Pria yang sudah Zanna anggap sebagai pelindungnya, kakaknya, memiliki sisi tegas tapi juga lembut, perlahan mulai gila sejak ciuman pertama mereka. Seharusnya ciuman itu tidak pernah ada karena mengakibatkan hubungan keduanya menjadi rumit.
Arkan t...
Zanna dan Cassy berjalan beriringan menyusuri pusat perbelanjaan yang paling besar di kota Jakarta. Keduanya terlihat begitu riang sembari menenteng tas berisi belanjaan mereka.
"Sekarang apalagi?" tanya Zanna sembari berpikir barang apa yang perlu dibeli.
"Segini cukup deh Zan. Lu belanjain gue banyak banget yang mau ultah kan lu bukan gue tapi gue merasa spesial banget hari ini" ucap Cassy nyengir kuda.
"Gak papa kan, lu juga kadang belanjain gue. Take and give dong" jawab Zanna sambil mereka berdua terus melangkah. "Lagipula belanjain lu pake uang kak Arkan" Zanna mengangat kartu ATM yang sedari tadi ia pengang sejajar dengan wajah guna memperlihatkan kepada sahabatnya. "Kak Arkan tadi pagi ngasih, katanya boleh dipake buat belanja" lanjutnya.
Mereka berdua tertawa geli, tentu Zanna dan Cassy dengan sedang hati menguras saldo rekening Arkan. Mereka sudah sering begini, dan Arkan sama sekali tidak pernah mempermasalahkan. Kecuali kalau pria itu melihat adiknya yaitu Zanna dekat atau bahkan pergi bersama laki-laki maka pria itu dipastikan akan tantrum ditambah kalau ia mengetahui Zanna pergi ke club, itu pasti akan menyulut emosinya.
Dan Cassy ingat betul saat mereka ikut bersama temen-temen Braga sepupunya menginap di puncak satu tahun yang lalu, Arkan dengan wajah marahnya menyusul mereka ke sana padahal hari sudah sangat gelap dan hujan turun deras tetapi kakak sahabatnya tak peduli dan tetap menerobos jalanan berlumpur dan licin. Padahal hanya ada sedikit laki-laki dan kebanyakan perempuan tetapi emosi Arkan begitu berapi-api.
"Gua belum beli bikini!" pekik Zanna tiba-tiba.
"Bikini? Buat?" tanya Cassy bingung.
"Buat ke pantai" jawab Zanna.
"Astaga sahabat gua udah dewasa, udah berani make bikini" sahut Cassy pura-pura terharu yang dibalas Zanna dengan tawa riangnya.
"Yuk beli!" ujar Zanna sembari menarik lengan Cassy agar mengikutinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kak Arkan udah dimana?" tanya Zanna setelah mengangkat telfon dari Arkan. Hari sudah sore, dan kebetulan Arkan juga sudah pulang dari kantor dan menyempatkan diri untuk menjemput.
Cassy mengkuti di samping Zanna sembari menyimak obrolan Zanna dan Arkan melalui telfon.
"Yaudah aku sama Cassy turun ke basement" tutur Zanna lalu menutup telfonnya.
Keduanya turun menuju basement tempat Arkan menunggu mereka. Sesampainya di sana, setelah menyusuri deretan mobil akhirnya mereka menemukan mobil Arkan terparkir.
Zanna dan Cassy membuka pintu mobil dan masuk, bedanya Cassy duduk di jok belakang sementara Zanna duduk di depan bersama Arkan.
"Kak, kita anter Cassy dulu ya, kalau nunggu supir jemput dia masih lama" ujar Zanna.
Arkan hanya mengangguk setuju. "Oke" jawabnya lalu refleks mengecup pipi Zanna. Tanpa peduli akan tatapan Cassy yang begitu intes memerhatikan di belakang ia melajukan mobilnya.