-90

590 64 9
                                    

Selama perjalanan hingga sudah berada dalam satu ruangan yang sama tidak ada yang berniat untuk memecahkan keheningan yang sedari tadi sudah tercipta, keduanya enggan untuk membuka suara, bukan tidak ingin hanya saja pikiran keduanya sedang ramai dengan kemungkinan yang akan terjadi.

Salah satu dari keduanya menghela napas begitu berat seakan melepas beban yang baru saja terjadi, dirinya tidak menyangka pertemuan malam ini akan menjadikannya sebuah perdebatan yang tiada ujung. Sedangkan salah satunya menoleh dengan cepat kearah kekasihnya yang sama-sama sedang menghadap langit langit kamar itu.

"sudah merasa lega?" tanya becky dengan lembut membuat friend menatapnya dengan cepat dan mengangguk.

"sedikit" ucap friend, lalu matanya menatap dalam mata becky, friend selalu menemukan kedamaian dimata becky.

"matamu indah" ujarnya lagi membuat becky terkekeh.

"ya aku sudah tahu itu, dan aku cantik" ucap becky dengan nada sedikit sombong.

"kamu memang cantik princes, sangat cantik" friend mengelus wajah becky dengan pelan, elusan friend membuat becky memejamkan matanya menikmati tangan halus itu menyentuh kulitnya.

Friend terus mengusap wajah becky hingga terakhir ia mengusap bibir becky dengan lembut. Becky membuka matanya dan melihat friend yang sedang memperhatikannya sedari tadi.

"friend, aku boleh bertanya?" ucap becky.

"tentu saja sayang" friend melepaskan usapan pada bibir becky dan beralih mendekatkan dirinya, mengangkat kepala becky dan menjadikan lengannya sebagai bantalan untuk becky.

"mau bertanya apa? hm?" posisi mereka sekarang saling berpelukan, friend mengelus kepala becky dan mengecupnya pelan.

"kenapa kamu melakukan itu? maksudku mengakui bahwa aku adalah kekasihmu?" tanay becky sedikit ragu, dirinya tidak ingin membuat friend salah paham saja.

Namun sepertinya friend tidak masalah dengan pertanyaan yang dilontarkan becky karena saat ini dirinya sedang tersenyum dengan hangat jangan lupakan tatapan teduhnya itu, becky sangat menyukainya.

"aku tidak ingin berlama-lama lagi" ucap friend singkat membuat becky mengernyit bingung.

"aku ingin menjadikanmu milikku" ujar friend seakan paham dengan kebingungan dari kekasihnya ini.

"bukankah aku sudah menjadi milikmu?" tanya becky menatap penuh friend yang saat ini menatapnya.

"ya, dan selamanya kamu akan menjadi milikku" setelah mengatakan itu friend memeluk becky dengan erat.

Becky yang merasa tidak puas dnegan jawaban friend mendorong pelan bahu friend.

"aku masih tidak mengerti" ujar becky, friend terkekeh gemas lalu mencium kening becky tanpa ingin menjawabnya.

drrt drrtt drrrt

Friend menatap ke samping melihat ponselnya yang sedang bergetar, melihat panggilan disana yang ternyata adalah sepupunya, lisa. Friend menggeser tombol hijaunya dan tampil wajah kekasihnya itu, lisa melakukan panggilan video.

"lama sekali" ucap lisa yang jengah menunggu panggilannya diangkat.

"kau mengganggu waktuku jika kau lupa phi" ucap friend.

Becky melihat mereka sedang melakukan panggilan itu pun hanya diam saja sambil memperhatikannya, becky tidak ingin mengganggunya.

"lisa, kau sedang apa?" tanya seseorang yang sepertinya baru saja masuk ke dalam kamar lisa.

"sayang... sini" ucap lisa, dan terlihatlah kekasihnya, jennie sedang duduk disamping lisa dan tersenyum menatap friend.

"hai friend" ucap jennie, lisa memutar mata malas, kenapa kekasihnya ini begitu riang menyapa sepupunya?

What The Feeling : Reasons I'm HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang