Bab 24. Kabur

827 61 4
                                    


"luka tidak akan sembuh dengan mudah, namun dibalik kata sembuh ada obat yang menyertai.
Kau bukannya tidak akan sembuh, kau hanya membutuhkan waktu dan obat yang tepat untuk pulih."
-Ravaniel-

.

.

.

.

.

"eungh, da-ddy?"

"Baby El sudah bangun hm?"

"Daddy? Ini benelan Daddy!?"

"Pftt, Terus siapa lagi? Mau gendong?"

"Iyaa!!! El mau gendong, El kangen Daddy hiks"

"Benarkah?"

"Emm, makanya Daddy janan pelgi lagi"

"Maaf sayang, tapi begitulah ketetapan nya"

"Ap-apa maksud Daddy?"

"Daddy? Daddy janan pelgi lagi!"

"TIDAK!!!"
.
.
.

El terbangun dengan napas terputus-putus dan keringat yang bercucuran serta air mata yang menetes membasahi pipi El yang mulai tirus.

"El kangen Daddy" lirih El tanpa sadar air matanya kembali menetes

Nyatanya El masih sangat merindukan sosok Abang dan ayahnya.

Ruangan yang gelap dengan El sendirian serta jendela kecil yang sebagai penerang.
Gelap dan terang menyinari ruangan itu.
Menandakan fajar telah tiba.

Cklek

"Siapa!? Kakak bukannya teman kakak kavi ya?"

"Shttt jangan keras-keras"

"Ah! Tapi cenapa?"

"Ayo cepat keluar dari sini"

"Eh? Ta-tapi"

"Diamlah" ucap Agren pelan sambil membuka borgol dikaki dan tangan El

(Ada yang masih ingat Agren nggak? Agren pernah muncul dibab 19. Sekadar info Agren sebagai teman Kavi)

"Kenapa kakak membantu El? Kak Kavi nanti akan malah"

"Jangan berisik, kau ingin pergi ke keluarga mu kan?" Tanya Agren dibalas anggukan cepat oleh El

"Kalau begitu ikut saja jangan banyak bertanya"

Agren menarik tangan kecil El sedangkan El hanya mengikut saja.

Selang beberapa menit mereka sampai didepan pintu dengan segera Agren membuka nya pelan.

Cklek

"Kau, pergilah lurus kearah sana sampai menemukan jalan raya disana ada mobil hitam lalu naiklah, mereka akan mengantar mu kerumah keluarga mu, paham?"

"Paham, tapi nama kakak siapa?"

"Agren"

"Makacih kakak, El akan terus ingat nama kakak" ucap El dengan senyum yang merekah diwajahnya membuat Agren terdiam sejenak.

"Kavi bodoh, bisa bisanya kau ingin membunuh anak lucu dan tak berdosa ini" kutuk Agren dalam hati

"Saat kau berjalan kesana dan melihat seseorang jangan mendekat, dan pergilah bersembunyi paham?"

"Iya, El paham"

"Pergilah"

El berjalan kearah hutan dengan sedikit keberanian, bohong kalau El bilang tidak takut.
Nyatanya matahari belum menampakkan diri dengan benar itulah sebabnya area hutan masih gelap.

RAVANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang