--

576 70 8
                                    

Friend termenung di depan layar monitornya, talong dan nuttli saling memandang dan mengedikkan bahu tanda tidak tahu ada apa dengan sahabat mereka ini. Bukan mereka tidak ingin bertanya, hanya saja friend sedari datang ke kantor, dirinya diam bahkan tidak mengucapkan apapun.

"apa sebaiknya kita bertanya?" tanya nuttli dengan suara pelan, jarak mereka tidak cukup jauh dari friend, jadi harus memelankan suaranya.

"mau bertanya apa? aku bahkan takut melihat wajahnya seperti itu" ucap talong jujur.

"phi, kau bahkan sangat dekat dengan p'friend, ayolah" nuttli sedikit memaksa membuat talong menatapnya tak percaya, apa nuttli sedang mengorbankan dirinya hanya untuk mengetahui friend kenapa?

"kenapa tidak kau saja? dia selalu lembut padamu" ucap talong, memang benar hanya saja nuttli tidak cukup berani dan apa bedanya dengan talong?

Mereka berbisik seperti itu sedikit mengganggu friend, dia sudah pusing memikirkan pembicaraannya dengan daddy becky. Seharusnya ini mudah saja dan friend bisa melakukannya, yang menjadi berat adalah orang tua friend tahunya becky adalah kekasih dari kakaknya, dan jika sekarang friend membawa becky dan mengenalkannya sebagai kekasihnya, apa yang akan terjadi nanti? jika dirinya yang di cap buruk dia tidak masalah, hanya saja dia takut becky lah yang mendapatkan cap buruk itu.

Friend terlalu takut dengan pemikirannya yang belum tentu terjadi itu, dia belum mencobanya, dan dengan gamplangnya dia berpikir seperti itu?

Beranjak dari kursinya dan menatap kedua orang yang sedari tadi tengah berbisik bisik.

"talong, ikut aku" ucap friend langsung saja berlalu dan pergi dari dalam studio.

Talong melotot menatap nuttli, dia tidak ingin, hanya saja nuttli meyakinkan talong bahwa semua akan baik-baik saja. Baiklah mungkin talong tidak akan mati konyol bukan? dia mengikuti friend dari belakang, memperhatikan tubuh sahabatnya yang sedikit kurus akibat sakit kemarin.

Friend menaiki tangga dengan santai, dia tidak ingin terburu buru. Rooftop adalah tujuannya sekarang, dia ingin menenangkan pikirannya dan juga ingin meminta pendapat dari sahabatnya itu.

Duduk di pinggiran pembatas tembok, friend menghirup udara dengan dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Semua yang friend lakukan tidak pernah luput dari pandangan talong, jika biasanya talong akan cerewet namun tidak untuk kali ini, dia sadar bahwa sahabatnya ini sedang memiliki masalah besar.

Mereka terdiam cukup lama, menikmati keheningan dan angin yang sepai sepoi menerpa wajah mereka berdua disore hari ini, melihat bagaimana matahari perlahan bergerak untuk pamit digantikan bulan secara perlahan.

"bagaimana tadi? apa becky baik-baik saja?" tanya friend membuka obrolan.

Dirinya tadi tidak bisa ikut, benar saja bahwa pd memindahkan tugasnya untuk di studio.  Friend bisa saja melawan perintah itu, hanya saja dirinya harus profesional dalam pekerjaan, jadi dia hanya menurut saja.

"becky baik-baik saja, hanya saja jika kau datang tadi... aku yakin kau akan menarik becky untuk pulang" talong berucap sambil terkekeh membayangkan itu terjadi, bagaimana tidak? photoshoot itu dilakukan di taman dengan tema piknik romantis.

"apa tema kali ini masih mengusung keromantisan?" tanya friend menatap talong yang hanya diangguki saja.

"mereka selalu denial bahwa becky sudah menjadi milikku" ucap friend sedikit geram.

"bahkan dunia belum tahu hubunganmu friend, itu konsep dari mereka dan kami hanya menjalankan tugas saja" jelas talong yang lagi dan lagi menampar friend.

Talong benar bahwa hubungannya belum diketahui publik, bukan friend tidak ingin hanya saja ia takut jika becky nanti akan mendapat masalah dan dia tidak ingin itu terjadi, friend bisa saja menerima semua perlakuan orang-orang terhadapnya, tapi jika itu becky, friend tidak akan terima.

What The Feeling : Reasons I'm HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang