√21. BERHARAP

28 3 0
                                    

Happy Reading




















































Setelah kejadian tak terduga di taman belakang haries dengan cepat kembali ke ruang tamu untuk berkumpul dengan teman-temannya, agar tidak ada yang curiga dengan nya.

Hujan yang mengguyur malam ini tak kunjung redah, hingga membuat waktu terasa berjalan dengan cepat, bahkan tanpa sadar jam sudah menunjukkan pukul 00.00 tepat.

Saat ini sudah banyak yang tertidur pulas di ruang tamu, padahal mereka sudah disiapkan kamar untuk mereka tidur tapi mereka malah memilih tidur bersama di ruang tamu.

Anggota lexxa maupun anggota V5 mereka tidur dengan nyenyak di sana, tapi masih ada satu orang yang belum tidur, entah apa yang membuatnya tidak bisa tidur.

Karena sudah menyerah sebab tidak bisa tidur akhirnya ia bangun dan berjalan tak tau arah, dengan keberanian nya ia naik ke lantai 2 dan berjalan ke arah balkon luar rumah.

Ia mengeluarkan rokok yang ia bawa dan menyalakan nya, perlahan ia menikmati setiap hisapan rokoknya, sangat tenang itulah yang ia rasakan sekarang.

Ketenangan itu tiba-tiba pupus digantikan dengan rasa terkejut dari arah belakang nya, sebab seseorang tiba-tiba memeluknya dari belakang dan berkata.

"Kenapa belum tidur hm? ". Tanya marven tepat di telinga nya.

"Gak bisa tidur". Jawab haries santai.

Marven berdecih lalu merebut rokok yang haries pegang dan mematikan nya.

"Ayo ikut". Ajak marven sambil menarik haries.

"Kemana? ". Tanya haries tanpa dijawab oleh marven dan dengan pasrah membiarkan marven menarik tangannya.

Dan ternyata marven membawa nya masuk ke kamarnya.

"Tidur bareng gue". Ucap marven sambil duduk di ranjang kasurnya.

"Lo gila ya, nanti anak-anak yang lain liat gimana? ". Ucap haries ragu.

"Gak akan ada yang tau ris". Ucap marven meyakinkan.

"Gak gue gak mau". Ucap haries menolak, saat hendak pergi tiba-tiba dengan cekatan marven kembali menarik tangan haries.

Haries yang kehilangan keseimbangan nya pun terjatuh di atas kasur, dan marven dengan cepat mengubah posisi nya dengan mengukung haries di atasnya.

"Minggir lo". Ucap Haries sambil memberontak.

"Gak akan". Ucap marven sambil menahan tangan haries yang memberontak, cukup lama ia menahan nya tiba-tiba.

"Cup"

Marven mengecup singkat bibir haries.

Dan ajaibnya haries langsung tenang tidak memberontak lagi.

"Gini dong dari tadi". Ucap marven, dan perlahan melepas cengkraman nya.

Haries yang udah menyerah akhirnya memutuskan untuk mau tidur dengan marven.

Marven pun memperbaiki posisi nya dengan tidur di atas bantal dan menepuk-nepuk bantal disebelah nya menyuruh haries tidur disitu.

Mau tak mau haries menurutinya, setelah memposisikan tubuhnya dengan nyaman haries mencoba memejamkan matanya mencoba untuk tidur namun tetap saja tidak berhasil.

Marven yang peka akan hal tersebut membawa Haries mendekat kearah nya dan menyuruhnya untuk tidur di atas tangan nya.

Awalnya haries enggan melakukannya namun saat tangan marven melingkar di pinggangnya nya, haries merasakan kenyamanan yang datang hingga akhirnya ia mau.

"Tidur ris". Perintah marven dengan suara lirih.

Haries tak menjawab ia malah semakin menempelkan dirinya ke marven, menyembunyikan wajahnya di ceruk leher marven.

Cukup lama dengan posisi itu haries akhirnya benar-benar tertidur, bahkan malam ini bisa disebut tidur nya yang paling nyenyak setelah sekian lama ia tak merasakan nya.

∆∆∆∆

Pagi yang cerah akhirnya tiba, setelah hujan tadi malam membuat pagi ini terasa sejuk dan segar, satu persatu orang-orang yang tertidur pulas itu terbangun.

Di sisi lain haries terbangun sendiri entah marven kemana, hingga hal itu membuat teman-temannya tidak ada yang curiga.

Karena hari ini adalah hari minggu mereka semua masih menyempatkan diri untuk menumpang mandi dan sarapan pagi.

"Kami semua mau ngucapin terimakasih atas jamuan nya dan terimakasih telah mengizinkan kami menginap disini". Ucap maxim mewakili semuanya.

"Terimakasih ya bi, makanan bibi enak-enak semua". Ucap Dylan tanpa dosa.

"Betul bi, maaf telah merepotkan kalian". Ucap natha.

"Haduh nak, jadi malu bibi atuh". Ucap salah satu dari pelayan.

"Nanti kalian main lagi aja kalo kangen masakan bibi". Lanjut sang pelayan.

Mereka semua tersenyum senang karena diterima baik disini.

"Marven kemana ya bi?, kok gak keliatan dari tadi". Tanya vero ke salah satu pelayan.

"Oh tadi keluar, katanya ada urusan bentar gitu". Jawab sang pelayan.

"Cih tuh anak, hobi ngilang anj". Ucap revan kesal.

"Kalo gitu kita semua pamit pulang, titip salam buat marven". Ucap haries pamit pulang.

Anggota V5 mengiyakan ucapan haries dan mengantar mereka sampai didepan pintu.

"Hati-hati dijalan ya teman-teman". Ucap valio sambil melambaikan tangan nya.

Kini mereka semua sudah pulang ke rumah masing-masing, dan seketika mansion ini kembali menjadi sepi.

"Asik juga kalo ada mereka". Ucap valio tiba-tiba.

"Gue setuju, tapi kita gak tau hal ini bisa bertahan sampe kapan". Ucap sheva.

"Kalo bisa sih selama mungkin". Balas valio.

"Cih, lagian mereka masih belum tau kita siapa". Ucap revan.

"Dan belum tentu mereka bisa menerima kita apa adanya". Lanjut revan lalu kembali masuk kedalam mansion.

Mereka semua tidak menyalahkan ucapan revan, karena yang diucapkan nya itu fakta, dan itulah kenyataan nya, tapi apa salahnya kalo kita berharap?













































See u next chapter 👋👋

VIOLATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang