Dibabak terakhir semua pemain sudah mulai terkuras tenaga mereka. Keringat bercucuran tanda kerja keras mereka terlihat. Operan demi operan dilakukan oleh mereka hingga sampailah kepada titik depan yaitu Rey.
Bola itu yang sudah berada ditangan Rey kini tanpa pikir panjang dia langsung memasuki bola itu ke dalam keranjang basket lawan. Entah saat dirinya melompat sudah punya perasaan yang tidak enak karena posisi yang dilakukan Rey salah kemungkinan dirinya saat mendarat tidak akan bisa menyiimbangkan berat tubuhnya.
Mau bagaimana lagi kesempatan sudah di depan mata, lawan yang menghampiri Rey juga semakin dekat untuk merebut bola. Maka dari itu Rey tanpa pikir resiko dia langsung melakukan shooting.
Benar saja, saat dirinya melakukan pendaratan, lantai juga sedikit licin. Kejadian yang menimpah siswa pebasket dulu kini terulang kembali dengan posisi yang sama persis dirinya terjatuh terbaring di lantai. Kepala anak laki-laki itu, terkena benturan keras saat dirinya terjatuh hingga mengeluarkan cairan berwarna merah.
Bruk!
Penonton langsung terbangun dari tempat duduknya akan kejadian yang tidak terkira itu. Apalagi sekolah mereka yang ikut menyaksikannya terkejut akan kecelakaan ini. Begitu juga Aika dan kawan-kawan yang berada di sana merasa khawatir akan kondisi cowok itu.
"REY!!" teriak Aika dari balik kursi penonton.
Dirinya berlari secepat mungkin menuju tempat cowok itu terbaring jatuh. Dengan perasaan gelisah, sedih dan khawatir mencapur aduki perasaannya.
"Rey!! Rey!! Rey!!" panggil Aika.
Pandangan cowok itu perlahan kabur, sejenak dirinya melihat perempuan cantik yang ia sukai berada di sana melihatnya terkapar tidak berdaya.
"Ai ...."
Suara pelan yang memanggil namanya masih tetap terdengar oleh Aika yang tepat berada di sampingnya.
Pertandingan sejenak terhenti oleh kejadian yang tidak terduga ini dan segera memanggil petugas rumah sakit untuk membawa Rey pergi dari arena pertandingan.
Empat sekawan itu hanya bisa terpaku akan kejadian ini apalagi Dendra. Anak itu yang mempunyai trauma akan basket membuat dirinya teringat kembali akan kejadian 3 tahun lalu yang menimpah kakak kandung yang sangat dirinya kagumi.
"Den, lu gak apa-apa, kan?" tanya Jefran yang melihat seluruh tubuh Dendra bergetar.
Dendra ..., dalam hati seorang perempuan yang kini melihat kondisinya yang bergetar ketakutan.
"Nit, lo kenapa?" tanya Alika.
Tanpa pikir panjang Enita segera menghampiri Dendra yang tengah ketakutan itu dan memeluknya dengan erat, walaupun tubuhnya yang tidak setara dengan cowok itu membuat dirinya hanya memeluk pinggang cowok itu dari belakang.
"Den, lo gak apa-apa, kan?" tanya Enita.
"Nita ...." Suaranya terdengar parau yang membuat hati Enita tidak sanggup menahan air matanya.
"Ada gue Den, ada gue di sini! Lo jangan takut, ini semua cuman kecelakaan!"
"Nit, kenapa kejadian itu terulang padahal gue udah berusaha untuk lupa dengan itu semua? Gue takut tuhan ngambil orang yang berharga lagi dari gue!"
Ucapan Dendra membuat teman-temannya menjadi ikut menumpahkan cairan bening di bahagian samping matanya.
"Den, gue yakin Rey kuat. Lu jangan kayak gini!" kata Agam.
Dendra terdiam sejenak hingga dirinya mengatakan satu kalimat."Sorry semuanya tapi kayaknya gue harus ikut Rey ke rumah sakit! Nit, maaf." Dirinya segera melepas pelukan Enita dan pergi meninggalkan teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VAGAMSYAH (HIATUS)
Roman pour AdolescentsSingkat saja, kisah ini menceritakan tentang ikatan antara persahabatan, keluarga, ataupun perasaan. Kisah yang menceritakan kilas balik Dendra dan Devan sang kakak panutannya. #part akan direvisi setelah bab selesai. ♡30 September 2023♡