Bab 22. Sendirian

1K 74 10
                                    

"Entah itu hal biasa atau
akulah yang telah terbiasa"
-Ravaniel-

"Eugh, dad-dy? Ke-kenapa gelap? Ab-abang? Dimana semua orang?" Batin El berusaha mencerna apa yg sebenarnya terjadi.

"Ah! Ap-apa aku diculik?" Batin El berusaha mengingat

"Emhh! Engh lem-pahs!" El baru menyadari jika tangan dan kakinya diikat disebuah kursi dengan mulut yg tertutup plaster ditambah ruangan yg ditempatinya sangat gelap hanya jendela kecil yg memancarkan cahaya matahari saja sebagai penerang.

Cklek

"Sudah bangun rupanya"

"Si-siapa?" Batin El

"Buka plasternya" perintah lelaki itu pada beberapa orang yg berbaju hitam

"Suara ini.....aku pernah mendengarnya tapi dimana?" Batin El

Lelaki itu berjalan mendekat kearah kursi El

"Angkat kepalamu" perintah lelaki itu namun dihiraukan oleh El

"Kau mati? Atau pura-pura mati? Atau sebenarnya mau mati?" Ucap lelaki itu santai

El mengangkat kepalanya dan betapa kagetnya El saat melihat wajah yg sangat dia kenali

"Kak ka-vi?"

"Ya, ini aku"

"Ke-kenapa kakak melakukan ini?"

"Singkatnya karena aku ingin" jawab kavi seolah hal yg dilakukan nya adalah hal wajar

"Ti-tidak! apa salah ku? Dimana semua orang? Siapa orang-orang itu?" Ucap El melihat orang yg tidak dikenalnya di sekeliling nya

"Jangan pedulikan itu seharusnya kau peduli pada dirimu sendiri" ucap kavi lalu jongkok di hadapan El yg masih terduduk di kursi alhasil mata mereka bertemu

"Kau hidup tanpa rasa bersalah sedikitpun, bagaimana rasanya? Menyenangkan?" Ucap kavi santai namun terdengar dingin

"Rasa bersalah?" Tanya El heran

"Seharusnya kaulah yg mati saat itu" ucap kavi menatap tajam El

"Kenapa kakak melakukan ini? Apakah sebegitu tidak pantasnya kah aku untuk hidup dikeluarga yg sempurna itu? Kenapa?" Ucap El dengan mata yg menatap tanpa emosi sedikitpun membuat kavi kaget namun ditutupi oleh wajah datarnya

"Ya" jawab kavi singkat lalu berdiri dan berjalan kearah pintu luar

"Beri aku 1 alasan kenapa aku tak pantas? Karena aku anak pungut? Atau karena sikap ku yg kekanak Kanakan?" Tanya El dengan tatapan yg menatap langsung kearah kavi

"Benar, karena sikap mu yg kekanak Kanakan membuat ku harus kehilangan orang yg paling berharga" ucap kavi lalu berjalan pergi tidak lupa dengan beberapa bodyguard yg kembali menutup pintu hingga ruangan itu kembali gelap

"Siapa? Apa aku membunuh seseorang?" Batin El berpikir

.

.

.

"Bagaimana? Apa kau menemukan sesuatu?"

"Cctv diretas dengan sangat teliti tuan dan GPS yg digunakan tuan kecil pasti sengaja dibuang ketempat itu"

RAVANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang