha menghentikan aktivitasnya kemudian memeluk tubuh Kasih.
"Kamu nggak bahagia temenan sama aku?"tanya Kasih merasa dirinya gagal menjadi teman untuk Natasha. Natasha dengan cepat menggeleng,ia tidak bermaksud membuat Kasih berpikiran seperti itu.
"Nggak Kasih,bukan itu maksud aku,aku pergi untuk mengejar cinta aku,untuk hidup bersama orang yang aku cintai,aku bahagia bisa punya sahabat sebaik kamu,tapi aku juga harus bahagia dalam percintaan bukan?"
Kasih akhirnya tersenyum,ia membalas pelukan Natasha,"jangan lupain aku yaa Nat,"ucapnya.
"Semoga kamu bahagia terus,harus bahagia." Natasha mengangguk pasti,"kamu juga disini harus bahagia ya?"
Tak lama muncul Abiar dan Candra yang telah selesai mengunjungi salah satu proyek mereka. Kasih memeluk pinggang Abiar kemudian menatapnya,"udah selesai?"
Abiar mengangguk,"udah sayang."
Kasih menatap Abiar,tangan Abiar bergerak menghapus sisa airmata istrinya. Ia tersenyum manis,"gapapa,kan masih ada aku,temen hidup kamu."
Kasih mengangguk,ia menatap sinis Candra. Melihat hal itu membuat Candra membulatkan matanya.
"Kenapa kamu ngeliat aku kaya gitu?"tanya Candra. Kasih menggeleng kemudian memeluk Abiar,menenggelamkan kepalanya di perut Abiar yang sedang berdiri.
"KAK CANDRA JAHAT MAU BAWA NATASHA!"teriak Kasih sebal. Membayangkan ia akan hidup tanpa Natasha ke depannya adalah hal yang mungkin sedikit sulit. Mengingat betapa Kasih selalu menyusahkan gadis berhati lembut tersebut.
Semua menahan tawanya,melihat tingkah Kasih yang seperti anak kecil itu membuat mereka gemas. Natasha yang sudah beres dengan preparenya pun segera bangkit dengan dibantu oleh Candra. Mereka berdua harus menyiapkan pesta pernikahan karena pesta pernikahan mereka berdua agak sedikit berbeda dengan Kasih dan Abiar yang dirayakan secara tertutup.
Kasih merasakan elusan di puncak kepalanya,kemudian Abiar mengecup kepalanya singkat.
"Mau beli es krim?"tawar Abiar membuat Kasih segera mendongak,sedetik kemudian Abiar mencium bibir gadis itu.
Natasha dan Candra sudah keluar untuk memasukkan barang-barang milik Natasha ke dalam mobil. Kasih kemudian mencium balik Abiar,kemudian mengangguk semangat.
Lalu keduanya berpamitan kepada sang calon pengantin. Kasih bergerak semangat menuju stand es krim yang berada di pinggir jalan. Kasih menunjuk es krim coklat dan vanilla sementara Abiar hanya memesan es krim coklat karena ia tidak terlalu suka yang manis-manis.
Kecuali Kasih.
Abiar bergerak untuk mengeluarkan kartu dari dompetnya,namun sesuatu jatuh dari dompetnya membuat Kasih mengernyit.
"Ini... apa?"tanya Kasih mengangkat sebuah kunci mobil yang berada di dalam dompet.
Abiar gelagapan,ia akhirnya terkekeh ringan.
"Itu... hadiah ulang tahun buat kamu,"ucap Abiar membuat Kasih membulatkan mata. Ia baru ingat bahwa beberapa hari lagi ia akan berulang tahun.
"Ohh iyaaa,aku sebentar lagi ulang tahun 'kan!"ucap Kasih kesenangan. Ia mengeluarkan ponsel kemudian memotret kunci tersebut. Ia memposting foto kunci dengan caption 'hadiah ulang tahun dari paksu.'
Abiar membayar es krim keduanya kemudian menuntun Kasih untuk duduk di sebuah bangku halte.
"Aku seneng lihatnya,kamu bahagia dengan hadiah yang aku berikan,"ucap Abiar. Kasih menoleh dengan mulut penuh dengan es krim.
"Aku akan selalu menghargai setiap barang yang di berikan untuk aku apalagi itu dari... suami aku sendiri,"jawab Kasih yang kini menatap es krimnya.
"Sepertinya aku sudah bisa memaafkan masalalu,memaafkan takdir yang membuat aku kehilangan seseorang yang selalu aku jadikan doa setiap aku berulang tahun,berharap bahwa dia masih menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat."
Kasih menatap langit siang itu,ia tersenyum.
"Ternyata takdir Tuhan jauh lebih indah,aku bahagia memiliki kamu,bahagia bisa hidup bersama kamu,bersyukur setiap aku membuka mata hal pertama yang aku lihat adalah... kamu,"lanjut Kasih dengan tangan yang kini menggenggam erat cone es krimnya.
"Dulu kamu bilang untuk jangan pernah tinggalkan kamu dan sekarang aku akan berjanji bahwa aku tidak akan pernah meninggalkan kamu... demi siapapun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bawah Atap
RomanceKasih Amora,perempuan yang begitu Andara idamkan sepanjang hidupnya. Gadis yang mendapat cinta dan sayangnya. Kasih yang membuatnya kuat menghadapi dunianya yang hancur karena kebangkrutan keluarganya. Seseorang yang mengulurkan tangannya kala ia te...