Segerombol lelaki dengan seragam olahraga sekolah khas Pradita Dirgantara itu sudah mulai memasuki area sekolah. Hanya beberapa siswa-siswi saja yang berada di sana di karenakan sekarang adalah hari sabtu atau hari libur. Kebanyakan yang masuk itu hanya ada keperluan tertentu seperti latihan ataupun kegiatan klub.
"Sudah pada kumpul semua?" tanya sang pelatih.
"Sepertinya belum, Pak. Yang baru datang cuman grup saya doang," jawab Revan.
"Aduh ... anak-anak ini tuh yah ...!" Sang pelatih hanya berdecak sebal akan anak-anak didiknya yang baru ini."Ya sudah, kalau sudah datang suruh kumpul aja di lapangan!" pintanya yang dibalas anggukan oleh Revan.
Tidak butuh waktu yang lama satu persatu dari mereka akhirnya datang. Mereka semua kini sedang menunggu di lapangan sesuai perintah dari Revan.
"Kita nunggu apa nih?" tanya Jefran.
"Nunggu nasi kotak bego, Je," celetuk Arga. Mareka yang mendengarnya tertawa akan lontaran Arga. Emang cowok yang satu ini kalau ngomong gak dipikir dulu.
"Keburu panas dah ini mah!" gerutu Dendra.
"Panas dari mana!? Masih jam 6 begini," jawab Agam.
"Bisa aja tiba-tiba panas gitu." Agam hanya melihatnya dengan mata kesinisan terhadap Dendra."Itu mah emang hati lo aja kali yang panas!"
"Udah weh!" sela Rey ditengah-tengah pembicaraan mereka berdua.
"Oh ya, Ga. Kemarin maksud si Dino itu apa ya bilang ke lo kayak gitu?" tanya Jefran. Pertanyaan yang dilontaran Jefran membuat mata teman-temannya menjadi fokus kepembicaraan itu.
"Itu-" Pembicaraan terpotong saat pelatih sudah menyuruh mereka untuk berbaris rapi.
"Ayo cepat! Baris yang rapi! Jangan gosip mulu! Saya ingin memberikan beberapa arahan untuk kalian!" pintanya dengan tegas dan suara yang lantang.
Disaat semuanya sudah mulai merapi barisannya, pelatih dan ketua klub yaitu Rendi memulai pembicaraannya tentang berbagai arahan untuk mereka nantinya di studio pertandingan basket.
"Dengar semuanya! Kita sudah tahukan tujuan kita datang pagi apa?!"
"Tempe!" Jawaban dari grup King Master membuat para senior tertawa terbahak-bahak. Pelatih juga terkejut akan jawaban anak didiknya itu dan mereka hanya mendapatkan omelan dari sang pelatih."Kalian ini! Saya lagi serius ini malah bercanda!"
"Sesekali bercanda gak apa-apalah, Pak! Serius-serius amat!" celetuk Dimas salah satu senior mereka.
"Setuju, setuju, setuju!" sorak segerombol senior tanda menyetujui ujaran Dimas.
"Sudah-sudah! Kembali fokus karena mengenal waktu sudah mulai memasuki jam setengah tujuh!" cakap Rendi kepada kawan-kawannya dan juga para juniornya.
"Siap, Ren!" jawab Revan.
"Oke silahkan Pak dilanjutkan!" Rendi yang mempersilahkan sang pelatih untuk kembali menjelaskan.
"Oke terima kasih. Saya lanjutkan! Sekarang kita ada turnamen di MyPertamina Sport Series Basketball Cup! Di sana kita akan bertanding dengan satu sekolah yang apabila kita memenangkan pertandingan maka kita semua akan lolos di babak berikutnya!" jelas sang pelatih."Kalian mengerti?!"
"Baik! Mengerti, Pak!" jawab mereka serentak.
*****
Cerita ini berdasarkan sudut pandang Enita.
"Kalian sudah tahu bukan kalau sekarang ini teman-teman kalian sedang ikut dalam pertandingan untuk kembali mengharumkan citra sekolah SMA tercinta kita!" ucap ibu guru dibalik speker.
KAMU SEDANG MEMBACA
VAGAMSYAH (HIATUS)
Genç KurguSingkat saja, kisah ini menceritakan tentang ikatan antara persahabatan, keluarga, ataupun perasaan. Kisah yang menceritakan kilas balik Dendra dan Devan sang kakak panutannya. #part akan direvisi setelah bab selesai. ♡30 September 2023♡