√27. PANTI

26 2 0
                                    

Happy Reading
































"Apa yang lo obrolin tadi?". Tanya vero.

"Itu katanya lo jarang ngajak temen kesini, jadi ibunya kaget pas tau lo dateng sama gue". Jawab reza setengah jujur.

"Lo baper?". Tanya vero lagi namun kali ini sambil menghidupkan mobilnya.

Mobil yang awalnya diam kini mulai berjalan untuk menuju sebuah rumah panti asuhan.

"Gak juga, lagian lo pasti udah kesini sama marven kan". Jawab reza.

"Marven gak pernah gue ajak kesini, lo yang pertama". Ucap vero.

Reza tertegun sesaat setelah mendengar ucapan vero.

Vero yang melihat reaksi reza yang lucu di. Matanya hanya diam saja tanpa menanggapi apapun.

Perjalanan mereka cukup hening sebab tidak ada yang mau membuka pembicaraan diantara keduanya, hingga tak terasa mereka telah sampai di tempat tujuan mereka.

Kedatangan mereka seakan-akan sudah di nanti sebab saat mereka baru saja tiba sudah ada yang menyambut di sana.

vero dan reza turun dari mobil, saat mereka turun anak-anak yang ada di sana berlarian menghampiri vero dan langsung memeluk nya.

melihat itu reza terkejut, untuk pertama kalinya ia melihat sisi lain seorang vero yang seperti ini, siapa yang akan menyangka seorang seperti vero bisa tersenyum lebar seperti ini.

setelah berpelukan ria vero mengajak anak-anak itu masuk kedalam rumah diikuti oleh reza dibelakang nya, di dalam rumah itu vero, reza dan juga anak-anak yang lain bermain bersama.

waktu terus berjalan mereka menghabiskan waktu setengah hari untuk bermain, saat ini reza tengah duduk di halaman rumah itu entah apa yang dipikirkan reza.

vero yang melihat reza di depan rumah sendirian pun memutuskan untuk menghampirinya, tanpa sepatah kata apapun vero duduk di samping reza.

reza menyadari kehadiran vero namun pandangan reza tetap lurus kedepan, vero yang merasa di cuekin tiba-tiba saja menyandarkan kepalanya di bahu reza.

"ver, jangan gini". ucap reza akhir nya setelah keheningan yang panjang.

"bentar doang za"  ucap vero sambil memejamkan matanya.

reza terdiam tak lagi membantah ucapan vero, ia kembali fokus pada pandangan didepan nya, terlihat matahari yang hampir terbenam yang sangat indah.

"lo suka senja? ". tanya vero tiba-tiba.

reza mengangguki pertanyaan vero, melihat reaksi itu vero menenggakkan kembali tubuhnya dan ikut memandangi matahari terbenam itu.

"tapi gue gak suka sama senja". ucap vero yang mengejutkan reza.

"kenapa? senja kan cantik" ucap reza tak Terima.

"senja memang cantik tapi dia gak konsisten, dia hanya membuat orang terkagum dengan nya lalu dia akan pergi". ucap vero sambil menatap reza.

mendengar itu reza reflek melihat ke arah vero, dan entah kenapa reza merasa tatapan vero tidak biasa, sedangkan vero tangannya mulai terangkat dan mengusap kepala reza.

"terus bahagia ya za, lo harus bisa temuin kebahagiaan lo". ucap vero dengan tulus.

reza tertegun dalam hatinya dia berkata, bagaimana ia bisa bahagia kalau sekarang kebahagiaan nya adalah vero, reza ingin terus ada di dekat vero.

"ver gue,,,, ". ucap reza terputus karena ada seorang yang memanggil.

"KAK VEROOOO". teriak seorang gadis kecil yang saat ini berlari ke arah nya.

"kakak di panggil ibu yuni". ucap gadis itu menyuruh vero untuk menemui ibu panti yaitu ibu yuni.

vero kemudian berdiri dari duduk nya dan segera pergi untuk menghampiri ibu yuni, sebelum itu di juga pamit sebentar ke reza.

kini di halaman hanya ada reza dan seorang gadis kecil itu, gadis kecil itu tidak pergi ia malah ikut duduk di samping reza.

"nama kamu siapa? ". ucap reza memulai pembicaraan.

"nama ku farah". ucap gadis kecil itu.

"kak eza itu siapa nya kak vero? ". tanya farah yang penasaran.

"cuma teman sekolah". ucap reza

"gak mungkin ah, pasti lebih". ucap farah ngotot.

"loh kok gitu". tanya reza bingung.

" kak vero pernah bilang kalo dia gak akan ngajak temen nya kesini, terus kak vero juga bilang kalo suatu hari nanti dia bawa seseorang kesini itu tandanya orang itu spesial". ucap farah dengan logat anak kecil.

reza yang gemas tiba-tiba saja menggelitiki farah, farah yang digilitiki tertawa keras dan membalas reza juga, sore itu tawa mereka memenuhi halaman rumah, hingga tanpa sadar ada seseorang yang memperhatikan itu.

"akui saja ver, dia orang nya kan". ucap Ibu yuni di samping vero sambil memandangi dua orang yang sedang tertawa lepas.

"apasih bu, orang apaan coba". ucap vero tak ingin mengakui nya.

"lisan boleh berkata seperti itu, tapi tatapan mata itu tak pernah bohong". ucap bu yuni seperti menasehati anaknya sendiri.

setelah mengatakan itu bu yuni kembali masuk rumah, sedangkan vero pandangannya tetap ke arah reza yang sedang tersenyum lebar.

"fuck". umpat vero lirih sambil mengusap kasar wajahnya.

"kenapa lo semenarik ini di mata gue za". ucap lirih vero.

∆∆∆∆

setelah acara makan malam vero dan reza memutuskan untuk pulang, mereka berpamitan dengan ibu yuni dan pastinya anak-anak yang ada disana.

terlihat vero sangat di sayang di rumah panti ini, karena satu persatu anak-anak itu ingin berpelukan dengan vero tanda perpisahan.

reza memandangi moment indah itu, dia masih tak menyangka vero memiliki sisi yang hangat seperti ini, saat sedang asik memandangi mereka bu yuni menghampiri reza.

"nak reza, ibu titip vero ya marahin aja kalo dia berbuat salah". pesan ibu yuni kepada reza.

reza tersenyum dan mengangguki ucapan itu, tanpa disuruh pun reza akan menjaga vero supaya tidak melebihi batas.

setelah berpamitan mereka berdua pun akhirnya meninggalkan rumah panti itu, kini mereka di dalam perjalanan pulang, dan vero bertanya kepada reza mau diantar kemana, reza menjawab untuk mengantarkan nya ke rumah nya.

perjalanan kali ini sangat hening karena reza tertidur selama perjalanan pulang, sesampainya di rumah reza, perlahan vero membangun kan reza.

"za, udah sampai". ucap vero sambil menepuk pundak reza.

perlahan reza membuka matanya, ia mencoba mengumpulkan nyawanya dan akhirnya ia tersadar bahwa kini mereka telah berada di depan rumah nya.

" sorry, gue ketiduran ". ucap reza.

"gpp, gue yg minta maaf lo pasti capek banget". ucap vero.

"gpp kali, gue malah seneng banget hari ini". ucap reza bersemangat dan membuat vero tersenyum.

"za makasih". ucap vero.

reza tersenyum lalu mengusap rambut vero lembut.

"lo udah berbuat baik, gue suka". ucap reza lalu turun dari mobil vero.

vero melihat reza yang masuk ke rumah nya, setelah itu ia kembali tersenyum, mengingat kembali atas semua hal yang terjadi hari ini.




























See u next chapter👋👋

VIOLATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang