Hampir seminggu mereka berangkat bersama. Dino yang kerap kali ke rumah Enita itu untuk menemui Shienna ternyata selama ini diam-diam ibu Dendra yaitu Bu Reni melihatnya dari kejauhan.
Tapat hari jumat hari terakhir mereka akan melakukan ujian sekolah. Dendra yang sedang bersiap itu sontak melihat sang ibu tengah memandangi seseorang lewat jendela rumahnya. Dendra yang melihat raut wajah sang ibu bak orang yang menanggung penyesalan di hidupnya.
"Bu! Dendra berangkat!" pamit anak itu pada ibunya. Kini sang ibu pun berbalik dan memberikan beberapa bekal untuk dibawakan anaknya itu.
"Tunggu! Nih, kamu bawa bekalnya!" pinta sang ibu seraya menyerahkan 4 kotak bekal berisi makanan yang telah dibuatnya.
"Banyak amat! Dendra gak mungkin makan ini semua, kan?!" tanya Dendra.
"Kata siapa itu buat kamu semua!" ungkap sang ibu. Dendra yang mendengarkannya hanya tersentak seraya menyeringai malu.
"Terus buat siapa?!"
"Buat teman kamu! Kasih Enna sama Nita!"
"Oh, oke! Satu lagi?"
"Kasih Dino." Wajah sang ibu yang malu itu berpaling dari pandangan Dendra membuatnya tersenyum akan perlakuan sang ibu pada Dino kali ini.
"Oke! Nanti aku kasih! Dah, aku berangkat, ya, Bu! Assalamualaikum!"
"Walaikumsalam!"
*****
Selama perjalanan sekolah, mereka yang berlawanan arah itupun membuat Dendra memberhentikan motornya terlebih dahulu untuk memberikan bekal itu pada Dino.
"No!" panggil Dendra.
"Naon tah?"
"Berhenti sebentar dulu! Gue mau kasih sesuatu buat lo!"
"Ah, ribet lo!" Dino pun mengikuti perkataan Dendra untuk memberhentikan motornya itu dan Dendra yang menyatarakannya dengan posisi motor Dino. Kini mereka saling bersebelahan, disinilah anak itu mengeluarkan bekal yang tadi diberikan sang ibu untuk diberikan lagi pada anak yang berada di sampingnya.
"Nih!" Seraya menyerahkan kotak bekal itu pada Dino.
"Apa ini?" tanya Dino.
"Racun bego!" celetuk Enita.
"Itu makanan, buat lo!" jawab Dendra.
"Makanan?"
"Ibu gue yang kasih, dia buatin spesial buat lo!"
"Maksudnya apa?" tanya Dino dengan tatapan tajam mengarah ke Dendra.
"No, gue tahu lu pasti punya dendam sama ibu tapi bagaimana juga dia pernah ngerawat lo, kan?"
"Ngerawat? Orang yang gak pernah tinggal sama gue jangan sok tahu!" ketus Dino.
"Gue tahu! Gue gak tahu apapun! Tapi, gue minta lo jangan bersikap kayak anak kecil gini! Gue juga kesihan ngelihat ibu yang selalu sedih setiap kali melihat lo di balik jendela. Pasti ada rasa penyesalan di hati ibu, No!" jelas Dendra pada Dino. Namun, penjelasannya itu malah membuat Dino semakin marah dengannya dan memberikan bekal itu kembali ke Dendra.
"Nih! Gue gak butuh! Gue bisa jajan di kantin nanti!" Seraya menatap Dendra dengan tajamnya dirinya berkata kembali."Dan satu, gue gak bisa memaafkan satu kesalahan ataupun beribu kesalahan yang dilakukan ibu ke gue dengan mudah! Lo tahu penderitaan apa yang selama ini gue alami akibat sifat ibu lo! Kalau ibu lo gak egois dan mementingkan dirinya sendiri, gue dan Bang Devan gak akan hidup kayak gini! Dan lo juga gak akan ada di dunia ini. Semua karena keegoisan yang dia miliki pada akhirnya dia yang mengahancurkan semuanya!"
"Gue senang ibu ada sedikit penyesalan atas itu semua. Tapi, bukan berarti gue bisa memaafkannya dengan semudah itu. Gue bisa bersikap seperti biasa sama lo karena lo teman gue dan juga pacar dari orang yang berharga buat gue. Sampaikan ke ibu, gak usah repot-repot melakukan ini semua demi mendapatkan maaf dari gue, semuanya akan mustahil buat gue!"
