IF. 04

27K 2.1K 10
                                    

Vote nyaaa jangan lupaaa
Typo tandain ya~

Selamat membaca~

***

Davin membuka matanya yang terasa berat, kepalanya juga sedikit pening.

Ia mengerutkan keningnya ketika ia melihat langit-langit ruangan yang ia tempati ini terasa asing.

"Ini dimana lagi? Apa jangan-jangan aku pindah tubuh lagi?" Davin mendudukkan dirinya. Kamar ini sangat asing di ingatannya.

Davin memijat pelipisnya karena merasa kepalanya yang berdenyut.

Pikiran Davin mulai melalang buana, ia mengingat apa yang terjadi terakhir kali padanya.

Waktu itu ia di kepung oleh orang-orang berbaju hitam, setelah itu ia tak sadarkan diri.

Ceklek

Davin mendongak ketika mendengar suara pintu yang terbuka. Ia mengerutkan keningnya ketika melihat seorang pria tua yang berdiri di ambang pintu sedang terpaku menatapnya.

Tersadar, Pria tua itu melangkah kan kakinya menghampiri Davin tak lupa dengan menutup pintu.

Davin dengan reflek berdiri, ia menatap pria tua itu dengan wajah flat nya.

"Siapa ka-"

Bugh!

Kepala Davin tertoreh ketika mendapatkan bogeman mentah dari pria tua itu.

Walaupun sudah tua, ternyata tenaganya tidak main-main. Davin meringis, ia memegang pipinya yang berdenyut sakit.

"Siapa kamu! Datang-datang malah pukul orang!" Ia berujar dengan wajah kesalnya.

Pria tua itu mendecih dengan memutar bola matanya.

"Tidak perlu berpura pura! Papa tidak pernah mengajarkan kamu menelantarkan anakmu, Evan!" tubuh Davin tersentak ketika mendengar bentakan dari pria itu.

Davin menatap pria tua itu dengan tatapan bingung, hingga beberapa ingatan melintas di kepalanya. Akhirnya ia tahu siapa pria tua didepannya.

Dia adalah Jason Miller, Ayah kandung Evander.

Tanpa sadar, Davin memundurkan langkahnya untuk memberi jarak.

"Papa benar-benar kecewa melihat kelakuanmu selama ini!" Jason berujar dengan suara berat nya. Ia menatap Davin nyalang.

Bugh

Sekali lagi, kepala Davin harus tertoreh ketika mendapatkan bogeman mentah dari Jason lagi.

"Kamu bahkan tidak bisa berdamai dengan masa lalu mu, kedua anakmu, apa kau tidak menyayangi mereka, hah!" Jason kembali membentak sedangkan Davin kini memegangi kedua pipinya yang berdenyut, selama ini ia tak pernah di pukul seperti ini.

"Mereka sudah kehilangan ibu mereka dan kamu malah ikut pergi, Brengsek kamu, Evan!" Jason meraih lampu tidur di atas nakas dan melemparkannya kearah Davin.

Davin mendesis ketika lampu itu menubruk bahunya. Ia menatap pria di depannya dengan tatapan yang sedikit tajam.

"Kamu selalu kabur ketika kami menemukan mu. Akhirnya aku mendapatkan mu, apa yang akan kau lakukan sekarang, hm?" Jason kembali mengendalikan dirinya, ia menatap Davin dengan tangan yang di lipat di dada.

Davin diam, ia tak tahu harus menjawab apa. Ia hanya diam menatap ayah dari pemilik tubuh yang ia tempati.

"Cuma gara gara wanita kamu seperti ini, papa tidak heran dia meninggalkan mu." Jason menatap Evan dengan tatapan merendahkan, ia menyunggingkan senyum bengis nya.

Prang!

Davin melemparkan gelas yang berada di atas nakas kearah Jason, tetapi Jason berhasil menghindar.

'Eh eh, apanih! Kok tubuhnya gerak sendiri!' Davin berteriak di dalam benaknya, Tubuhnya tak bisa ia kendalikan, seperti ada orang lain yang mengambil alih tubuhnya.

"Papa gak tahu perasaan ku!" Davin berteriak dengan wajah yang memerah padam.

'Aduuh, kenapa sih ini?' Davin mengeluh ketika tak berhasil mengendalikan dirinya. Padahal ia tidak berniat membalas perkataan pria itu.

"Papa tahu! Kamu saja yang terlalu bodoh! Papa sudah membantumu waktu itu, tapi apa ini? Kamu malah melarikan diri dari masalahmu sendiri. Dasar pengecut, cih!" Alis Jason menukik tajam, ia menggeram ketika Davin melemparkan gelas ke arahnya.

"Papa gak tahu karena papa bukan aku! Papa cuma tahu gimana cara buat aku selalu nurut sama papa, papa itu bukan papa yang baik!" Jason semakin menatap tajam Davin. Tangan Davin mengepal erat dengan mata memerah.

'Aduh, mati aku.' Evan meringis di dalam hati ketika mendengar apa yang ia ucapkan sendiri.

"Apa kamu bilang?" Jason maju menghampiri Davin dan melayangkan bogeman nya.

Kepala Davin kembali tertoleh, ia memegang pipinya yang semakin berdenyut sakit.

"Kalau papa bukan papa yang baik, berarti kamu lebih buruk dari papa! Mamamu bahkan sampai sakit melihat kelakuanmu itu, Evan!" Jason mencengkram kedua bahu Davin, kemudian ia menghempaskan nya ke lantai membuat Davin terjatuh.

"Tapi gara gara papa lah, Tiara pergi! Karena papa selalu menuntutku menyelesaikan semua pekerjaan sialan itu. Papa bahkan tidak memikirkan Kaivan yang masih kecil waktu itu, yang papa pikirkan cuma perusahaan, perusahaan, dan perusahaan! Aku muak!" Davin berteriak dengan mata yang memerah, Jason terpaku di tempatnya dengan mata yang masih menatap Davin.

'Ah udahlah, aku pasrah aja' Davin menyerah, ia berhenti mencoba mengambil alih kembali tubuhnya yang bergerak tidak sesuai dengan keinginannya.

Bersambung..

Mlkchz
121223

Impromptu Father! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang