√31. BERTEMU

16 3 1
                                    

Happy Reading


Dua minggu telah berlalu marven dan vero benar-benar meninggalkan sekolah tersebut dan tentu Geng Lexxa juga tak mendapat kabar apapun dari mereka.
Haries juga tak menceritakan apapun pada teman-temannya tentang Kak Vanka yang bercerita banyak tentang marven.

Dan selama waktu yang terus berjalan itu haries sesekali selalu saja tiba-tiba teringat tentang saran Kak Vanka, namun ia masih takut untuk bertemu marven lagi.

Kebetulan saat ini adalah hari minggu dimana mau tak mau haries harus pergi ke salah satu pasar malam yang di adakan di taman kota untuk melakukan observasi demi kepentingan tugas nya.

Awalnya haries pergi bersama kelompoknya yang berjumlah 5 orang namun ke empat temannya itu memutuskan untuk langsung pulang setelah menyelesaikan tugas masing-masing.

Kini tersisa haries sendiri ia berniat untuk menelpon Edgar atau siapapun itu temannya yang mau menjemputnya disini.

Namun saat haries tengah berjalan menuju tepi jalan raya ia merasakan ada seseorang atau mungkin beberapa orang yang mengikuti nya, mengetahui hal tersebut ia mulai bingung harus berbuat apa.

Sampai tiba-tiba seseorang menarik tangannya dan membawanya menjauh dari area tersebut, saat orang yang menarik nya merasa situasi nya sudah aman ia pun melepaskan genggaman tangan nya.

"marven, " panggil haries saat orang itu hendak pergi.

Karena merasa terpanggil orang itu pun berbalik dan benar saja orang itu adalah marven.

"tadi anak buahnya Gesta, " ucap marven.

"hm, ngapain lo disini?, " tanya haries memberanikan diri.

"lo mau kemana?," balik tanya marven tanpa menjawab pertanyaan haries.

"pulang, " jawab haries mau tak mau.

"gue anter, Gesta masih ada di sekitar sini, " ucap marven karena merasa khawatir.

"hah, " bingung haries harus bersikap bagaimana.

"ck lama, " ucap marven tak sabar sebelum menarik paksa tangan haries supaya mengikuti nya.

Sesampainya mereka di tempat mobil marven terparkir, marven langsung menyuruh haries untuk segera masuk ke dalam mobilnya, dan entah kenapa haries dengan mudah nya menuruti perintah Marven.

~

S

elama perjalanan tentu tak ada satupun yang berbicara, keduanya sama-sama canggung mungkin karena masalah sebelum nya dan mereka telah lama tidak bertemu.

"setelah ini lo mau kemana?, " tanya haries walaupun masih tergagap-gagap karena sedikit takut.

"paling ke mansion," jawab marven dan haries yang mendengar itu hanya mengangguk.

"lusa gue mau pergi ke Singapura dan gak balik lagi, " ucap marven tiba-tiba.

Mendengar itu entah kenapa haries merasa takut, lebih tepatnya takut bahwa marven akan pergi selamanya, hingga tanpa sadar haries mengepalkan tangannya dengan keras.

Sedangkan Marven tentu sadar dengan apa yang di lakukan haries, melihat reaksi tersebut marven hanya bisa tersenyum tipis.

Waktu rasanya berlalu dengan cepat tak terasa mereka sampai di apartement tempat tinggal haries namun saat haries keluar dari mobil marven juga ikut keluar.

"gue anter sampe depan pintu, " ucap marven sebelum ia berjalan lebih dulu.

Mendengar itu haries hanya bisa menghela nafas lalu segera berjalan mengikuti marven yang menuju ke kamarnya.

Sesampainya tepat di depan pintu kamar haries mereka berdua berdiri berhadapan sehingga membuat suasananya menjadi sangat canggung.

"makasih, " ucap haries.

Namun saat marven hendak membalas tiba-tiba saja suara petir yang besar terdengar keras membuat mereka berdua terkejut, dan setelah suara keras itu hujan deras pun turun.

"yaudah gue balik dulu, " pamit marven namun sebelum ia pergi.

"tunggu, " cegah haries membuat marven seketika berhenti.

"masuk aja dulu, hujan nya masih deras, " ucap haries entah darimana ide itu muncul.

mendengar itu marven reflek tersenyum "boleh?, " tanya marven memastikan.

Dengan sedikit keraguan haries mengangguk lalu segera membuka pintu kamarnya dan menyuruh marven masuk ke dalam kamarnya.

Tentu dengan senang hati marven masuk kedalam, dan saat ia berada di dalam rasanya marven sangat merindukan tempat ini ya walaupun tak sesering itu kesini.

"duduk aja dulu, gue bikin minum bentar, " ucap haries sebelum ia menuju ke dapur untuk membuat minuman.

Sekitar 10 menit menunggu haries pun kembali ke tempat marven menunggu sambil membawa dua gelas yang berisi hot chocolate.

"makasih," ucap marven setelah menerima gelas itu.

Setelah itu haries duduk di sebelah marven namun masih tetap memberi jarak di antara mereka, cukup lama keduanya sama-sama bungkam.

Mau tak mau marven yang sudah lelah dengan ini ia pun angkat bicara "lo masih takut sama gue?, " tanya marven.


see u next chapter👋👋

VIOLATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang