Vote cuy
120 vote aku lanjut!
Typo tandainnnSelamat membaca~
***
Dua hari telah berlalu, Davin mengendarai mobilnya menuju ke sekolah baru Kaivan, Kevano dan Alan.
Ngomong-ngomong tentang Alan, Alan akhirnya akan tinggal bersama mereka. Davin juga baru mengetahui kalau Alan itu yatim piatu, ia selama ini tinggal di rumah pamannya.
Davin akan ke sekolah karena sedang mengurus perpindahan sekolah mereka.
Setelah beberapa saat berkendara, akhirnya Davin sampai di sekolah baru itu.
Untuk kali ini, Kaivan dan Kevano akan berbeda sekolah karena sekolah tempat Davin mendaftarkan Kaivan dan Alan hanya ada SMA saja, tidak ada SMP nya tapi tetap satu yayasan.
SMA Harapan. SMA swasta dengan berbagai jurusan, dengan fasilitas yang lengkap. Sekolah ini cukup elit, tapi tidak seelit High hopes school.
Davin memarkirkan mobilnya di parkiran, setelah itu ia keluar. Sekolah sudah sepi karena saat ini sudah masuk jam pelajaran.
Ia melihat ke sekitarnya untuk mencari orang yang bisa ia tanyai, hingga matanya menangkap seorang siswi yang baru saja turun dari dinding pembatas.
"Dia telat deh kayaknya." Davin memutuskan untuk menghampiri siswi itu yang tengah menepuk-nepuk roknya yang sedikit kotor.
"Permisi?" Siswi itu berjengit kaget, ia berbalik dan melihat Davin dengan tatapan terkejut nya.
"Eh iya, om? Ada apa?" Siswi itu tersenyum kecil, Davin yang melihat itu juga ikut tersenyum.
"Saya mau tanya, ruangan kepala sekolah dimana, ya?" Davin bertanya, Siswi itu mengangguk dan mengalihkan pandangannya ke sekolah.
"Em, aku anterin aja, om. Kebetulan kelas ku juga ngelewatin ruang kepsek." Davin mengangguk setuju, ia mempersilahkan Siswi itu untuk jalan terlebih dahulu.
Davin mengikuti Siswi itu yang berjalan menaiki tangga, melewati lorong-lorong dan akhirnya siswi itu berhenti di sebuah pintu bertuliskan 'Ruang kepala sekolah'.
"Ruangannya yang ini, om. Kalo gitu aku ke kelas dulu ya, om."
Davin mengangguk, ia tersenyum tipis. "terimakasih." Siswi itu mengangguk lalu berlalu dari hadapan Davin.
Tok tok tok
Setelah siswi itu pergi, Davin mengetuk pintu. Tak lama sebuah suara menyuruhnya masuk. Ia membuka pintu dan masuk.
***
Setelah menyelesaikan pendaftaran nya, Davin pergi dari sekolah.
Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia akan pergi mencari tahu keadaan tubuh aslinya.
Davin sudah lama ingin mengetahui bagaimana keadaan tubuhnya sekarang. Ia mengendarai mobilnya menuju kostan nya.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, akhirnya ia sampai di kostan nya. Keadaan kostan nya masih seperti dulu ketika ia pergi ke taman.
"Cari siapa, pak?" Seorang wanita menghampiri Davin ketika melihat ia yang nampak sedikit mencurigakan.
Davin menoleh, ia tersenyum canggung
Wanita di hadapannya adalah ibu kost nya."Saya lagi cari Davin." wanita itu mengangguk kecil, sedangkan Davin diam menunggu wanita itu berbicara.
"Davin, ya? Davin udah dua minggu ini menghilang. Saya gak tahu dia kemana, tapi suami saya bilang dua minggu lalu Davin pergi ke taman pagi-pagi banget tapi udah gitu dia gak pulang-pulang. Saya juga udah telepon polisi, tapi polisi juga belum nemuin Davin." Wanita itu berujar menjelaskan, Davin yang mendengar itu mengerutkan keningnya merasa aneh.
"Aku kan waktu itu ketiduran di taman, masa gak ketemu sih?" Ia membatin.
"Begitu?" Davin mengangguk mengerti, wanita itu pun ikut mengangguk.
"Kalo boleh tau bapak siapanya Davin, ya? Setau saya Davin udah gak punya keluarga."
"Saya om nya. Em, kalo gitu saya permisi. Terimakasih informasinya." Davin kembali masuk kedalam mobilnya, ia kemudian melajukan mobilnya untuk pulang. Ia mengambil rute jalan yang berbeda dengan jalan yang ia lalui tadi.
"Kok bisa sih?" Davin bergumam, keningnya berkerut.
"Jangan jangan kamu di culik terus dimutilasi? Makannya tubuh aslimu tidak ketemu." Davin berdecak mendengar perkataan Evan yang sangat absurd itu.
Davin akhirnya kembali diam, ia menatap jalan dan memilih fokus berkendara. Tetapi matanya tak sengaja melihat ke arah taman yang waktu itu ia datangi.
Ia mengerutkan keningnya merasa ada yang aneh, ia menepikan mobilnya dan menatap taman itu dengan lamat.
Kening Davin semakin mengerut ketika menyadari ada yang hilang.
"Pohon yang waktu itu kemana?" otak Davin ngelag. Jelas-jelas waktu itu ia melihat pohon besar yang rindang di taman itu. Tapi kok sekarang tidak ada?
Sekarang malah tergantikan oleh pohon pohon kecil yang di pangkas dengan rapi. Davin mengambil ponselnya.
Ia men search taman itu, ia mengklik sebuah foto yang di ambil beberapa tahun sebelum nya. Matanya membulat ketika melihat pohon itu yang juga tidak ada. Padahal setiap ia mengunjungi taman itu ia selalu melihat pohon besar itu.
"Jangan jangan itu pohon berhantu?" Evan berujar menyuarakan pemikirannya, sedangkan Davin mendengus kecil.
"Mana ada pohon hantu!" Davin kemudian kembali menyimpan ponselnya dan melajukan mobilnya.
Di perjalanan Davin terus saja memikirkan pohon itu yang tiba-tiba menghilang. Ia benar-benar merasa janggal.
Ia melihat arloji di tangannya kemudian menepikan mobilnya di sebuah rumah makan.
Setelah memarkirkan mobilnya Davin masuk kedalam dan memesan makanan untuk di bawa pulang.
Davin duduk di kursi untuk menunggu pesanannya sambil memainkan ponsel nya.
Tap
Tap
Tap
"Evan?"
"Davin, cepat pergi! Kurasa kau akan mendapatkan masalah jika tidak pergi!"
Bersambung
Mlkchz
291223
![](https://img.wattpad.com/cover/357576987-288-k156287.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Impromptu Father! [END]
FantasyDavin tak sengaja ketiduran di taman, seharusnya bukan masalah. Tetapi ketika ia terbangun, ia tiba tiba berada di kamar. Benar, kamar. Tetapi bukan kamar nya. Ada yang salah, ia berkaca dan melihat orang lain di pantulan nya. Setelah mencerna apa...