Bab 17. Menginap

1.8K 103 13
                                    

"kadang kala kau harus terlihat seakan-akan kau sempurna..."

.

.

.

.

.

Pagi hari mansion sudah rusuh disebabkan si kecil yang terus-menerus menangis tanpa kenal lelah.
Jelas para pawang El terus-terusan dibuat gelisah takut demam si kecil tambah parah.
Kemarin malam El terbangun dan menangis tanpa henti saat di cek ternyata El demam.
Syukurlah El kembali tertidur saat matahari sudah sepenuhnya terlihat.
Namun El kembali terbangun disiang hari dan rewel tak ingin ditinggal sedetik pun berakhir Xander memanggil Kay kembali.

"Hiks, El nda mau hiks nda mau cucu nda mau" El memberontak di pangkuan Xander saat Vaza tanpa henti menyodorkan botol susu ke mulutnya.

"Sudah dek, jangan dipaksa" tegur Geza yang mulai lelah dengan sikap rewel El.
disatu sisi El terlihat menggemaskan dengan wajah yang memerah namun terlihat menyedihkan melihat anak itu menangis.

"Tidak apa-apa baby" Xander menepuk bokong El pelan agar El segera tenang selagi menunggu Kay datang.

Cara itu berhasil terbukti dari El yang mulai diam dan hanya terdengar isakan kecil dari bibir mungil si kecil.

"Pintar banget adik Abang, jangan nangis lagi ya nanti El tambah sakit" ucap Geza sambil mengusap pelan rambut sikecil.

El hanya membalasnya dengan anggukan pelan sesekali menghapus ingus dan air mata nya dengan kepalan tangan mungilnya, hal itu menjadi pusat perhatian keluarga yang terkenal kejam itu.

BRAK!

"Aku datang lebih cepat dar-"

"Berhenti membuka pintu sembarangan" ucap Geza datar dan terkesan dingin saat melihat Kay membuka pintu dengan keras membuat El kaget.

"Apa tadi? Datang lebih cepat? Kami sudah menunggu disini kurang lebih 10 menit" tutur Vaza

"Ya sorry, ku kira ini udah cepat"

"Berhenti mengulur waktu dan cepat periksa El" titah Xander

"Hai baby kita bertemu lagi rupanya! Ah apa ini waktunya untuk mengenal lebih dekat?"

Plak

Geplakan di kepala Kay sontak membuat Kay menoleh melihat siapa pelaku nya dan itu adalah Vaza yang nampak memasang wajah tak bersalahnya.

"Ish, apa sih!? Mengganggu saja"

"Tak ada, hanya tangan ku gatal saja tadi"

"Ka-"

"Ehem, bisa berhenti bicara? Atau Daddy sendiri yang putus saraf kalian agar berhenti bicara?"

"Ah! Biar ku periksa"

Kay hendak menaruh termometer di mulut El namun segera di tahan oleh Xander.

"Itu bersihkan? Itu bukan bekas orang lain kan?" Tanya Xander

"K-ku rasa bukan" jawab Kay ragu

"CK, berhenti jadi dokter!" Pekik Geza

"Dokter gadungan" timpal Vaza

"Kau mau mati?" Titah Xander

"Kejam sekali" lirih Kay

Tanpa mereka ketahui El sudah tertidur dengan pulas nya.

.
.
.

Malam hari dimansion terlihat Geza, Vaza, El dan Kay.
Kay memutuskan untuk mengambil cuti dan menginap di mansion.
ini adalah waktunya untuk pdkt dengan sepupu terkecil nya.
Demam El pun berangsur-angsur membaik.

"Abang ini ciapa?" Tanya El pada Vaza

"Itu kakak sepupu El namanya Kay baby" jawab Vaza lelah, masalahnya El sudah bertanya dan ini sudah ke lima kalinya. wajar saja karena El masih merasa asing dengan kedatangan Kay.

"Berhenti bertanya dan ayo bermain bersama Abang Kay" seru Kay semangat

"Abang?" Tanya Geza sedatar datarnya

"Ah! Lalu apa?"

"Kakak" jawab Geza

"Kakak untuk perempuan" pekik Kay

"Lalu?" Tanya Geza dengan tatapan mata yang fokus ke handphone ditangan nya

"Aku laki laki jadi harusnya Abang bukan?"

"Aku tak peduli" jawab Geza singkat

"Haaah, baiklah, panggil aku kakak oke?" Pinta Kay pada El

"Othey" jawab El dengan mata yang terus tertuju pada Kay

"Ah! Menggemaskan sekali" pekik Kay

"Tuan muda, tuan muda Kavi Barlend telah datang" ucap Arga

"Dia benaran datang!?" Pekik Kay tak percaya

"Biarkan dia masuk" perintah Vaza yang dibalas anggukan oleh Arga.

Flashback on

Kring kring

"Hmm"

"Bang, malam ini aku ingin
Bermalam di mansion om Xander."
(Kay)

"Pergilah"

"Kau tak ingin pergi?
Kau tak ingin bertemu dengan sepupu terkecil kita?"

"Siapa? Vaza?"

"Ravaniel"

"Akan ku pikirkan nanti"

Pip

Telpon ditutup sepihak oleh kavi.

"Ravaniel ya? Ah, akhirnya kita akan berjumpa setelah sekian lama. Sudah berapa tahun ya?" ucap kavi dengan senyum yang terkesan penuh arti

"Apa yang harus ku lakukan? Haruskah aku membawakan nya hadiah bangkai tikus sebagai awalan? Haaah, Jangan terburu-buru kavi, nikmati setiap prosesnya"
Ucap kavi pada dirinya sendiri

Flashback off

"Ku kira kau tak akan datang kali ini" ucap Xander yang baru datang dari arah lift.

"Tentu aku harus datang untuk menyapa sepupu terkecil ku bukan?" ucap kavi dengan senyum nya.

"...Namun saat kau membuat sedikit kesalahan, kau akan dipandang sebagai orang yang rusak."
-Kavi Barlend-

.

.

.

.

.

Bersambung....

Akhirnya bisa up lagi(⁠^⁠^⁠)人⁠

Konflik telah dimulai🎬


Jangan lupa vote dan komen!

Jangan pada hilang ya=⁠_⁠=

Awas typo ❗

See you next chapter🌜





Kamis, 23 November 2023

RAVANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang