IF. 02

32.7K 2.3K 2
                                    

Ayo dong, vote!
Itung itung sebagai obat buat jari saya yang pegel, ya?

Vote, pokoknya Vote!

***

Davin benar benar tak asing dengan keluarga Miller. Dulu, ketika ia masih tinggal di panti, keluarga Miller lah yang sering mengirimkan dana bantuan untuk panti. Itulah kenapa ia mengetahui keluarga Miller.

Ditambah lagi, Miller ini memiliki perusahaan dengan cabang di dalam dan di luar negeri. Bagaimana ia tak tahu? Miller juga selalu di beritakan di sosial media. Tak ada yang tak mengetahui Miller.

Dan sekarang, Davin malah menjadi Evander Miller! Putra kedua dari pasangan tua Miller.

Evander katanya sudah memiliki dua anak. Di ingatannya pun ada. Tetapi..

Si Evander ini mengabaikan anaknya. Sebenarnya sih tidak benar-benar mengabaikan anaknya, Evander juga masih memantau anak-anaknya yang ia titipkan kepada nenek mereka, ibu Evander.

"Hadeh" Davin mendudukkan bokong nya di sofa dengan kepala pening. Bisa-bisanya ia masuk kedalam tubuh Evander. Dari sekian banyaknya manusia, kenapa harus si Evander ini?!

Di dalam ingatan Evander, Evan ini mengabaikan anak-anaknya karena ibu mereka, istri Evander. Istri dari Evan ini, dulu meninggalkan Evan demi bersama pria lain. Evan yang sangat mencintai istrinya tentu sangat terpukul.

Setelah itu, Evan depresi. Tapi beruntung kedua orang tuanya segera membawanya ke dokter hingga ia pun sembuh.

Evan sebenarnya sangat menyayangi anak-anaknya. Namun, gara gara peristiwa itu membuat Evan trauma akan kehilangan. Akhirnya ia memilih mengirim anak anaknya ke rumah nenek mereka, atau lebih tepatnya ibu Evan sendiri.

Evan tak ingin kehilangan lagi, sehingga ia memutuskan menjauh dari keluarga nya. Jadi ketika nanti ia kembali kehilangan, ia tidak akan terlalu merasakan sakit. Begitu pikirnya.

Evan memilih mengasingkan diri ke negara lain. Ia terus berpindah-pindah ketika kedua orang tuanya menemukan keberadaanya.

Davin benar benar tak habis pikir.

Evan sendiri, ia membangun perusahaan kecil di Jerman, tempat pelariannya yang pertama.

"Berarti ini bukan di indonesia dong!" Davin menghela nafas lelah.

Evan sudah melarikan diri selama bertahun-tahun. Perusahaannya semakin maju hingga ia berhasil membangun beberapa cabang perusahaan.

Evan itu pria yang tampan, ia memiliki kulit berwarna tan eksotis, Rambut hitam tebal dan mata berwarna coklat terang. Pipi tirus dengan rahang tegas, badan tinggi semampai dan dada bidang yang lebar.

Davin merasa sedikit iri karenanya.

"Jadi apa yang harus gue lakuin selanjutnya? Gue sekarang dimana?" Davin kembali mengingat ingat, di dalam ingatan Evan, sekarang ia berada di London setelah beberapa hari lalu kabur dari kanada.

"Maniak sekali bapak bapak satu ini." Davin bergumam mengingat Evan yang selalu kabur dari masalahnya. Tidak gentle sekali.

"Kayaknya gu- aku harus mandi." Davin harus membiasakan diri menjadi Evan. Yakali bapak-bapak kepala tiga pake kosa kata lo-gue.

"Eh tadi kan gu-aku udah mandi" ingatan Davin kembali melayang mengingat ketika ia yang mandi tadi pagi di kosan nya.

"Tapi itu Davin, sekarang mandi lagi karena udah jadi Evan." Davin menggerutu kesal, ia memilih beranjak dan kembali ke kamar mandi.

Beruntung Davin mendapatkan semua ingatan milik Evan, jika tidak, tamatlah riwayat nya.

"Kayaknya aku harus nyelesain masalah punya Evan deh." Davin bergumam setelah keluar dari kamar mandi. Ia membuka lemari dan dibuat ternganga ketika melihat tidak ada baju santai di dalamnya.

"Ini orang jangan-jangan tidur pun pake kemeja kerja. Eh tapi emang sih." Davin bergumam kecil mengingat ketika ia terbangun, ia memakai kemeja kerja berwarna putih dengan celana bahan berwarna hitam yang kalau dipakai tidur pasti tidak akan nyaman.

"Huft" Davin menghela nafas lelah. Ia mengambil kemeja berwarna biru muda dan celana hitam panjang.

"Sekarang hari apa ya?" setelah berpakaian, Davin meraih ponsel di atas nakas untuk melihat hari dan tanggal.

"Hari sabtu, ya." Davin kembali meletakkan ponselnya di atas nakas.

"Kalo di inget inget, Evan ini kerjanya cuma jalanhjalan terus malemnya ngerjain kerjaan yang belum beres. Monoton banget dah." Davin kemudian bangkit dan keluar dari kamar. Perutnya keroncongan.

"Aku penasaran sama anaknya Evan." Davin membatin. Anaknya Evan mungkin sekarang sudah berumur 16 dan 13 tahun. Evan ini nikah muda, terus istrinya Evan setahun setelah melahirkan anak kedua mereka pergi. Jadi kayaknya anak-anaknya Evan gak pernah liat tampang bapak brengseknya ini.

"Aku kalau jadi bapak kayaknya keren deh." Davin terkekeh, ia duduk di kursi dan mengambil makanannya.

Bersambung..

Mlkchz
081223

Impromptu Father! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang