12 - SIAPA ALANA?

125 101 123
                                    

Enita sangat senang karena dirinya telah diajak oleh Dino ke markas ini. Mereka memperlakukan Enita dengan baik. Namun, terlintas dibenak Enita atas apa yang dimaksudkan Seno tadi tentang Dino yang terlalu obses dengan perempuan bernama Alana ini.

Dino yang tengah berdiskusi sesuatu dengan Seno membuat Enita merasa sendiri dan mulai merasakan bosan. Farel yang melihat ekspresi badmood anak itu mencoba mengajaknya mengobrol kembali untuk sedikit menghilangkan rasa bosan itu.

"Gimana?" tanya Farel.

"Eh? Apanya yang gimana?" tanya balik Enita yang bingung kenapa Farel menanyakan hal itu padanya.

"Suka gak, kalau misalkan lo gabung sama anggota ini?" tanyanya kembali dengan jelas.

"Suka si, suka banget malah! Tapi-" Raut wajahnya kembali mendatar saat mengatakan hal itu membuat Farel yang melihatnya sedikit bingung dan menanyakan pasalnya.

"Kenapa?"

"Alana, dia siapanya Dino, ya?" tanya Enita dengan raut wajah sedikit muram.

"Oh, jadi dari tadi lu badmood karena mikirin siapa itu Alana, ya?" ucap Farel dengan sedikit tawa kecil darinya. Enita hanya dapat membuang muka dari anak itu karena malu akan sikapnya yang merasa seperti anak-anak.

Farel tersenyum kearahnya dan sedikit merenggangkan otot-ototnya, lalu mulai cerita tentang siapa sebenarnya Alana ini, dan apa kaitannya dengan Dino.

"Alana itu adalah salah satu anggota Alphareus," ucap Farel.

"Dia cewek satu-satunya?" tanya Enita.

"Yap! Dia salah satu anggota perempuan di sini! Bisa dibilang Alana itu cantik, imut tapi, dia juga jago buat bela diri! Dia satu tahun lebih muda dari kita-kita, makanya kita semua juga udah menganggap dia kayak adik kita semua, tapi, satu hal yang membuat semua anggota Alphareus berduka!" jelas Farel.

"Ada apa, Rel!?" tanyanya dengan penasaran.

"Kita semua kehilangan anak itu dan kejadian itu juga udah lama banget, waktu itu kita masih geng kecil-kecilan dan anggota Alphareus juga belum sebanyak ini," jawab Farel.

"Lalu?"

"Lo tau dari dulu itu ada aja yang gak suka sama anggota kita, entah dari adanya kesalahpahaman atau emang hal yang di sengaja!" Enita yang mendengarkan cerita itu hanya dapat tertegun mencermati setiap kata yang diucapkan Farel padanya.

"Dan saat itu kita menyebutnya sebagai hari pertumpahan darah entah dari geng kita atau geng lawan banyak yang memakan korban dari pertempuran saat itu!" Farel beridik ngeri saat dirinya kembali mengingat kejadian itu pasalnya dirinya juga hampir mati ditangan anggota geng lawan.

"Gue aja masih gak ngebayangin gimana coba kalau gue mati saat itu!" ungkap Farel.

"Woy! Yang tadi lu ceritain tentang geng Alphareus doang, ya?!" tanya Enita yang sedikit merasa jengkel akannya.

"Iya, emangnya kenapa?"

"Gue itu mau tau siapa Alana dan apa hubungannya sama Dino, kenapa lo malah ceritain yang beda!" bentak Enita dengan kesal. Seketika bentak itu terdengar oleh Dino yang berada tidak jauh dari sana. Dirinya pun menghampiri mereka berdua untuk memastikan ceweknya tidak diapa-apakan oleh Farel, itulah yang ada dipikiran Dino sekarang.

"Kenapa?" tanya Dino.

"Eh, No, gak apa-apa, kok!" jawab Farel.

"Lo apain cewek gue?!" Dengan menarik kuat baju Farel membuat Seno yang melihat tindakan Dino itupun membuatnya marah.

"Aldino! Lo bisakan gak usah pakai kekerasan sama teman lo sendiri!" bentak Seno. Tatapan maut diberikan ke arah Dino, Dino hanya dapat berdecak sebal dan menurunkan kembali Farel. Dirinya pergi keluar dari markas dengan menarik lengan Enita dengan pegangan yang kencang untuk pergi mengikutinya.

"Tunggu Dino! Mau ke mana! Aww!" rintih Enita.

"Maaf." Jawaban singkat keluar dari mulut Dino tanpa menatap Enita sedikit pun dengan membelakanginya.

"Gak apa-apa, kok! No, maaf aku buat kamu dimarahin sama Seno." Enita tertunduk dengan rasa penyesalan yang membaluti perasaannya.

"Gak, lu gak salah! Maaf, gue cuman takut lo kenapa-kenapa!" Seketika Dino mendekatkan dirinya ke arah Enita dan memeluk erat tubuh Enita seraya menenangkan anak itu.

"Aku senang, No ... aku senang bisa kenal sama kamu!" ucap Enita yang berada di pelukan Dino saat ini.

*****

Saat mereka kembali ke rumah Enita, Dendra yang melihat mereka berdua itupun menghampiri keduanya.

"Nit, dari mana? Adik lo tadi nyariin lo!" tanya Dendra pada Enita.

"Gak perlu tau gue dari mana! Dan itu gak ada hubungannya sama lo! Minggir!" Enita mendorong bahu Dendra yang membuatnya sedikit tergeser memberi jalan untuknya. Dendra terdiam akan perlakuan anak itu padanya, namun, seketika itu pandangannya jatuh ke arah Dino yang masih bersiap untuk pergi menaiki motornya.

"Tunggu! Lo Aldino, kan?!" tanya Dendra dengan tatapan memanas.

"Kenapa?"

"Lo siapanya Enita? Lo ajak dia ke mana sampai jam segini baru balik?!" tanya Dendra dengan nada tegas.

"Enita udah bilang, kan sama lo, itu bukan urusan lo! Jadi buat apa gue kasih tahu yang emang bukan jadi urusannya gue!" Dino mulai menyalakan gas pada motornya. Seketika itu Dendra menguatkan diri untuk berbicara untuk memberikannya pesan satu hal.

"Oke, siapapun lo! Yang gue tahu lo juga adalah saudara gue walaupun kita cuman saudara tiri, bagaimana pun itu gak akan pernah menyangkal bahwa kita masih ada ikatan!"

"Gue sama lo itu bukan saudara! Lagi pun Devan ... Devan, sekarang adalah bagian dari keluarga lo bukan gue, jadi gue gak ada hubungannya sama lo dan keluarga lo!"

"Gue tau, gue cuma mau bilang sama lo! Kalau emang lo suka dan sayang sama Enita, tolong jagain dia seperti apa yang diamanahkan Bang Devan ke kita! Tolong lo buat dia bahagia, cuma lo yang bisa buat dia bahagia, jangan pernah lo buat dia terluka sedikit pun!" Dendra menahan semua sesak di dalam dadanya saat mengutarakan kata-kata itu pada Dino yang berada di depannya. Dino hanya bisa terdiam dan membuang muka, lalu berkata padanya, "Gue akan selalu jagain dia, bagaimana pun keadaannya dan cara apapun itu gue akan selalu buat dia aman di tangan gue!" ungkap Dino dengan senyum yang tertutupi helm.

Dendra tersenyum akan perkataan Dino dan sedikit merasa tenang saat mendengarkannya.
Gue percaya sama lo Aldino, tolong jangan lo buat kepercayaan ini hilang!, dalam hati Dendra.

Dino pergi meninggalkan tempat itu dengan kendaraan motornya. Dendra juga pergi kembali masuk ke dalam rumahnya meninggalkan rumah Enita.

Di sisi lain Enita yang berada di kamarnya masih penasaran tentang siapa sebenarnya Alana ini dan apa kaitannya dengan Dino, di dalam lubuk hatinya tersimpan rasa cemburu terhadap sosok yang bernama Alana ini. Mengapa Dino sampe terobsesi dengannya? Apa rasa obsesi itu yang membuat anak-anak Alphareus kehilangan sosok Alana ini?

"Aku gak ngerti, apa yang kamu tutupi dari aku, No! Siapa Alana itu?"

VAGAMSYAH (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang