28. PERNIHAKAN

51 2 0
                                    

Satria yang berangkat sekolah sendirian tanpa ada Giselle, membuat Zura yang melihatnya terheran heran.Satria yang baru duduk pun langsung ditanya oleh Anza.

"Satria, Giselle mana?, ngga berangkat?." tanya Zura yang duduk didepannya.

"Giselle ngga papa, kasian kayanya kecapean jadi ngga berangakat" jawab Satria.

"Ohhh, gitu" respon Zura.

Zura yang melihat Jean baru berangkat pun menyapa namun tidak ada respon dari Jean sendiri.

mungkin Jean masih ngga bisa terima selama ini gue bohongin batin Zura yang berpositif thingking.

Seharian itu Zura dan Jean tidak interaksi sama sekali, membuat teman sekelas mereka heran dengan kelakuan mereka ini yang tidak biasa terjadi jika tidak ada hal serius yang dilalui. Sementara Satria pemicu malasah itu seolah tidak merasa bersalah malah terlihat cemas. Tanpa pikir panjang Satria mengambil tas, "Ra, kalo ada guru masuk bilang aku sama Giselle ijin" ucap Satria sebelum keluar dari kelas.

Zura yang mendengar itu pun hanya bisa mengiyakan saja. Zura juga ikut cemas tapi ditutupi, sama juga dengan Jean yang melihat wajah cemas Satria yang tiba tiba pergi dari kelas, namun ditutupi akan masalah kemarin.

Sisi Satria...

Satria berlari menuju parkiran dan menaiki motor, melaju kecepatan diatas rata rata. Sehingga membuat Satria sampai di daerah apart dengan lebih cepet.

Satria ang sampai di depan unit nya pun langsung menkan kode untuk memeriksa keadaan Giselle yang dari pagi belum kunjung bangun dafi tidurnya itu. Satria masuk kekamar Giselle dan benar saja Giselle belum juga pindah dari ranjangnya.

"Giselle, bangun dong sel" ucap cemas Satria yang melihat keadaan Giselle saat ini.

Giselle, bangun dong sel

Jangan tidur terus

Aku cemas sama sel

Ucapan Satria itu pun terdengar hingga pikiran Giselle paling dalam. Giselle yang mendengarkan itu pun merasa heran kenapa Satria terus memanggilnya dan menyuruh untuk dirinya bangun.

Giselle yang merasa terusik akan ucapn Satriapun perlahan lahan membuka matanya. Dan melihat keadaan Satria yang sedang memegang salah satu tangannya dengan erat membuat Giselle tersenyum tipis entah mengapa Giselle merasa ada sesuatu yang aneh di bagian dadanya itu.

"Kenapa si lu" tanya Giselle sambil menetralkan perasaan yang aneh itu.

Bukannya mendapatkan jawaban dari Satria malah mendapatkan sebuah pelukan. Satria terus menucapkan syukurnya karena melihat Giselle tersadar, Giselle pun hanya bisa mengusap punggu Satria tanpa mengucapkan satu patah katapun.

Sementara Di sekolahan...

Tidak ada pembelajaran namun tidak ada pulang lebih awal, di kelas Giselle ibarat sebuah pasar yang sangat ramai dan semua siswa melakukan kegiatan untuk mengisi kekosongan itu dengan berbagai macam kegiatan seperti bermain gitar, bernyanyi untuk melaraskan gitaran itu, ada menggosip, dan masih banyak lagi.

Namun berbeda dengan Jean yang tidak melalukan apa pun, hanya duduk dibangku sambil bermain ponsel, Zura tidak disebelah Jean melainkan bersama siswa lain untuk mengisi kekosongan.

Pukul 11.00 para siswa dan siswi pun di perbolehkan pulang. Semua pun mengambil tas dan mulai keluar dari sekolah menuju rumah untuk istirahat ataupun pergi bersama teman temannya.

Zura dan Jean tidak pergi bersama yang bisa di lakukan setelah pulang sekolah begitupun saat bersama Giselle, namun hari ini seperti berbeda saja tanpa ada rutinitas seperti makan bareng, belanja bareng dan lainnya. Begitu pun saat Gavin mau menghampiri Jean seolah Jean menghindarinya.

BERSAMBUNG...

TIDAK ADA KATA HARI INI

TERIMAKASIH BUAT PEMBACA!!

PERNIKAHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang