√5. BUNGA

63 8 0
                                    

Happy Reading


























Haries berhenti di sebuah toko bunga, ia kemudian turun dan memasuki toko tersebut, didalam toko tersebut ia pergi menemui sang pemilik toko.

"Ehh nak Haries gimana kabarnya? ". Sapa pemilik toko bunga tersebut yang terlihat sudah akrab dengan Haries.

"Baik bu, ibu gimana kabarnya? ". Ucap Haries juga menanyakan kabar sang pemilik toko.

"Alhamdulillah nak, ibu sehat". Jawab ibu itu sambil tersenyum dan di balas dengan senyuman juga oleh haries.

"Saya pesen bunga kayak biasanya ya". Ucap haries yang ternyata ia sudah berlangganan dengan toko bunga tersebut.

"Siap nak haries, tunggu sebentar ya". Ucap sang ibu lalu pergi mengambil bunga pesanannya.

Di toko bunga ini ia memiliki begitu banyak kenangan bersama mamanya, ketika ia masih kecil ia sering diajak mamanya untuk membeli bunga disini, sejak kecil haries diperkenalkan dengan berbagai macam jenis bunga dan haries juga sangat senang jika mamanya menceritakan berbagai macam kisah tentang bunga.

Tapi semua hal itu lenyap ketika mamanya meninggal, ia benci hal itu karena setelah mamanya pergi hidup haries begitu gelap, sunyi, haries kesepian tanpa mamanya, hidup nya kini tidak berbunga lagi, kini bunga yang ada dihidup Haries sudah layu, bunga itu sudah hancur, haries sangat benci itu.

"Ini nak bunganya". Ucap Ibu itu sambil memberikan sebuah buket kecil bunga dahlia.

"Makasih bu, saya pamit dulu ya". Ucap Haries sambil membayar bunga tersebut dan sekaligus pamit kepada sang ibu pemilik toko.

"Iyaaa nak, jangan lupa sering-sering mampir ya" Ucap sang ibu dan di balas anggukan oleh Haries.

Haries keluar dari toko bunga tersebut dan segera menaiki motornya, ia menghidupkan motornya dan pergi dari toko tersebut.

Ia mengendarai motornya melaju dengan sangat kencang, entah kenapa siang ini cuacanya mendung tapi ia tak memperdulikan hal tersebut, ia terus melaju sampai menuju ketujuannya.

∆∆∆∆

Sekarang ia tiba di tempat tujuannya, sebuah tempat yang sepi, sebuah tempat yang tidak ada kehidupan sama sekali, yah kini haries berdiri tepat didepan sebuah gerbang pemakaman umum.
Haries memasuki area pemakaman tersebut dengan keadaan haries yang masih memakai seragam sekolah nya dan hanya di balut oleh jaket yang biasa ia pakai.

Haries berjalan menuju tempat peristirahatan mamanya, kini ia sudah berada tepat disamping tempat mamanya tidur, haries memegang baru nisan mamanya sambil menaruh bunga yang ia beli tadi dan tanpa tersadar ia meneteskan air mata.

Haries sebenernya lemah, sikap yang ia tunjukkan kepada teman-temannya itu belum murni dirinya, Haries yang sebenarnya adalah haries yang kesepian, ia sedih, ia tidak sanggup hidup, ia ingin ikut mamanya, Haries merasa di dunia ini tidak adil, Haries tak pernah bahagia setelah mamanya pergi.

"Ma, haries kembali". Sapa haries ke mamanya.

"Ma, haries kangen".

"Ma, haries mau ikut mama".

"Haries capek ma". Monolog haries terus terusan.

"Ma, papa sekarang jahat sama haries, cihh bahkan pria itu tak pantas dipanggil papa, haries benci pria itu ma, haries benci dia". Ucap haries penuh amarah dan mata yang sudah berair.

"Kenapa bukan pria itu aja yang mati, kenapa harus mama, segitu bencinya Tuhan ke haries ma, Tuhan jahat ma ia ngambil kebahagiaan haries". Ucap haries dengan suara serak.

VIOLATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang