Episode sebelumnya ....
"SEMUANYA! DENGAR! GUE ARSENO GABRIELL DARI KETUA GENG ALPHAREUS BERSAMA JEFRAN ARKASARA KETUA DARI GENG RAIMOS. KALI INI KAMI MENYATAKAN UNTUK KERJA SAMA UNTUK MEMBANTAI GENG YANG SALAMA INI MENJADI MUSUH TERBERAT ALPHAREUS!" ucap Seno lantang kepada mereka semua yang tengah berbaris di depan.
"Gak bisa gitu dong! Masa kita harus kerja sama geng lain! Lu sama aja bilang kalau kita semua lemah karena gak bisa lawan geng Dark Blood!" protes salah satu dari mereka dan semuanya menyetujui ujaran itu.
"DENGAR! GUE JUGA GAK MAU KERJA SAMA DENGAN GENG LAIN! TAPI SITUASI KITA LAGI DARURAT! APA KALIAN MAU KEHILANGAN TEMAN-TEMAN KALIAN LAGI SETELAH KEJADIAN ALANA!" bantak Seno. Semuanya terdiam saat mengingat kejadian kematian Alana.
"Jadi, gue minta ke kalian semua! Untuk kali ini aja!" pinta Seno seraya membungkukan badannya memohon ke arah mereka.
"Baiklah!" Seno yang mendengar jawaban dari anggotanya terbangun dan tersenyum kearah mereka.
"BAIKLAH! AYO KITA TEMPUR LAGI!" teriak Seno dengan semangat. Enita yang melihat Seno sangat kagum karena dirinya dapat mengontrol mereka semua agar mengikuti perintahnya.
"Nit, ayo kita lawan mereka dan bawa balik adik lo dan juga Dino!" Enita tersenyum dan mengangguk tanda mengiyakannya.
*****
Disisi lain Dino yang telah sampai pada markas Dark Blood sesuai dengan titik lokasi yang dishare oleh salah satu dari mereka.
"Di mana Enita!?" tanya Dino yang berteriak.
"Sabar dulu, Bro! Dia ada, kok di dalam! Belum gue apa-apain juga, karena ... gak seru dong kalau gue memulai permainannya dan pangerannya belum datang!" kata sang ketua Dark Blood yang bernama Nico.
"Lepasin Enita! Apa yang lo mau!?" Anak itu mendekatkan dirinya ke hadapan Dino seraya menyeringai jahat dan berkata,"Gue mau lo menderita Aldino! Dengan merebut semua hal yang berharga buat lo!" ucap Nico padanya.
Dino hanya mencoba menahan emosinya atas perkataan anak itu tadi.
"Enita gak ada hubungan apapun sama gue! Jadi, lepasin dia!" Seketika pukulan Dino meluncur mengarah ke anak itu, membuat bibir sampingnya berdarah. Nico sedikit membuang ludahnya ke samping dan mengusap bibirnya yang berdarah akibat terkena pukulan Dino.
Nico hanya tertawa terbahak-bahak akan semua itu dan berkata sekali lagi pada Dino,"Kalau lo gak ada hubungan apapun sama ini anak, gak mungkin juga lo datang kalau bukan nyelamatin?" Nico meminta anak buahnya untuk membawa Shienna keluar dari markasnya untuk ditunjukan ke arah Dino."Keluarin tuan putri kita! Pangeran kita sudah datang. Permainan akan segera dimulai, haha!"
Anak buah Nico menarik Shienna dengan kencang dan menjatuhkannya tepat ke depan Dino. Namun, Dino merasa aneh soal ini, dia merasakan kalau anak ini bukanlah Enita tapi tentunya dirinya takut salah karena muka mereka memang sangatlah mirip.
"Lo bilang belum lo apa-apain! Lo udah mukulin dia berapa kali, ha!" teriak Dino. Dino semakin frustasi saat melihat luka lebam pada muka Shienna yang pasti di sebabkan oleh Nico dan juga bawahannya.
"Berapa kali, ya ... tapi, gue benar, kok gue gak bohong! Yang mukul anak ini itu anak buah gue, bukan gue! Jadi, gue gak ngebohongin lo, kan Aldino?"
"BERENGSEK!" satu pukulan meluncur kearah Nico namun, berhasil ditangkis olehnya kali ini. Nico pun membalaskan pukulan itu dengan mengarahkan pukulannya ke perut Dino membuat Dino memuntahkan cairan merah dari mulutnya.
"Haha, gue paling suka melihat lo menderita kayak gini, No! Asal lo tahu semenjak lo pacaran sama Alana dan Alana yang berubah sikapnya ke gue seratus persen buat gue muak ngelihat kalian berdua! Makanya saat lo marah karena cemburu soal Alana dan memukul Rakha hingga anak itu meninggal dunia buat gue marah!"
