Saatnya?

588 64 6
                                    

Friend menatap kembali ponselnya yang baru saja selesai melakukan panggilan dengan seseorang. Menatap bingung dengan langkah yang harus dia lakukan, ini hanya ketakutannya saja dan kenapa dirinya tidak mencoba? tapi bagaimana dengan semua pengorbanan kekasihnya untuk karirnya itu?

"hhuuuffftt" helaan napas friend sangat berat, bahkan talong sang sahabat yang menatap friend sedari tadi merasa heran.

Meletakkan kembali ponselnya dan berjalan menuju sofa duduk di samping talong, merebahkan kepalanya pada bahu talong dan memejamkan matanya. Talong yang sudah terbiasa dengan friend yang begini hanya diam saja menunggu sampai friend akan bercerita padanya.

"hilangkan pikiran negatif dari otakku" gumam friend yang masih bisa didengar talong.

"masalah ketakutanmu lagi?" tebak talong, friend hanya menggangguk saja, posisinya masih sama.

"kau hanya terlalu berlebihan, dicoba saja dulu" saran talong pada sahabatnya ini.

"bagaimana jika mommy dan daddy beranggapan bahwa becky sangat buruk? kau tahu maksud ku" ucap friend lelah, sebenarnya dirinya bisa saja untuk menjelaskan pada orang tuanya.

"berakhir dengan sang kakak lalu jadian dengan sang adik, lucu sekali kalian ini" ucap talong terkekeh, friend mengangguk setuju.

"dicoba saja friend, kau tidak akan tahu jika belum dicoba, bicaralah pelan-pelan pada orang tuamu, aku yakin mereka mengerti jika dijelaskan" jelas talong, friend membuka matanya dan menatap langit-langit studio.

Talong benar juga, dan nasihat ini bukan hanya sekali saja talong berikan, bahkan waktu di rooftop talong sudah pernah mengatakannya, hanya saja friend memilih untuk berpikir kembali.

Beranjak dari sofa dan mengambil barang-barangnya, talong mengernyit heran pada sahabatnya ini.

"mau kemana?" tanya talong menghentikan friend yang sudah akan keluar studio.

"kau bilang suruh coba bukan? aku akan pulang ke rumah dan mencobanya" ucap friend, talong tersenyum dan mengangguk.

Friend keluar dan talong menatap pintu yang sudah tertutup itu.

"semoga berhasil sobat, jemput kebahagiaanmu" gumam talong.

Butuh waktu 45 menit untuk sampai di rumahnya, sekarang sudah jam 17:00 pm, bisa dipastikan friend bahwa sang mommy pasti sudah ada di rumah, karena setahunya beberapa akhir ini sang mommy selalu pergi membantu daddy nya dan akan kembali lebih awal karena tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga.

Friend menatap rumah yang sudah lama tidak dia kunjungi ini, rindu dengan seuasana rumah yang hangat. Menghembuskan nafasnya pelan sebelum masuk ke rumah.

Friend membuka pintu dan berjalan pelan, melihat sekeliling rumah, terlihat kosong. Lalu friend berjalan menuju dapur hanya ada artnya saja disana.

"bibi..." orang yang friend panggil langsung menghadapnya.

"ada apa nona muda?" tanya bibi sopan, friend tersenyum.

"mommy ada di rumah?" tanya friend.

"sudah non, nyonya ada di taman belakang" ucap artnya, friend mengangguk dan akan pergi menyusul sang mommy.

"mau buat minuman non?" tanya bibi.

"tidak usah bi, nanti aku bikin sendiri saja, terima kasih" ucap friend lalu pergi dari sana.

Bibi itu tersenyum dengan sikap friend yang tidak pernah berubah, selalu sopan pada siapapun yang lebih tua maupun muda, friend memang tidak pernah dididik oleh orang tuanya karena dia tinggal di paris dulu, friend belajar itu semua dari sang nenek dan kakek yang merawatnya dulu.

What The Feeling : Reasons I'm HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang