"Diantara semua orang hanya kamu yang selalu ada dipihakku, jika kau pergi aku tidak tahu bagaimana jadinya aku nanti."
~Enita Alviany Adhika~
*
*
*Enita yang ikut untuk membawa Devan ke rumah sakit itupun tak kunjung rasa khawatir di dalam hatinya mereda, seakan ada hal buruk yang akan terjadi nantinya. Sementara Dino sedang berjuang memenangkan pertandingan seperti yang dipesankan Devan padanya itu.
Setelah mereka semua sampai di rumah sakit. Devan segera di larikan ke bagian UGD untuk dilihat terlebih dahulu lukanya oleh sang dokter. Enita tak kunjung berhenti air matanya dan terus mengalir dipipinya itu. Dendra yang melihat Enita menangis mencoba membuat tenang keadaan.
"Gue yakin, Nit. Bang Devan gak apa-apa, kok!" ucap Dendra seraya menggenggam tangan Enita tanda menguatkan. Enita memeluk erat tubuh Dendra dengan air mata yang terus mengalir tanpa hentinya.
"Den, gue takut Devan kenapa-kenapa, Den!" katanya Enita seraya menangis dipelukan Dendra.
"Gue yakin Devan gak apa-apa!" balas Dendra lagi.
Shienna yang juga melihat Devan berada di dalam UGD ikut merasa khawatir dan menangis apalagi Devan adalah orang yang Shienna kagumi.
Disisi lain Dino mulai kuwalahan dalam pertandingan di babak terakhir ini. Entah seperti pikirannya ke mana-mana. Dino teringat akan kata-kata Devan padanya dahulu.
"No, suatu saat nanti lu juga bakal bisa dekat sama keluarga baru kita. Gue bakal ajak lu dekat sama adik baru gue, pasti kalian bakal akrab, deh ...."
"Tapi suatu saat nanti juga posisi gue jadi adik lu bakal tergantingkan, Van. Dan ... gue gak mau itu!"
Dino saat teringat itu dirinya bangkit dan memasukan bola kemenangan bagi tim mereka yang saat itu bernama Reging Tiger.
Gue tau, Van ... lu adalah kakak bagi gue dan gue juga gak mau digantikan oleh siapapun! Gue senang lihat lu bahagia dengan keluarga baru, gue tau ayah yang salah udah misahin kita dan titipin lu ke panti asuhan. Tapi ... apapun itu gue gak akan mau posisi gue sebagai adik lu digantikan oleh dia! Dan gue bakal balaskan dendam gue, Bang!, dalam hati Dino. Dengan tatapan tajam tangan mengepal.
Kemenangan bagi grup Reging Tiger membuat mereka tersenyum karena berhasil menuju pertandingan selanjutnya yaitu di luar negeri mereka, Korea.
*****
Setelah beberapa lama dokter memeriksa Devan di dalam ruangan UGD itupun akhirnya keluar untuk memberikan informasi tentang keadaan Devan.
"Bagaimana dengan keadaan anak saya, Dok?!" tanya sang ibu.
"Sebelumnya saya ingin bertanya pada orang tua pasien. Apakah sebelumnya pasien pernah mengalami penyakit serius atau melakukan pemberian obat-obatan secara berlebihan?" tanya sang dokter. Ayah dan Ibu Devan tentunya terkejut akan hal seperti itu. Ibu Devan kini kembali mengingat bagaimana keadaan Devan saat dibawa dari panti asuhan untuk di adopsi.
"Anak saya tidak pernah seperti itu, Dok. Saya tidak tahu. Yang saya tahu dia memang tidak mempunyai penyakit dalam apapun yang serius!" jawab sang ibu.
"Tetapi, saya mendapati anak ibu terkena penyakit Anxiety Psikosomatis. Penyakit yang berkaitan dengan pikiran dan tubuh secara bersamaan sehingga menimbulkan gejala-gejala pada tubuh akibat dari pikiran. Akibat dari rasa cemas yang berlebihan sehingga aktivitas ini menimbulkan gejala fisik seperti leher terasa seperti tercekik sehingga sulit untuk bernapas, jantung berdebar-debar, keringat dingin, mual dan muntah hebat. Kedua penyakit tersebut tentunya melibatkan pikiran dan tubuh secara bersamaan." jelas sang dokter kepada ayah dan ibu Devan.
KAMU SEDANG MEMBACA
VAGAMSYAH (HIATUS)
Teen FictionSingkat saja, kisah ini menceritakan tentang ikatan antara persahabatan, keluarga, ataupun perasaan. Kisah yang menceritakan kilas balik Dendra dan Devan sang kakak panutannya. #part akan direvisi setelah bab selesai. ♡30 September 2023♡