Bab 21. Mencurigakan

1.2K 88 3
                                    

"Terkadang kau harus  melupakan masa lalu untuk bisa menjalani hidup lebih baik."
-Vazaner Denard-

.

.

.

.

.

"

CARI DIMANA PUN!"

"Maaf kan saya tuan tapi cctv telah diretas"

"SIAL! Perbaiki secepatnya"

"Baik tuan"

"Meretas dan menculik tanpa adanya jejak yang tertinggal, kemungkinan besar pasti orang dalam" ucap Geza

BRAK!

"SIALAN! siapa pun dia tidak akan pernah kumaafkan" geram Vaza

"Kita harus bergerak cepat sebelum El pergi lebih jauh"

Keluarga denard termasuk Kay sedang heboh dengan berita hilangnya El pada malam hari, tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.
Membuat keluarga denard dibuat marah habis-habisan. seketika aura mansion begitu mencekam belum lagi bodyguard yang menjadi pelampiasan.

Saat Xander tiba didepan pintu utama terlihat kavi yang baru saja datang

"Ada apa ini?"

"Kak! Ravaniel diculik" ucap Kay

"Darimana saja kau?" Tanya Geza

"Kemarin malam aku menginap di kantor" jawab kavi dibalas tatapan tak bersahabat dari Geza

"Cepatlah, radarnya masih terlihat!" Ucap Xander melangkah ke arah luar tepatnya kearah mobil yang terparkir beserta beberapa bodyguard yang berjajar rapi

"Baik"

"Vaza, Kay dan kavi tetaplah dimansion" perintah Geza

"Apa!? Tidak! aku ingin ikut"

"Berhenti membantah!" Ucap Geza mengikuti Xander

Setelah kepergian mobil Xander dan Geza diikuti dengan beberapa mobil bodyguard dari belakang, tersisa Vaza,Kay dan kavi yang masih berdiri ditempat semula

"Apa maksudnya dengan radar?"
Tanya kavi

"Ada GPS yang terpasang di-hmph!" Belum sempat Kay selesai berbicara Vaza  sudah menutup mulut Kay

"Jangan memberikan informasi pribadi pada orang yang tidak penting" ucap Vaza menatap sinis kearah kavi

"Ah! Apa maksudnya dengan orang tidak penting?" Tanya Kay kebingungan

"Tidak ada" ucap Vaza melangkahkan kakinya kearah lift tidak lupa merangkul pundak Kay

Setelah kepergian Vaza dan Kay, kavi melangkahkan kakinya kembali kearah mobilnya berada.
Tanpa kavi sadari kepergian nya telah terlihat.

.

.

.

"Ada apa? Apa kah kita ketahuan?"

"Tidak"

"Lalu?"

"Dimana dia?"

"Ah! Masih diruangan yang sama"

Orang itu melangkahkan kakinya kedalam ruangan terlihat anak yang terduduk dikursi dengan tangan dan kaki yang terikat tidak lupa dengan plaster yang menutup mulut serta penutup mata.

Lelaki dengan paras tampan itu meraba badan anak yang terkulai lemas itu seakan mencari sesuatu sampai tangan nya terhenti saat menemukan benda berukuran kecil di gelang tangan anak kecil itu

"Dapat" ucap lelaki itu

"Apa itu?"

"GPS"

"Jadi? Dia sudah tau keberadaan kita?"

"Cepat buang alat ini ketempat yang jauh, buat mereka terkecoh"

"Baik"

.

.

.

"Dad, bukankah kavi terlihat mencurigakan?"

"Mencurigakan? Dari mananya?"

"Maksudku, saat Kay memberitahukan El hilang dia biasa biasa saja dan lagi Daddy tahu kan kavi seperti tidak menyukai El"

"Mungkin sifatnya saja yang terlalu tenang lagipula dia sudah pernah merasa kehilangan kalaupun dia membenci El kenapa dia memberikan El hadiah ulang tahun hari itu?"

"Tap-"

"Tuan, radarnya bergerak"

"Sial"

"Untunglah aku memberikan El hadiah gelang dengan GPS" batin  Geza

Selang beberapa menit mobil mereka telah sampai ditempat GPS itu tertuju

"Apa-apaan ini!?" Pekik Geza

"Sial, dia mengecoh kita"

..

Terlihat Vaza yang duduk diruang tengah dengan mata yang terfokus pada iPad ditangan nya sampai suara pintu mengalihkan atensinya

"Dari mana saja kau?"

"Dari kantor, ada beberapa masalah yang harus ku urus"

"Benarkah?"
Vaza melangkahkan kakinya dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku celana mendekat kearah kavi yang masih berdiri ditempatnya

"Kurasa kau sangat sibuk akhir-akhir ini"

"Iya, sangat sibuk" jawab kavi santai

"Dan sepertinya kau sangat santai, huh?"

"Aku selalu tenang setiap saat tidak seperti mu yang selalu emosi"

"Tch, jangan sampai aku menemukan fakta kalau kau lah yang..." Vaza mendekat dengan tangan yang memegang bahu kavi

"Membuat El menghilang, kalau itu benar aku akan membuat mata tenang mu itu berubah menjadi emosi yang menyedihkan"
Ucap Vaza menepuk pelan bahu kavi lalu pergi kearah lift.

"Pftt,Vaza jujur kau menyedihkan" ucap kavi lalu melangkah kearah tangga

"Tidak. bukan aku, tapi kau lah yang menyedihkan kau tau kenapa? Sebab kau tak pernah sembuh dan tak akan pernah sembuh. Tch, benar benar menyedihkan"

Vaza kembali melangkahkan kakinya kearah lift dan tanpa di sadari tangan kavi terkepal erat sampai uratnya pun terlihat.

Kavi marah.




Bersambung.....

Haha-hihi! eh? Udah tahun 2024 aja🙂






















Selasa, 16 Januari 2024

RAVANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang