00 - PROLOG

760 115 134
                                    

*
*
*

"Nit, gue boleh ngomong gak?"

"Ngomong aja!"

"Kalau gue suka sama lu gimana?"

"Lu itu udah gue anggep sebagai Abang gue sendiri!"

"Jadi gak boleh?"

"...."

*****

"Nit, masih gak bisa kasih sedikit perasaan lu buat gue?

"Sorry, Van! Gue udah terlanjur suka sama adik lo!"

"Sampai kapan?"

"Sampai dia peka sama perasaan gue!"

*****

"Aku suka sama, Bang Devan!"

"Sorry, Na! Gue sukanya sama kakak lu!"

"Tapi, kenapa? Kak Nita juga gak suka sama Bang Devan!"

"Gue tau itu! Gue udah terlanjur sayang sama dia gimana dong? Hehe."

*****

"Den, lo selalu berpihak ke adik gue. Lo gak pernah peka sama perasaan gue. Mau sampai kapan gue kayak gini!?"

"Enita?"

*****

"Lo kenapa, Nit?"

"Gue gak apa-apa! Jauhin gue!"

"Gue tau lo gak suka sama gue, tapi setidaknya biarin gue jadi orang berguna di mata lo!"

"Gak bisa, Van! Gue suka sama Dendra!"

"Gue ngerti perasaan lu, Nit!"

*****

"Den, lo suka sama siapa si sebenarnya?"

"Kenapa nanya gitu?"

"Lu gak bisa gantungin perasaan seseorang dengan sikap lu yang baik ke mereka, Den!"

"...."

*****

"Nit, kalau gue gak ada di sisi lu lagi ... gue minta sama lu jangan sedih terus, ya!"

"Lu kayak mau ke mana aja ngomong kayak gitu!"

"Hidup seseorang itu gak ada yang tau, Nit."

"...."

*****

"Gue janji kita bakal besar dan lulus sama-sama! Selamanya!"

*****

"Lo bohong, Van! Lu bohong sama kita!"

*
*
*

"Terkadang kebohongan adalah cara terbaik buat menyampaikan salam perpisahan."

~Devandra Vagamsyah~

/////

"Tapi, cara perpisahan lo itu gak lucu, Van!"

~Enita Alviany Adhika~

/////

"Bang Devan! Kenapa bohong sama kita?"

~Shienna Alveny Adhika~

/////

"Bang, lo panutan gue! Kenapa lu bohong sama gue, Bang!?"

~Dendra Vagamsyah~

VAGAMSYAH (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang