√15. APARTEMEN

44 3 0
                                    


Happy Reading










































Malam ini adalah malam yang berbeda dari sebelumnya bagi vero, ia tak menyangka akan berada di mobil yang sama dengan nya lagi.

Jika ditanya vero terpaksa atau tidak, sebenarnya dia tidak terpaksa atau pun merasa terbebani, malah ia senang bisa bersama dengan nya entah apa penyebabnya.

Vero menatap reza yang duduk disamping nya, ia cukup tak menyangka bisa melihat sisi lain reza yang satu ini.

"Gak ada pilihan lain". Monolog vero yang memutuskan untuk membawa reza ke apartemen nya karena tak tau dimana rumah reza.

Sepanjang perjalanan vero hanya ditemani dengan angin malam yang dingin ditambah reza yang terus meracau tak jelas karena efek mabuknya.

Sesampainya di apartemen nya vero langsung membopong reza menuju ke kamarnya, tak menunggu lama vero langsung menidurkan reza dikasur nya.

"Kenapa lo mirip banget sama dia". Monolog vero sambil menatap reza yang sepertinya sudah tertidur.

Setelah mengucapkan itu ia segera melepaskan jaket dan celana yang dikenakan reza, jangan berburuk sangka vero hanya ingin reza tertidur dengan nyaman.

Dan kini akhirnya reza hanya mengenakan kaos dan celana pendek, vero juga menutupi badan reza dengan selimut.

Sebelum pergi entah dorongan dari mana vero tiba-tiba mendekat kearah reza.

"Cup".

Vero mencium kening reza, setelah melakukan itu ia juga mengusap rambut reza perlahan.

"Goodnight". Ucap vero.

Dan setelah itu semua vero benar-benar keluar dari kamarnya untuk membiarkan reza istirahat sendiri.

Didepan pintu vero sempat berpikir kenapa ia melakukan itu, vero bingung apakah perasaan yang sudah lama menghilang kini telah kembali lagi.

"Gue harus tahan diri". Ucap vero pada dirinya sendiri, mencoba meyakinkan diri supaya tidak bertindak terlalu jauh.

∆∆∆∆

Sedangkan disisi lain marven mengantar haries ke apartemen nya, cukup mudah karena marven sudah mengetahui letak apartemen haries.

Sesampainya di apartemen milik haries, marven langsung membopong haries, tapi marven sempat bingung dilantai berapa haries tinggal.

Tapi untungnya walaupun haries yang masih mabuk masih bisa memberitahu marven di mana kamarnya, meskipun dia berbicara dengan nada yang tidak jelas.

Sesampainya di pintu apartemen Haries, Marven tidak langsung masuk karena pintunya terkunci, ia meraba saku milik haries dengan harapan dapat menemukan kunci tersebut.

Hanya butuh beberapa saat baginya untuk menemukan kunci itu dan tanpa pikir panjang marven langsung membuka pintu tersebut.

Sesampainya di dalam Marven langsung bergegas menuju kamar Haries, tanpa pikir panjang Marven langsung membaringkan Haries di tempat tidurnya.

Saat hendak bangkit berdiri tiba-tiba Haries langsung menarik kerah bajunya dan membuat Marven kehilangan keseimbangan dan menimpa Haries, namun untungnya Marven dengan sigap menahan tubuhnya agar tidak menimpa Haries.

"Jangan pergi". Kata Haries sambil melingkarkan tangannya di leher Marven.

Marven tersenyum mendengarnya, dia membelai rambut Haries dengan penuh kasih sayang.

"Sorry, but I'm not interested in drunks". Ucap marven lirih dengan tangan masih mengusap rambut haries.

Marven yang sudah puas menatap haries dan merasakan bahwa haries telah tertidur ia segera melepaskan tautan tangan haries yang berada dileher nya.

Marven pun bangkit berdiri dan segera melepaskan jaket yang dikenakan haries supaya nyaman saat tidur.

"Untuk sekarang gue gak bisa nemenin lo, gue harap lo baik-baik aja waktu gue pergi". Ucap marven ke haries walaupun sudah pasti haries tak bisa mendengar nya.

Sebelum pergi marven kembali mendekat ke haries lalu.

"Cup".

Marven mengecup bibir haries dengan singkat, ia melakukan nya untuk salam perpisahan untuk sementara, Marven tak tau akan kembali dengan cepat atau lambat.

Setelah itu marven benar-benar pergi meninggalkan haries, ia keluar dari apartemen haries dan segera menuju ke parkiran bawah.

Sesampainya di mobil marven tak langsung pergi ia menelpon seseorang.

"Halo". Ucap marven dengan orang yang ditelpon nya.

".... "

"Gue mau pergi dan gue gak tau kapan gue akan balik".

".... "

"Gak perlu tau, gue mau minta tolong sama lo".

".... "

"Awasi dan jaga haries, kalo ada apa-apa langsung telpon gue".

".... "

"Gue pegang kata-kata lo".

".... "

"Hmm, oke thanks".

Ucap marven dan mengakhiri telepon itu.

Setelah itu marven benar-benar pergi entah kemana, tak ada yang tau kemana tujuan marven, hanya diri marven sendiri yang tau itu.

∆∆∆∆

Di pagi harinya haries sudah kembali pada kesadarannya, saat membuka mata kepala haries terasa pusing mungkin efek dari mabuk semalam.

Setelah haries berhasil mengumpulkan nyawanya ia langsung bangun dan terduduk, haries langsung berpikir siapa yang membawanya ke apartemen.

Haries mencoba mengingat apa yang terjadi semalam dan ia mengingat bahwa ada orang itu, yah haries ingat ia mendengar suara marven malam itu.

Haries langsung melihat keadaan tubuh nya ia takut terjadi sesuatu, saat haries menoleh kearah samping nya ia melihat kertas diatas meja nakas nya.

Ia langsung mengambil surat itu dan membacanya.

[Kalo ada masalah jangan kayak gini lagi, kalo lo butuh sandaran cari gue, ingat gue selalu ada buat lo, kalo lo butuh pelukan lo juga bisa datang ke gue, dan gak usah mikir tentang kejadian semalam, gue gak aneh-aneh kok, eh cuma satu kok aneh-aneh nya hahaha].

Haries membaca surat itu dengan teliti, bahkan tanpa disadari haries tersenyum tipis, tapi setelah membaca kalimat diakhir nya ia kembali resah.

Haries mencoba menghilang pikiran negatif nya, untuk menghilangkan pikiran itu haries bangkit dari kasurnya dan bergegas untuk mandi.

Setelah cukup lama dikamar mandi, akhirnya haries keluar dengan rambut yang masih basah, haries mengeringkan rambut nya sambil duduk diatas sofa.

Saat mengeringkan rambut tiba-tiba haries teringat pada marven.

"Shittt ngapain gue keinget dia". Ucap haries pada diri sendiri.

Haries mengambil hpnya, ia berniat mengechat marven untuk mengucapkan terimakasih, tapi ia urungkan.

"Besok ae lah pas sekolah". Monolog haries sambil kembali menaruh HPnya diatas nakas.

Entah kenapa haries seperti melupakan sesuatu, ia mencoba mengingat nya, dan tak berselang lama.

"Oh iya reza". Ucap haries akhirnya mengingat hal yang terlupakan.












































See u next chapter 👋👋

VIOLATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang