"Bahkan disaat semuanya mulai menghilang, dapatkah aku mengatakan bahwa aku masih
Baik baik saja ?"
-Ravaniel-
.
.
.
.
.
.
Dirumah sakit"Baby El" gumam Xander dengan mata yg terus tertuju pada hospital bed yg juga dilengkapi dengan side rail full-size diruang VIP.
Seorang anak manis sedang tertidur dengan nyenyaknya seakan tak ada hari esok.
Dia adalah Ravaniel.
Dia sudah tertidur selama 7 jam lamanya dan selama itu pula Xander setia menunggu disamping kasur El.Flashback on
JEVA : dari hasil test DNA dapat dibuktikan bahwa hasil nya 99,9% cocok dan sesuai dengan data yg telah saya dapatkan bahwa...
Ravaniel adalah baby El yg telah anda cari selama ini.Xander diam membeku ditempatnya dia bingung harus berekspresi seperti apa?
Didalam pikirannya hanya satu, bahagia namun yg hanya bisa dilihat oleh Jeva adalah wajah datar Xander.Tanpa sepatah kata Xander melangkahkan kakinya keluar dari ruangan nya tadi berbicara dengan Jeva.
pikiran nya saat ini hanya satu "baby El".Flashback off
"Uh, aku dimana?" El
"Kau sudah bangun baby?"
El menatap heran pada pria disamping nya ini dan setelah nyawanya mulai terkumpul barulah ia sadar siapa pria ini.
"O..om kan orang yg beli jualan saya? Om yg bawa El kesini ya?" Tanya El dengan ekspresi muka menyelediki, yg bukannya malah membuat lawan merasa terintimidasi malah membuat lawan mata tersebut menahan gemas saking imutnya anak ini.
Rambut yg lebat, mata yg besar, bulu mata yg lentik,pipi yg hampir tumpah dengan sedikit semburat merah serta tatapan lucunya dan jangan lupakan tinggi badannya membuat El terlihat seperti anak SD yg masih polos.
Bahkan tinggi El tidak sampai di atas dada Xander."Ya itu aku dan aku lah yg membawa mu kesini" Xander
"Ohhhh, makasih ya om kar_"
Ucapan El terpotong dengan ucapan tiba² dari Xander
"Daddy" Xander
"Apa? El nggak dengar"
"Mulai sekarang Panggil saya Daddy"
"Kenapa El harus?"
"Karena kau adalah anakku"
"Sejak kapan!?" El
"Sejak kau lahir didunia" xander
"Ohhh berarti saat El belum lahir El bukan anak nya om?"
"Bukan gitu juga maksudnya" lelah Xander
"Intinya kau adalah anakku, anak kandung ku. jadi mulai sekarang nama mu adalah Ravaniel DENARD dan aku adalah Xander Panggil aku Daddy"
Jelas Xander dengan menekan kata DENARD."Kenapa?" El
Kening Xander mengkerut menandakan tidak mengerti dengan ucapan El.
"Kenapa baru sekarang menampakkan diri?"
El mengangkat kepalanya dan dengan berani menatap mata Xander dengan tatapan kosong.Xander tertegun dengan ucapan dan wajah hampa El.
"Karena.... Daddy.... Daddy akan jelaskan ketika kita sampai dirumah. Daddy janji"
Ucap Xander dengan memberikan jari kelingking nya kepada El.
Bukan nya tidak ingin memberitahu kenyataannya, namun, Xander ingin mereka berkumpul terlebih dahulu bersama abang² nya juga tentunya.El menatap lama jari kelingking Xander sebelum menyatukan jari kelingking nya juga.
"Anak pintar! Sekarang gimana kalau kita jalan² ke taman rumah sakit?"
El hanya bisa mengangguk karena dia juga sebenarnya benci rumah sakit.
Saat akan turun dari berangkar tiba tiba El merasa tubuhnya melayang membuatnya kaget, sontak mengadahkan kepalanya untuk melihat siapa yg mengendong nya dan tentunya adalah Xander sendiri."El mau jalan aja" dengan memberontak di gendongan Xander agar Xander segera menurunkannya.
"Tidak! Aku akan mengendong mu saja kau sedang sakit dan lantai rumah sakit itu kotor!"
"Tapi El kan bisa pakai sandal"
"Digendong atau kita tidak pergi" ancam Xander
"El mau digendong!" Jawab El dengan semangat.
Masa dia harus berbaring terus dibrankar bau obat²tan itu.*Ditaman rumah sakit
"Apa baby El butuh sesuatu?"
Tanya Xander dengan senyuman terpatri diwajah tampannya.
Sekarang Xander bahkan menjadi pusat perhatian orang² karena pertama kalinya mereka melihat senyum seorang Xander yg terkenal akan kekayaan dan kekejamannya tapi bukan hanya karena itu, ada juga orang yg menatap heran dengan anak yg mengemaskan digendongan Xander.Tidak ada yg tau tentang El semua situs pribadi tentang keluarga DENARD ditutup rapat oleh keluarga DENARD.
Mereka tidak suka privasi nya diketahui, terkecuali berita perusahaan nya yg telah menyebar luas."El mau es krim!!!" Dengan wajah yg berbinar El menunjuk salah satu pedagang es krim Yg sedang berjualan.
"Tidak! Kau sedang sakit apa kau mau terus berada disini, hm?
"Tidak! El gak mau!" Jawab El
"Anak pintar, nanti kita beli es krim saat kau sudah sehat, ok?"
"OK!!" jawab El dengan tangan membentuk 👌
Xander membawa El duduk di bangku kosong didekat taman tentunya dengan El dipangkuan nya. Diam sejenak membuat rasa canggung muncul diantara mereka, hingga Xander membuka suara
"Apa keinginan terbesar mu baby El?" Tanya Xander penasaran
"El ingin...... waktu bisa diputar kembali ke masa lalu"
"Kenapa harus ke masa lalu? Kenapa bukan masa depan saja?
Heran Xander" Karena, El ingin sekali kembali menjadi putra kecil daddy yg manja.
karena tumbuh menjadi dewasa itu susah yah"Jawab El dengan polosnya
El mulai menerima keberadaan Xander sebagai Daddy nya walau dalam benak nya ia masih penasaran mengapa ia harus tinggal dipanti saat ia punya orang tua yg kaya raya."Padahal cuma kata², tapi kenapa rasanya sesakit ini?" Batin Xander.
ucapan polos El mampu membuat seorang Xander diam membeku dan mulai menyesali perbuatannya yg menaruh El di panti asuhan yg membuatnya tak bisa melihat secara langsung perkembangan anak bungsu kesayangan nya ini.Bersambung....
.
.
.
.
.
.
.Bagaimana alurnya bagus gak?
Semua saran dan kritik diperbolehkan.
Author'Jangan lupa Vote
dan komen!Typo bertebaran❗
See you next chapter🌜
Kamis, 31 Agustus 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVANIEL
CasualeRAVANIEL dengan wajah babyface+pendek. Tinggal dipanti asuhan yg nyatanya bukannya dapat kebahagian malah dapat penyiksaan, dipaksa jualan dipinggir jalan untuk biaya uang sekolah. Namun, kehidupannya berubah saat bertemu dengan seorang pria dewasa...