IF. 23

13.8K 1.1K 10
                                    

Sorry banget tadi aku ketiduran 😭🙏

Vote dulu shayy

Selamat membaca~

***

Tiga hari berlalu setelah kejadian pembegalan itu, Tubuh Davin juga sudah tidak sesakit dua hari lalu. Sebenarnya sih ia tidak yakin jika mereka benar-benar pembegal, karena malam itu, mereka menghancurkan mobilnya.

Flashback

Prang!

Davin terperanjat kaget karena kaca mobilnya pecah. Ia sedikit meringsut karena banyak serpihan kaca yang menggores lengannya.

"Ssh, bukannya mereka ingin mobilnya? Kenapa malah di pecahin gitu sih kacanya?" Dan sempat-sempatnya ia menggerutu.

"Davin! Ka-"

"Bentar deh om, santai dulu! Tanganku perih nih!" Davin memotong perkataan Evan, ia dengan santainya malah memperhatikan luka goresan dari kaca mobil yang pecah. Hal itu membuat Evan benar-benar geram, ingin rasanya ia menggetok kepala Davin yang sialnya kepalanya juga.

"Diluar banyak penjahat dan kau masih sempat memikirkan luka yang tidak seberapa itu? Kau sepertinya harus aku beri pelajaran!" Evan berseru dengan nada tinggi, Davin yang mendengar itu sedikit tersentak karena suara Evan yang menggema di telinganya. Ia langsung saja melihat keluar, disana ada beberapa orang berbaju hitam yang memakai penutup wajah dengan mereka yang membawa belati. Diantara mereka juga ada yang membawa palu dan tongkat baseball.

"Kok tambah banyak sih? Perasaan tadi cuma lima?" Davin mulai panik, mereka memukul mukul mobilnya dengan tongkat baseball dan palu mereka, menimbulkan suara bising yang sangat mengganggu.

Prang!

Kaca mobil belakang pecah, Davin semakin di buat dak dik duk karenanya. Mereka ini sebenarnya mau apa?

"Keluar! Keluar gak lo?! Kalo gak keluar juga, gue bakar nih mobil!" Salah satu dari mereka berseru dengan nada mengancamnya.

"Keluar saja dulu, tidak lucu jika kau ditemukan mati terbakar di dalam mobil." Davin menurut, ia akhirnya keluar. orang-orang itu langsung mengepung Davin dan bersiap dengan senjata masing-masing.

"Ma-mau apa kalian?!" Davin berseru dengan sedikit terbata, ia belum pernah berada di posisi seperti itu.

Jujur saja, Davin takut.

"Mau kepala lo! Pake nanya, ikut kita dengan sukarela atau gue potong kaki lu biar gabisa kabur?!" Davin sedikit tergelak mendengar jawaban dari si pembegal, enak aja mau  kepala ganteng nya.

"Davin, serius sedikit! Ikuti saja dulu, jika ada celah aku akan membantumu." Evan berseru kesal mengetahui pikiran Davin,

"O-oke." Pemimpin para begal itu mengangguk puas, ia memimpin berjalan menuju mobilnya.

Ternyata mereka datang tidak hanya menggunakan satu mobil, tapi dua mobil ada dua motor juga.

Davin pusing memikirkan apa yang akan terjadi padanya setelah ini, tetapi ia benar-benar merasa- argh sudahlah.


Impromptu Father! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang