"Tidak ada manusia yang berhak menilai mu,
Karena tidak ada yang tau apa yang kamu alami"
-Gezaren Denard-"Waktu menyembuhkan semua luka, tapi itu tak sepenuhnya benar
Kau hanya terbiasa lalu akhirnya kau tak dapat merasakannya lagi."
-Vazaner Denard-"Kamu hanya perlu percaya bahwa
"Hidup tidak seburuk itu dan Tuhan tidak sejahat itu"
-Ravaniel-
.
.
.
.
.Di pagi hari tepatnya jam 05:30
"Ung, Daddy?"
El membuka matanya menatap Xander yg juga sedang melihatnya."Udah bangun hm? Nggak mau tidur lagi"
El menjawab dengan gelengan kepala
"Yaudah yuk bangun Abang mu sudah menunggu dibawah"
Xander menaruh pacfier El lalu menggendong nya kekamar mandi bukan untuk mandi hanya untuk mencuci muka karena masih terlalu pagi untuk mandi.Skippp
Mereka kelantai bawah dengan lift.
"Abang mana?"
Tanya El menatap sekeliling namun tak menemukan Vaza"Diruang tamu" jawab Xander
El pun berlari kearah ruang tamu
"BABY JANGAN LARI LARI"
El pun berjalan dengan pelan namun dengan langkah yg lebar membuat Xander menghela nafas gemas dengan tingkah El
"Aban_"
Ucapan El terpotong saat melihat dua pria dewasa yaitu Vaza dan satunya El tak kenal.Vaza mendekati El lalu mengendong nya dan kembali lagi ke sofa dengan El dipangkuan nya menghadap pria yg tak dikenal El.
"Baby El udah bangun? Mau ikut jalan jalan pagi hm? Abang udah izin kok ke daddy"
Dengan mencium setiap inti wajah El yg masih tercium aroma bayi walau ia belum mandi membuat Vaza betah mencium El namun tidak dengan Geza yg merasa iri karena Vaza bisa mencium El dengan santainya.
Sedangkan Vaza tersenyum puas karena ini pertama kalinya ia bisa membuat seorang Geza iri kepadanya."Dia ciapa?"
"Dia Geza, Gezaren Denard Abang pertama mu"
Geza menatap El dari bawah ke atas dengan tatapan mengintimidasi dan wajah datarnya namun dibalik itu Geza sebenarnya sedang menahan gemas melihat wajah El yg terlihat sedang bingung dengan mulut sedikit terbuka,
Geza mendekati El yg berada dipangkuan Vaza lalu mengendong nya membuat Vaza berdecih dan membuat El merasa terkejut."Hai" sapa Gaza dengan tersenyum
"Hiks"
Jujur El itu takut sama orang lain karena dulu dia selalu dibully oleh murid baru yg datang di sekolahnya"Eh, kok nangis hm? Abang gak akan lukai adek kok"
"Karena wajah Lo burik makanya dia nangis"Vaza
Geza memandang sinis Vaza lalu mengalihkan pandangan nya kembali kearah El digendongannya yg sedang memandang nya dengan wajah takut dan air mata yg berlinang.
"Mau tulun"
"Tulun?"
"Turun" ucap Vaza ke Geza
"Kenapa hm? Kita jalan² yuk sama bang Vaza juga, mau?"
Geza berusaha membujuk El agar mereka bisa lebih dekat."Iya dek, yuk nanti keburu pagi"
El mengangguk karena dia juga sebenarnya mau jalan jalan.
"El mau tucun"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVANIEL
RandomRAVANIEL dengan wajah babyface+pendek. Tinggal dipanti asuhan yg nyatanya bukannya dapat kebahagian malah dapat penyiksaan, dipaksa jualan dipinggir jalan untuk biaya uang sekolah. Namun, kehidupannya berubah saat bertemu dengan seorang pria dewasa...