"Lo gak ada hubungannya sama gue dan Alana ataupun Rakha!" ucap Dino yang menahan rasa sakitnya.
"Gak ada hubungannya kata lo! Haha, dari dulu gue itu suka sama Alana! Tapi, Alana gak pernah melihat sedikitpun ke gue sebagai laki-laki biasa! Dia melihat gue cuman sekedar sahabatnya dan lo tiba-tiba datang bilang kalau lo pacaran dan cemburu karena Rakha! Anggota Dark Blood gak akan membiarkan siapapun yang udah merengut nyawa seseorang dan itu harus dibayar sepadan!" Anak itu mendekatkan dirinya ke arah Shienna yang terduduk di atas tanah. Dia yang memegang pisau di tangannya mengarahkan tepat ke rambut milik Shienna itu.
"Nyawa harus dibayar dengan nyawa, bukan?" Seketika kepangan rambut Shienna yang sebelah kanan itupun terpotong oleh pisau milik Nico tadi. Shienna yang bergetar ketakutan seketika menjerit dan berkata,"LEPASIN AKU! AKU BUKAN ENITA! AKU SHIENNA, APA YANG KALIAN MAU DARI KAKAK, HA!" teriaknya.
Seketika Dino terdiam dan perasaannya selama ini benar ternyata itu bukanlah Enita.
"Gue gak peduli, mau lo Enita atau Shienna ataupun bukan, gue akan bunuh semuanya!" Nico yang mengarahkan pisau tersebut lagi ke leher anak itu. Dino yang melihatnya segera mencoba mengambil pisau tersebut. Mereka bertarung dengan saling tonjok-menonjoki satu sama lain hingga Dino meluncurkan pukulannya membuat Nico kehabisan banyak darah dan melemas. Dino segera menyusul anak itu untuk membuka ikatan di pergelangan tangannya.
"Kak, apa yang dia mau dari Kak Nita!?" tanya Shienna.
"Gue gak tahu, yang pasti dia akan bunuh siapapun yang berkaitan dengan gue!" jawab Dino. Tiba-tiba saja Nico meluncurkan aksinya lagi dengan mencoba menusuk Dino namun, berhasil dicegah oleh sesorang. Namun, nahasnya yang kini terkena tusukan pisau tersebut adalah Enita sendiri yang mencoba melindungi Dino.
Dino yang berbalik dan menyadari bahwa itu adalah Enita membuatnya sontak terbelalak. Ingatan tentang Alana seolah dejavu yang melindungi dirinya saat itu yang tertusuk dan berakhir tidak terselamatkan membuatnya menangis berteriak histeris layak orang gila yang ketakutan akan sesuatu.
"NICO ... LO HARUS BAYAR INI SEMUA!!" Dino berlari ke arah Nico dan menghajarnya namun, terhalang anak buahnya hingga Jefran, Arga dan juga Dendra datang membantunya. Dendra yang melihat Enita tentunya khawatir namun, saat ini posisinya sangat tidak memungkinkan.
Mereka bertiga melawan anak buanya Nico hingga memberikan jalan untuk Dino dan melawan Nico. Dino berlari dan memukul habis-habisan anak itu hingga Nico jatuh pingsan di tempat. Namun, tetap saja Dino masih memukulinya hal ini sama seperti kejadian dulu saat Alana yang mati karena tertusuk. Enita yang melihat Dino seperti itu menguatkan dirinya untuk memeluk anak itu.
"Kak, kakak mau ke mana!? Kakak lagi terluka begitu! Kakak di sini aja!" pinta Shienna pada kakaknya itu.
"Gue gak apa-apa, gue mau samperin Dino! Gue gak mau Dino membunuh orang lagi!" jawabnya.
Enita yang berjalan sempoyongan kini memeluk tubuhnya anak laki-laki itu dan berkata,"No, udah gue gak mau lo sampai jadi orang jahat gitu. Gue tahu apa yang lo rasain, jadi jangan kayak gini. Gue gak apa-apa, kok!" Seketika Dino berhenti menonjoki Nico yang di mana ketua dari geng Dark Blood itu.Enita yang makin lama makin melemas, kini Dino berbalik kearahnya dan memeluknya dengan erat seraya menangis di hadapannya.
"Haha, baru kali ini gue lihat cowok nangis. No, makasih, ya," ucap terakhir kalinya yang keluar dari mulut Enita untuk Dino dan pada akhirnya dirinya jatuh pingsan dipelukan anak laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
VAGAMSYAH (HIATUS)
Genç KurguSingkat saja, kisah ini menceritakan tentang ikatan antara persahabatan, keluarga, ataupun perasaan. Kisah yang menceritakan kilas balik Dendra dan Devan sang kakak panutannya. #part akan direvisi setelah bab selesai. ♡30 September 2023♡