Lima sekawan kini sedang berganti pakaian di sebuah ruangan yang memang dikhususkan untuk para pemain berganti pakaian. Mereka juga diberi loker masing-masing untuk menyimpan barang-barang yang mereka bawa seperti; tas, jaket, baju ganti atau barang lainnya.
Para senior juga ikut mengganti pakaian karena sebagian dari mereka ikut turut menjadi cadangan, berjaga-jaga jika ada yang terluka ataupun cedera.
"Akhirnya hari ini tiba juga," kata cowok yang sedang merapihkan rambutnya. Yap, itu Rey.
Semua teman-temannya memandang ke arah Rey saat dirinya berkata seperti itu dan dibalas senyuman hangat dari mereka.
"Kira-kira Aika datang gak ya buat liat gue tanding? Dia, kan udah janji sama gue." Cowok itu sangat mengharapkan cewek yang dia sukai itu datang untuk melihatnya.
Dendra yang merasa bersalah akan dirinya yang sudah membuat mereka bertengkar mencoba berbicara kepada Rey."Maafin gue Rey, gara-gara masalah gue lu jadi ngejauh dari Aika."
"Gue gak nyalahin lu kok. Lagian lu juga gak salah, mungkin Aika yang maunya gue bersikap seperti biasa tapi, gue-Nya gak bisa jaga mood gue ke dia." Cowok itu kini menunjukan senyum kecil ke temannya."Gue juga salah main ambil keputusan untuk ngejauh dari dia dulu," lanjut Rey sendu.
"Ngapain si galauin cewek! Lagian gue yakin tuh cewek OSIS datang! Diakan OSIS pasti sekolah kita akan nyuruh para OSIS buat jadi pendukung kita!" ketus Agam yang melihat suasana seperti ini.
"Tenang Rey sepulang dari sini lu harus minta maaf ke dia sekalian tunjukin kalau lu itu suka sama dia!" ucap Jefran yang memberikan semangat kepadanya.
"Makasih semuanya," ungkap Rey.
******
Lima sekawan itu begitu juga para senior yang sudah mengganti pakaian mereka menjadi seragam basket Pradita kini mulai memasuki area pertandingan.
"Ka, ka, ka! Liat tuh! Itu mereka, kan?!" panggil Siska dengan hebohnya.
"Haha, gue juga tau kali, Sis. Gak perlu heboh juga!" jawab Aika.
Siska hanya meliriknya dengan mata menyipit ke arah Aika.
"Tau nih yah! Siska heboh sendiri!" ledek Alika yang berada di samping Aika.
"Apaan si lo ikut-ikutan aja! Diajak aja kagak!" ketus Siska.
Enita yang mendengar teman-temannya itu tiba-tiba tertawa yang membuat mata mereka bertiga tertuju ke arahnya.
"Kenapa ngeliatin gue dah!?" tanya Enita dengan memegang perut menahan tawa.
"Nita nanti jangan lupa semangatin Dendra, ya! Nanti gue yang semangatin ayang Jeje!" kata Alika kepadanya.
"Apaan si ya semangatin semuanyalah!" cetus Enita dengan membuang mukanya dari Alika karena menahan malu. Aika dan Siska hanya bisa tersenyum manis kepada kelakuan mereka berdua.
******
Lima sekawan itu kini sedang membuat lingkaran untuk saling memberikan strategi saat bermain nantinya. Dan yang memberi strategi itu adalah Dendra yang memang jago dalam hal seperti ini.
"Oke nanti jangan lupa strategi yang kita pakai saat latihan! Kalian oper bolanya ke Rey saat nih anak lagi ada di posisi depan! Jangan sampai kita kecolongan bola dan jangan kasih mereka kesempatan megang bola apalagi sampai masuk! Mengerti!" ucap Dendra.
"Siap bos! Ngerti!" jawab mereka serentak.
Mereka menempelkan tangan satu persatu untuk melakukan tos penyemangat grup mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
VAGAMSYAH (HIATUS)
Teen FictionSingkat saja, kisah ini menceritakan tentang ikatan antara persahabatan, keluarga, ataupun perasaan. Kisah yang menceritakan kilas balik Dendra dan Devan sang kakak panutannya. #part akan direvisi setelah bab selesai. ♡30 September 2023♡