"Rumah tidak selamanya berbentuk bangunan dan obat tidak selamanya berbentuk pil."
Author N.
.
.
.
.
"Bunyi tembakan?" Agren yang memahami situasi bergegas meninggalkan ruangan
"Kau, pergilah lewat pintu belakang, lalu masuklah kedalam mobil ku, kau tau kan?"
Perintah Kavi ke El"Iya" jawab El
Setelahnya kavi bergegas keluar meninggalkan El sendirian.
DOR DOR DOR
"HAHAHAHA KAU AKAN MATI KALI INI KAVI!"
"Tsk, Dasar pak tua" ucap Kavi santai
DOR DOR DOR
"Aku tak pernah menyangka akan ada saat dimasa aku melihat mu betekuk lutut dibawah ku HAHAHA!" Ucap orang yang disebut pak tua itu
"Terlalu percaya diri tak baik untuk mu tuan Pram" ucap kavi dengan tatapan yang tetap fokus menembak lawan
DOR DOR DOR
Selang beberapa menit Pram mulai sadar anggota nya telah banyak yang tewas.
"Sial!" Pekik nya
"Hah, lihat bahkan serangan tiba-tiba mu pun tak mampu mengalahkan aku dan anak buah ku, tsk memalukan" ucap Kavi
"Hahaha, ini belum selesai" Pram memperlihatkan handphone nya yang menunjukkan hitung mundur
"Kau akan tamat!" Pram dengan anggota yang tersisa bergegas keluar dari Vila.
Kavi yang mengerti bahwa ada bahan peledak yang telah disembunyikan didalam Vila segera memrintah anak buahnya untuk keluar dari Vila
"Keluar dari sini" perintah Kavi
Semua anggota, Agren dan Kavi bergegas keluar dari Vila menuju mobil masing-masing
"Tunggu, dimana El?" tanya Kavi saat melihat mobilnya kosong
"Ah, ku kira kau bersamanya" ucap Agren
"Sial, kalian pergi dari sini aku akan mencari El didalam" Perintah kavi lalu bergegas kembali kedalam Vila
"KAVI!" Teriak Agren namun tak di gubris oleh Kavi
"Bagaimana ini?" Tanya salah satu bodyguard
"Ayo pergi, itulah yang diperintahkan" ucap Agren berusaha tenang
"Waktunya tidak lama lagi" batin Agren mengingat timer yang ditunjukan oleh Pram
Didalam Vila
"EL! JAWAB AKU KAU DIMANA!"
"Sial, aku tak akan kehilangannya lagi kan?" Pikiran Kavi mulai bekecamuk
Dilain tempat
"Sedikit lagi" ucap El berusaha mengambil sesuatu dibawah meja
"Ugh, Dapat!" Ucap El dengan senyum merekah diwajahnya setelah berhasil mendapatnya
BRAK!
"RAVANIEL!"
"Ah! Kak Kavi?"
"KAU DARI MANA SAJA HAH!?"
"Ah, i-itu El mengam-"
Belum sempat menjawab Kavi dengan cepat membawa El kedalam gendongan nya dan bergegas keluar dari Vila
"Maaf membentak mu"
"Ah! Tidak pa pa" ucap El dengan wajah yang bersemu merah, ini pertama kalinya Kavi bernada lembut pada nya.
Keluar dari Vila Kavi berlari masuk ke mobilnya dengan El dipangkuan nya tidak lama Vila itu meledak untungnya mobil Kavi telah pergi jauh dari Vila
DUARRRRR!
Kavi menutup telinga El dan memeluk tubuh El dengan erat.
"Ugh" badan El bergetar hebat
"Tidak papa jangan takut, ada kakak disini"
Kavi membawa mobilnya dengan kecepatan penuh, membawa mereka pergi jauh dari Vila menuju basecamp dimana semoga anggota nya ada disana
"Kau baik-baik saja?" ucap Agren melihat kedatangan Kavi
"Aku baik, tapi tidak dengan nya" ucao kavi melihat El yang masih menutup telinganya
"Hei, adik kecil kau aman sekarang" ucap Agren berusaha membujuk El
"Hiks, El takut" cicit El pelan
Kavi duduk disalah satu bangku dengan El dipangkuan nya
"Jangan takut, El kan berani"
Bujuk Kavi"El belani?"
"Ya, El sangat berani"
Ucap kavi dengan senyum hangatnya membuat anak buahnya,Agren termasuk El tertegun"Hehe, kak Kavi tampan ketika telsenyum" ucap El membuat Kavi terdiam sejenak lalu kembali tersenyum
Ini pertama kalinya rasa hangat dihatinya kembali terasa.
"Kak lihat ini, El membawa kan ini untuk kak Kavi, apa itu balang belhalga?"
El memberikan selembar foto kepada Kavi, selembar foto yang menggambarkan Kavi dan Kiyan.
"Ya, sangat berharga" ucap Kavi sambil melihat foto itu dengan tatapan teduh
"Tunggu, apa ini yang membuat mu tidak keluar dari Vila?"
"I-iya, El melihatnya terjatuh kebawah meja El pikil dengan membelikan itu ke kak Kavi, kak Kavi tidak akan malah lagi sama El"
"...Dasar bodoh kau hampir mati karena selembar foto" ucap Kavi sambil mengusap matanya
"Kak Kavi nangis ya?"
"CK, siapa yang menangis?"
"Jangan nangis, kata Daddy matanya bica bengkak nanti"
"Tidak, kakak tidak nangis" ucap kavi berusaha menyangkalnya
Sementara anak buahnya yang melihat kejadian itu ikut merasa senang, boss nya akhirnya tersenyum.
"Maa-" belum sempat kavi menyelesaikan ucapannya seseorang memanggilnya
"Kavi"
"Daddy?"
Xander berjalan kearah Kavi lalu dengan cepat membawa El ke pelukan nya
"Daddy! hiks El kangen!" Tutur El dibalas kecupan oleh Xander
Sementara Vaza, Vaza berjalan kearah Kavi mencengkram kerah baju kavi bersiap melayangkan tinjunya namun ditahan oleh Geza.
"Ada El disini"
"Tsk" Vaza melepas cengkraman nya
"Maaf" ucap kavi
"APA? MAAF? HAH! LO -"
"Vaza" peringat Geza
"Sial" desis Vaza kemudian berjalan menjauh
"Ugh, kepada El pucing"
"Yang mana yang sakit hm? Kita kerumah sakit ya, jangan tutup matanya" Xander dengan cepat masuk kedalam mobilnya
"El ngantuk"
"Sabar ya sayang, jangan tutup matanya dulu" bujuk Xander
Xander berusaha membuat El tetap membuka matanya namun pandangan El lebih dulu menggelap.
Suara-suara yang terdengarpun mulai menghilang.Bersambung....
Hai! Author tumben Up cepat nih, hehe>.<
Vote dan komennya jangan lupa^_^
Sabtu, 13 April 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVANIEL
RandomRAVANIEL dengan wajah babyface+pendek. Tinggal dipanti asuhan yg nyatanya bukannya dapat kebahagian malah dapat penyiksaan, dipaksa jualan dipinggir jalan untuk biaya uang sekolah. Namun, kehidupannya berubah saat bertemu dengan seorang pria dewasa...