Maaf banget aku lupaaa😭
Ditambah tadi ada acara, jadi aku gak sempet buka wattpad.Vote cok, vote!
100 vote aku lanjutttt
Typo tandainn
Selamat membaca~
***
Brukk!
Davin menopang tubuhnya yang ambruk dengan kedua tangannya. Tengkuknya sakit. bagaimana pun, ia baru pertama kali mendapatkan pukulan seperti itu. Beruntung ia tidak pingsan.
Kaivan membantu Davin duduk, ia menatap ayahnya khawatir.
Davin memegang tengkuknya dengan meringis kecil, ia kira tadi akan pingsan.
"Bersyukur lah karena tubuhku sudah terbiasa." Evan berujar dengan sombong membuat Davin mendengus kecil.
"Dasar anak nakal!" Davin menyentil dahi Kaivan yang berada di depannya.
"Aws." Kaivan meringis dengan memegang dahinya, ia menatap Davin dengan tatapan protes.
Davin berdiri dengan tangan yang masih mengusap usap tengkuknya, ia mengulurkan tangannya untuk membantu Kaivan berdiri.
Kaivan menerima uluran tangan Davin dan berdiri. Ia menatap ayahnya itu meminta penjelasan.
"Ayah kok bisa disini?" Davin mengalihkan pandangannya menghindari tatapan Kaivan, hal itu membuat mata Kaivan memicing curiga.
"Tadi kebetulan lewat aja, ayah mau ke supermarket. Eh malah liat kalian yang lagi pada berantem." Tatapan mata Davin terpusat pada teman-teman Kaivan, Mengabaikan tatapan tak percaya dari Kaivan.
"Mereka teman teman mu?" Davin menunjuk teman-teman Kaivan dengan dagunya sedangkan Kaivan mengangguk kecil.
Mark, Larry, John, Sean dan Alan mendekat, menghampiri Davin dan Kaivan.
"Nah, om. Kenalin, aku Alan. Yang ini Mark, itu John terus yang ini sean dan itu Larry. Om ayahnya Kaivan, ya?" Alan berseru mengenalkan diri dengan suara yang riang.
"Iya, saya ayahnya Kaivan. Ini sudah malam, kenapa kalian disini dan berkelahi seperti tadi?" Davin menatap mereka satu persatu. Kaivan mengalihkan tatapannya ke mana saja asal tidak bertatap dengan Davin.
"Kita tauran, om." tanpa disangka, Alam menjawab dengan santainya, membuat Kaivan memelototi nya.
Davin terkekeh ringan melihat mereka yang dengan kompak memelototi Alan, sedangkan Alan sendiri tak menyadari nya.
"Lain kali jangan diulang, selain berbahaya kalian bisa aja di tangkap polisi." Davin berujar memberi nasihat, ia menatap mereka satu persatu.
"Iya om. Kami akan usahakan untuk tidak mengulanginya lagi." Mark mengangguk, diikuti juga oleh yang lainnya.
Davin tersenyum puas melihat mereka yang menurut, "ini sudah larut malam, lebih baik kalian pulang ke rumah dan istirahat."
Mereka lagi-lagi mengangguk patuh. Sedangkan Davin menatap Kaivan yang hanya diam.
"Yasudah om, kami pamit." Davin mengangguk. Mark menghampiri Kaivan dan menepuk pundaknya, setelah itu ia pergi menghampiri motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impromptu Father! [END]
FantasyDavin tak sengaja ketiduran di taman, seharusnya bukan masalah. Tetapi ketika ia terbangun, ia tiba tiba berada di kamar. Benar, kamar. Tetapi bukan kamar nya. Ada yang salah, ia berkaca dan melihat orang lain di pantulan nya. Setelah mencerna apa...