Hehe :)
Typo tandain!
Selamat membaca~
***
Dor!
Tubuh Davin tersentak kecil ketika suara dari tembakan yang berasal dari Kaivan itu terdengar nyaring di telinganya.
"Cih, masih bocah saja kau sangat sombong!" Arby berujar sambil memegang bahu kirinya. Tembakan itu meleset, Kaivan memang menargetkan dada Arby tetapi Arby sedikit menghindar, alhasil tembakan itu mengenai bahunya.
"Berisik! Banyak omong sekali kau!" Kaivan menggeram, ia kembali menarik pelatuknya.
Dor!
Arby dengan lihainya menghindar, ia berlari ke arah Kaivan dengan tubuh telanjangnya.
"Menjijikan." Evan berujar jijik, apa Arby tidak malu?
Bugh!
Kepala Kaivan tertoreh ketika mendapatkan bogeman mentah dari Arby.
"Bocah bau kencur sepertimu ingin melawanku?" Arby terkekeh sinis, ia mengangkat kepalan tangannya. Berniat kembali memukul Kaivan.
Sret.. Dor!
Kaivan dengan gesit menghindar, setelahnya ia menarik pelatuknya dan menembak Arby dari jarak dekat.
"Ssh.. sial!" Arby menggeram, pelurunya tepat mengenai perutnya.
Dor! Dor!
Kaivan kembali meluncurkan timah panasnya. Tepat sasaran, dua tembakan mengenai dada kiri Arby.
Arby menggeram, tangannya terangkat memegang dadanya. Ia menatap tajam Kaivan.
"Keparat!" Di saat seperti itu, sempat sempatnya ia mengumpat. Kaivan mendecih jijik.
Bugh!
Tubuh Arby membungkuk ketika miliknya di tendang oleh Kaivan. Kaivan sendiri merasa jijik, ia harus mengganti sepatunya setelah ini.
"Sih-sialan! Kalian akan aku bal-
Dor!
-Las"
Arby akhirnya ambruk, Kaivan tidak memiliki kesabaran yang cukup untuk mendengar kata-kata memuakkan dari Arby. Ya, anggap saja itu kata terakhirnya.
Kaivan berjalan menghampiri tubuh Arby yang ambruk di atas lantai dengan lima peluru bersarang di tubuhnya.
Kaivan pastikan ia sudah mati, selain karena ia menembak Arby di titik vitalnya, pelurunya juga beracun. Mau Arby hanya tergores saja, ia pasti akan mati.
Dugh!
Kaivan menendang tubuh Arby dengan keras, ia merasa jijik melihat tubuh pria itu yang benar-benar telanjang bulat.
"Ayah gak papa?" Kaivan berjongkok di depan Davin, ia mengeluarkan belatinya dan memotong tali yang sedang mengikat kaki ayahnya itu dengan kuat.
"G-gak papa." Davin sedikit terbata, ia masih shock dengan kejadian yang baru saja terjadi di depan matanya itu.
Ingat jika Davin itu hanya seorang remaja yang menjalani hidupnya tanpa ada bumbu-bumbu kriminal di hidupnya.
"Syukurlah." Kaivan akhirnya bisa bernafas lega. Setelah melepaskan ikatan pada tubuh Davin, Kaivan langsung memeluk ayahnya itu.
"Kai khawatir banget sama ayah. Maaf karena Kai telat datang.." ujarnya lirih. Davin sedikit terenyuh, ia dengan tangannya yang masih gemetar mengusap punggung Kaivan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impromptu Father! [END]
FantasyDavin tak sengaja ketiduran di taman, seharusnya bukan masalah. Tetapi ketika ia terbangun, ia tiba tiba berada di kamar. Benar, kamar. Tetapi bukan kamar nya. Ada yang salah, ia berkaca dan melihat orang lain di pantulan nya. Setelah mencerna apa...