"Tapi, kenapa, No!? Ibu udah tulus dan menyesal atas perbuatannya selama ini ke lo! Kenapa lo gak bisa sedikit memaafkan ibu, No!?" tanya Dendra yang sedikit meninggikan nada suaranya.
"Udah gue bilang semuanya gak akan mudah buat gue! Jadi berhenti membicarakan masalah ini! Gue udah muak sama masa lalu gue yang selalu kehilangan hal yang penting dan berharga buat gue! Untuk sekarang gue cuman hanya bisa menjaga Shienna dan juga melihat tingkah lo dari jauh supaya gak menyakiti Enita!"
Suasana menjadi hening dan canggung. Shienna dan juga Enita yang berada di tengah-tengah suasana itupun menjadi bingung dan mencoba membuyarkan suasana.
"Weh, malah berantem! Udah ayo kita sekolah bentar lagi bel!" oceh Enita pada mereka berdua.
"Betul, tuh! Ayo, Kak Dino! Kakak juga, kan harus anter aku dulu, nanti kalau Kakak telat ke sekolah gimana?!" omel Shienna pada Dino.
"Iya-iya!"
Selama perjalanan Dino dan Shienna terlihat sangat canggung sekali. Namun, Shienna yang melihat keadaan Dino saat ini gak mungkin untuk ikut campur bukan?
Mereka berdua pun akhirnya sampai pada sekolahnya Shienna. Shienna yang turun dari motor Dino dan menyerahkan helm miliknya terlihat wajah kusut tersirat di raut wajahnya. Hal ini membuat Dino angkat bicara soal ini.
"Woy, kenapa canggung si!?" tanya Dino dengan tegas seketika itupun Shienna memalingkan wajahnya dari anak itu. Dino menarik napasnya untuk menahan emosinya saat ini. Tidak lama mereka terdiam Dino pun menyentuh bagian kepala milik Shienna membuat anak perempuan itu tertunduk untuk menahan rasa malunya.
"Kenapa? Gue salah lagi, ya?" Ketika Shienna yang mendengar pertanyaan seperti itu dari Dino membuatnya tersentak dan langsung mengangkat kepalanya memandang anak laki-laki itu yang pastinya Dino yang melihat reaksi anak itu terkejut.
"GAK! KAK DINO GAK SALAH!" tegas Shienna. Hal itu juga membuat Dino terbengong dan seketika raut wajahnya berubah 90 derajat yang tadinya terlihat murung kini dia menunjukan senyuman manisnya saat melihat tingkah perempuannya itu.
"Ada-ada aja kamu itu," ledek Dino. Shienna juga sempat terkejut karena baru kali ini Dino memanggilnya dengan lembut menggunakan kata 'kamu'.
"Eh? Kamu?"
"Kenapa gak boleh?"
"Enggak! Bukan! Ee ...."
"Haha, yaudah masuk sana nanti telat!" pinta Dino padanya dan dibalas anggukan dari Shienna.
Shienna yang tengah berjalan menuju arah sekolah tiba-tiba langkahnya terhenti dan berbalik kembali dengan senyuman yang ditunjukan dengan ceria menghadap laki-laki dengan seragam sekolah SMA itu seraya dirinya berkata,"Kak, setelah pulang sekolah, aku mau dengar semua cerita kakak, ya! Kakak harus janji bakal ceritain semuanya ke aku, ya!" teriak Shienna dari arah sana.
Apalah anak itu, haha. Dino tersenyum tipis saat anak itu bertingkah seolah anak kecil yang meminta sesuatu pada sang kakak.
"Siap! Nanti aku ceritain semua! Kamu belajar dulu yang benar, oke!" balas teriakan Shienna dari Dino. Shienna menyeringai dan berlari menuju kelasnya meninggalkan Dino yang berada di depan pintu gerbang. Dino pun yang melihat Shienna sudah masuk itupun masih tersenyum tipis dan memutuskan untuk kembali pergi dengan motornya ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
VAGAMSYAH (HIATUS)
Genç KurguSingkat saja, kisah ini menceritakan tentang ikatan antara persahabatan, keluarga, ataupun perasaan. Kisah yang menceritakan kilas balik Dendra dan Devan sang kakak panutannya. #part akan direvisi setelah bab selesai. ♡30 September 2023♡