...
"Izinkan aku menatap laut tanpa mengingat bahwa dia pernah melukai ku sekali"
-Kavi-.
.
.
.
"Dimana ini?" Kavi mengedarkan pandangannya yg dilihatnya hanya ruangan serba putih dan bau khas obat-obatan.
"Sudah sadar?"
"Dad!?" Kavi segera bangun namun terhenti saat merasakan sakit dibahu kirinya
"Ugh, ada apa ini?"
"Kau terluka, seharusnya kau bilang kalau kau tertembak"
"A-aku minta maaf" ucap kavi sambil menunduk
"Jadi kau sudah sadar dimana letak kesalahanmu?"
"A-aku tau, aku sudah egois dan...ah! Bagaimana dengan El?"
"Dia belum sadar karena pengaruh obat bius, seharusnya kau paham bahwa yang telah kau perbuat akan berdampak juga pada El" ucap Xander dengan nada tegas, melihat kavi yg tetap menunduk dapat dilihat bahwa dia sudah sangat sadar pada apa yg telah dia perbuat, Xander beranjak dari duduknya membuat kavi menoleh menatap mata yg kian mendingin
"kenapa? Kau menyesalinya? Kau merasa bersalah?"
"Kalau kau masih memiliki sedikit rasa iba pada anak itu seharusnya jangan pernah melakukan hal yg akan kau sesali" lanjut Xander
"Ma-maaf"
"Dia hanya anak kecil kavi, hidup sudah sangat keras baginya bagaimana bisa kau membuat dia kembali merasakan rasa sakit yg seharusnya tidak pernah dia tanggung, aku tak pernah ingin mengucapkan ini tapi kematian Kiyan adalah takdir, dia menolong El atas dasar kemauannya sendiri. Bahkan kalau kau membunuh El saat itu juga itu tidak akan membuat Kiyan kembali. Aku tahu dan aku mencoba paham dengan perasaan mu yg belum bisa menerima kepergiannya tapi Daddy paham bahwa mungkin kau hanya memerlukan waktu"
Kavi terus menunduk dan mendengarkan dengan diam ucapan Xander berpikir bagaimana bisa dirinya menjadi manusia mengerikan dimata anak sekecil El?
"Kavi, mengembalikan nyawa seseorang yg telah pergi adalah hal yg mustahil seberapa keras kau menentang dunia itu tidak akan mengubah fakta, daripada terus tersesat pada kata seharusnya begini ada baiknya kau berfikir bahwa mungkin tidak seharusnya begitu.
kaya tidak membuat kita bisa mendapatkan semua yg di inginkan. Beberapa hal tidak bisa dibeli dengan uang""Minta maaf lah pada El saat dia sadar, dan bersiaplah menerima konsekuensi yg telah kau perbuat karena yg kau lakukan tetaplah kesalahan dan jalani masa pengobatan mu dengan benar."
Xander beranjak pergi meninggalkan kavi sendirian dengan pikirannya yg mulai berkecamuk.-Di ruangan El-
"Eugh, Dad-dy?" El berkedip beberapa kali untuk memulihkan penglihatannya yg kabur suara para Abang nya pun mulai terdengar
"El, baby El sudah sadar!"
"Diamlah! kau berisik"
"Baby, ada yg sakit hm?"
"A-abang?"
"Iya, ini Abang mu"
"Eugh hiks hiks ABANGGG!"
El merentangkan tangan minta dipeluk dengan segera Vaza menggendong El membawanya kedekapan nya mengelus Surai rambut El dan punggung El, dia sangat merindukan El tanpa El mansion terasa sangat sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVANIEL
RandomRAVANIEL dengan wajah babyface+pendek. Tinggal dipanti asuhan yg nyatanya bukannya dapat kebahagian malah dapat penyiksaan, dipaksa jualan dipinggir jalan untuk biaya uang sekolah. Namun, kehidupannya berubah saat bertemu dengan seorang pria dewasa...