38 - UJIAN SEKOLAH

43 30 5
                                    

Banyak hal yang telah terjadi yang dialami oleh mereka semua. Hingga tak terasa hari ini pun tiba. Mereka semua yang kini menduduki kelas 10 akan naik ke kelas yang lebih tinggi. Penentuan dari setiap hasil pembelajaran mereka selama ini, yap, hari menegangkan bagi seluruh murid Pradita.

"Ah, kenapa hari ini lebih menegangkan dari biasanya si!" gerutu anak remaja laki-laki yang kini sedang bersiap dengan motornya untuk menuju ke sekolahan.

"Ah, betul banget! Pasti hari ini adalah hari malapetaka buat gue!" balas anak remaja perempuan dengan rambut yang terkepang dua.

"Haha, mungkin karena hari ini adalah hari penentuan kepintaran seseorang!" jawab anak perempuan dengan senyuman yang selalu menyertainya.

"Ah, jadi dirimu, mah enak! Kau, kan pintar!" oceh Dendra dengan tatapan sinis ke arah Shienna.

"Eh? Haha, aku gak pintar, kok! Itu karena aku belajar jadi aku bisa jawab pertanyaannya," jawab anak itu.

Tiba-tiba saja anak dengan rambut curtain haircut datang dengan motor ninja yang berbalut warna putih. Seraya turun dari motornya dan menaruh tangannya diatas kepala anak perempuan yang bernama Shienna ini dirinya berkata,"Benar, tuh! Kalau mau pintar itu belajar yang benar! Jangan-jangan kalian berdua kagak belajar, ya?!"

"E-ee, i-ttu ...."

"Udah gue duga!"

"Tunggu dulu! Gue belajar, enak aja dikata gue kagak belajar!" Enita yang berkata seperti itu tiba-tiba saja ditatap tajam oleh anak itu seraya tersenyum miring. Enita pun mengalihkan pandangannya dan bergumam, walaupun sebentar, si!.

"Ada hal yang lebih penting dari kita!" ucap Dendra seraya menatap Dino.

"Ha? Kenapa?"

"Kenapa lo ada di sini!?" tanya Enita dan juga Dendra secara bersamaan. Hal itu membuat Dino tertawa terbahak-bahak melihatnya.

"Haha, gue ke sini buat anter Shienna pergi ke sekolahnya," jawab Dino.

"Shienna?" Dendra dan juga Enita yang masih bingung itupun bertanya-tanya dalam hati mereka dan saling tatap satu sama lain.

"Eh?! Tunggu dulu! Kenapa? Gak, maksud gue sejak kapan kalian akur begini!? Enna! Kamu gak cerita apapun ke Kakak soal si Dinosaurus satu ini!" gerutu Enita pada adiknya itu.

"I-itu ... soal itu ...."

"Apa?!" Dino yang melihat Shienna kebingungan menjawab kakaknya itupun akhirnya dirinya turun tangan untuk menjawab pertanyaan kakaknya itu.

"Nah, Nita dengarin gue!" Dino yang memanggil namanya itu membuat Enita mendongak untuk menatap remaja laki-laki itu."Apa!?"

"Gue sama Shienna udah jadian! Dan gue minta sama lo buat izinin gue pacaran sama ini anak!" jawab Dino dengan santai. Enita yang mendengarkan itu sontak terkejut bahkan mungkin lebih dari kata terkejut.

"HA?!"
"TUNGGU! KENAPA? GAK, PASTI LO BERCANDA, KAN?!"

"Siapa juga yang bercanda!"

"GAK, GAK MUNGKIN! ADIK GUE PACARAN SAMA BEKAS PACAR GUE ... HUAAAA ....!"

"Saudara adalah maut!" balas Dendra ditengah-tengah perbincangan mereka.

"Woy, jangan memperkeruh suasana dong!"

"Aku tahu, kok, Kak! Kak Dino emang bekas pacar Kak Nita. Tapi, semenjak kejadian itu, kayaknya aku sama Kak Dino emang sama-sama butuh buat tempat cerita kita! Emang hubungan kita belum lama si. Aku harap Kakak izinin hubungan ini. Sebenarnya aku gak mau Kakak sampai tahu soal ini. Tapi, Kak Dino malah mengacaukan semuanya!" jelas Shienna pada sang kakak.

VAGAMSYAH (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang