√4. LEXXA

70 8 0
                                    

Happy Reading

















NB: Mengandung bahasa kasar!!
























2 bulan kemudian

"Brummmm brummm brummmm". Suara deruman motor yang terdengar keras memekakkan telinga, terlihat ada sekitar enam motor yang baru saja datang kesekolah.

Para siswa-siswi yang ada di sana melihat kedatangan sekumpulan orang yang baru saja datang, banyak siswa-siswi yang meneriaki mereka dan tak sedikit pula yang menatap tak suka kearah orang-orang itu, mereka adalah orang-orang inti yang ada dalam sebuah geng motor yang bernama Lexxa.

LEXXA sebuah geng yang di didirikan oleh Haries dan disitulah ia menemukan banyak teman bahkan semua anggota nya sudah dianggap keluarga oleh Haries, LEXXA jauh lebih pantas disebut sebagai sebuah keluarga daripada seorang yang ada dirumah nya itu, dia mendapatkan kenyamanan disini dia harap Lexxa geng bisa bertahan jika ada Haries ataupun tidak ada Haries.

Nama Lexxa sendiri diambil dari kosakata yang jarang diketahui orang seperti Xenial dan Xenization Haries memilih kosakata tersebut karena ia merasa dirinya juga seorang yang terlupakan sama seperti kosakata tersebut, Xenial yang berarti teman atau orang asing sedangkan Xenization yang berarti seorang yang kesepian dan untuk huruf Le itu berarti legendary dan A berarti amused yang artinya terhibur.

Kalian semua pasti bisa mengerti mengapa Haries memilih semua kosakata tersebut.

"DYLAN YA AMPUN KENAPA LU CAKEP BANGET, MAU GAK JADI AYANG GUE". Ucap salah satu siswi yang ada disana.

"Ayok gass". Jawab Dylan santai saat mendengar teriakan tersebut.

Siswi yang mendengar jawaban itu langsung terjatuh ke lantai dan tak sadarkan diri.

"Anjing cok, pingsan anak orang". Ucap Edgar yang kaget melihat kejadian didepan nya itu.

Dylan yang menjadi tersangka utama itu hanya senyum-senyum tak jelas, tapi tiba-tiba.

"PLAK". Suara pukulan yang mengenai kepala Dylan.

"Bukan nya ditolongin malah senyum-senyum doang anjing". Ucap Maxim orang yang tadi memukul Dylan.

"Salah gue dimana, gue kagak nyentuh dia sama sekali yaa, dia aja yang mentalnya lemah". Jawab Dylan tidak mengakui kesalahannya.

"Gila sih lu baru juga gabung kita 2 bulan udah terkenal aje lu, Natha aja kalah famous". Ucap Edgar sambil berbisik di kalimat akhirnya.

"Enak aje lu, ngeremehin nih anak". Sarkas Natha setelah mendengar ucapan Edgar.

"Udah diem lo semua anj, mending kita masuk ke kelas". Ucap Haries yang sudah lelah mendengar celotehan teman-temannya itu.

Mereka berenam pun pergi menuju ke kelas masing-masing, sepanjang jalan tidak ada siswa-siswi yang bisa berhenti menatap mereka, sesampainya di kelas mereka memulai pelajaran walaupun sebenarnya mereka tidak paham sama sekali tentang materi yang diajarkan.

Mereka berenam itu seangkatan tapi mereka berada di kelas yang berbeda seperti haries, reza dan Edgar mereka sekelas dan Maxim, Natha dan Dylan berada di kelas yang berbeda.

∆∆∆∆

"Kringggg". Bek berbunyi menandakan waktu istirahat telah tiba.

"Bolos yuk". Ajak Haries tiba-tiba.

"Bisa-bisanya anjirr, yaudah yok". Ucap Edgar yang pada akhirnya mengiyakan ajakan Haries.

"Rez yok, jangan bilang lo gak mau karena alasan lu mau belajar". Ucap haries karena melihat reza tidak kunjung berdiri.

Reza yang mendengar itu menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya.

"Gak gak, untuk hari ini jangan belajar dulu, ayolah gak asik lu". Ucap Haries lagi untuk meyakinkan Reza supaya ikut dengan mereka.

"Ayolah za, hidup itu bukan cuma buat belajar doang, sekali-kali nakal boleh kan, banyak juga gpp kok". Balas Edgar sambil menyengir tak jelas.

"Hmm okeh". Jawab Reza yang akhirnya mau ikut dengan mereka.

Mereka akhirnya pergi meninggalkan kelas, saat tepat di lorong kelas secara kebetulan bertemu temannya yang lain dan akhirnya mereka semua pergi ke tempat bolos andalan mereka yaitu warung pak sugeng.

Seperti biasa mereka berhasil keluar dari sekolah tanpa ketahuan siapa pun, mereka semua kini telah sampai di warung milik pak sugeng dan mereka semua segera memesan minuman ataupun gorengan yang ada di warung tersebut.

"Eh ris, lo belum cerita tentang nasib motor lo yang dulu". Tanya Edgar sambil mengambil kursi plastik untuk ia duduki.

" Iyaa anjirrr, gimana kabarnya tuh motor, gue penasaran sumpah". Timpal Natha karena juga penasaran.

"Kepo banget sih lo berdua, lagian itu kejadian 2 bulan yang lalu ngapain ditanyain lagi". Jawab Maxim karena geram melihat dia temannya yang super kepo itu.

Haries yang mendengar percakapan itu akhirnya menjawab. .

" Udah gue buat pajangan tuh motor " Jawab Haries supaya temannya tidak penasaran lagi.

"Anjirrrr, terus motor baru yang di kasih orang asing itu lu kemanain!? ". Tanya Edgar yang keponya melebihi rata-rata.

"Gue biarin di garasi". Jawab Haries enteng.

"Anjing, mending buat gue aja cok daripada lu anggurin kek gitu". Balas Edgar menawarkan diri.

"Ogah". Jawab Haries singkat.

"Gue ramal motor yang dikasih orang asing itu motor berkelas". Ucap Dylan ditengah percakapan itu dan Haries menganggukkan kepalanya saat mendengar itu.

"Emang setajir apa sih tuh orang". Sela Natha.

"Mungkin sangking tajir nya tuh orang, dia pasti bisa beli lo buat di jadiin budak". Ucap Maxim pedas.

Natha yang tak Terima diperlakukan seperti itu hendak memukul Maxim tapi kegiatan itu terhenti karena tiba-tiba.

"Malam ini di sirkuit kedatangan geng baru dan mereka menantang siapa pun yang mau lawan tanding dengan mereka, minat gak? ". Ucap Reza memberi informasi.

"Songong banget anj". Sarkas Edgar yang geram mendengar bahwa ada geng yang sangat narsis.

"Skip aja ries, palingan juga cuma caper doang". Ucap Maxim karena mereka sudah sering menghadapi geng yang seperti itu.

"Gue terima, nanti malam kalian semua langsung kumpul di sirkuit". Ucap Haries menerima tantangan tersebut, entah kenapa dia mengiyakan ajakan tersebut tapi dia punya firasat bahwa geng ini bukan sembarang geng.

Temannya yang lain sedikit kaget mendengar ucapan Haries, tapi mereka tidak berani protes karena jika itu sudah keputusan sang ketua mereka semua tidak bisa menolak.

"Rez jangan lupa daftarin nama gue". Ucap Haries dan di balas anggukan oleh Reza.

"Gue cabut dulu". Ucap Haries sambil berjalan menuju motornya.

"Cepet amat bos". Ucap Natha heran karena tumben dia pulang cepat.

"Ngantuk gue, lagian nanti malem kita bergadang kan". Ucap Haries sambil memakai helm nya dan temannya hanya menganggukkan kepalanya merasa benar apa yang diucapkan Haries.

Haries akhirnya pergi meninggal kan warung pak sugeng dan teman-temannya itu, haries mengendarai motor nya menyusuri jalan bukannya kembali ke rumah atau pun apartemen nya ia malah berhenti di sebuah toko bunga.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
















See u next chapter 👋👋

VIOLATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang