Bab 18. Lolipop

1.6K 110 12
                                    

✧🌜🌜🌜💫🌛🌛🌛✧

"Tak apa dengan ketidak sempurnaan.
Namun, nyatanya kita harus terlihat sempurna agar tidak terlihat berantakan."
-Kavi Barlend-

.

.

.

.

.


Malam hari dimeja makan yang hanya terdengar dentingan piring.
Rasanya benar-benar canggung.

Semua nya diam kehilangan topik pembicaraan.
El ingin membuka suara namun entah kenapa suara nya seakan tercekat, hingga makan malam berakhir begitu saja.

...

"Kavi bagaimana keadaan disana?" Tanya Xander

"Baik" jawab kavi singkat

"Hei baby, mau bermain puzzle?" Ajak Vaza

"Puzle? El mau!" Girang El

Vaza mengkode Java dengan cepat Java mengangguk paham akan kode dari tuan mudanya itu.

"Baiklah tuan muda kecil bagaimana kalau kita pergi bersama?"

"Ayo!" El turun dari pangkuan Xander lalu meraih tangan Java dan menariknya kearah lift.

Tampak nya El sedang bersemangat setelah bosan terus duduk diam.

Setelah memastikan El pergi Vaza membuka suara
"Lusa adalah hari ulang tahun El bagaimana kalau membuat kejutan besar?" ujar Vaza

"Benarkah!? Kalau begitu kita harus rayakan dan jadikan kejutan terbaik yang pernah ada!" timpal Kay dibalas anggukan oleh Xander dan Geza

"Tak terasa El sudah berumur 12 tahun, kita benar-benar melewatkan masa pertumbuhan nya" ucap Xander sendu

"Yang sudah terjadi biarlah tejadi, lagipula El sekarang sudah ada disamping kita" ucap Geza dibalas anggukan oleh Xander, Kay dan Vaza kecuali kavi.

"Bagaimana dengan tema nya?" Tanya Kay

"Tema apa?"

Deg

"Baby El kapan sampai hm?" Ucap Xander sambil mengangkat El kepangkuan nya.

"Baru aja, kalian bahas apa?"

"Tidak ada" jawab Vaza

"Bohong" ucap El dengan mulut yang mengerucut lucu

"Gak baby, kita hanya membahas masalah perusahan" ucap Geza

"Hei! Bagaimana dengan bermain puzzle sekarang?" Ucap Kay mengalihkan pembicaraan

"Ah iya! Puzzle nya" El turun lalu duduk di karpet diikuti oleh Vaza dan mulai bermain puzzle.

Saat Kay akan ikut duduk bersama, kavi menahan tangan Kay.

Xander dan Geza yang melihat itu cukup paham dengan tingkah laku kavi dan memilih berpura-pura tidak melihatnya.

"Kak, dia bukan Kiyan" bisik Kay pelan, kavi yang mendengarnya tersadar dan melepaskan tangan Kay lalu berdiri dari duduk nya.

"Kau ingin kemana kavi?" Tanya Xander melihat kavi berjalan kearah lift

"Aku lelah, aku ingin istirahat" ucap kavi tanpa melihat kearah belakang lalu menghilang dibalik lift.

RAVANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang