√11. PERCAYA

46 3 0
                                    

Happy Reading

















































Saat ini sudah genap empat hari setelah kedatangan marven dan vero, dan selama itu marven dan vero menjalani hari seperti biasa disekolah barunya ini, mereka berdua tak mendekati geng nya haries dan tak berbuat hal mencurigakan apapun.

Namun hari yang penuh ketenangan itu tak bertahan lama, karena marven yang bosan sebab tak melakukan hal apapun yang menarik, akhirnya ia mulai mendekati haries lagi.

Hari ini adalah hari jum'at tepatnya di sebuah kantin sekolah marven mulai menjalankan aksinya.

"BRAAKK". Suara gebrakan meja yang cukup keras.

Suara tersebut membuat orang yang sedang makan dimeja itu terlonjak kaget, saat melihat siapa pelaku tersebut, semua orang yang ada dimeja tersebut seketika menatap tak suka.

"Haii". Ucap marven sang pelaku yang tanpa dosa menggebrak meja haries dan kawan-kawan nya.

"Ngapain lo disini, nyari ribut lo!!". Ucap Edgar lagi-lagi dengan tatapan tajam nya.

Namanya juga marven, tanpa menjawab ia mendorong paksa maxim yang duduk disebelah haries supaya menggeser agak jauhan dari haries dan marven duduki tempat maxim tadi dengan paksa juga.

"Lo bener-bener nyari ribut njing". Ucap maxim emosi karena marven seenaknya mengusir dia.

"Santai lah, gue cuma mau nyari temen". Ucap marven nesu supaya diberi perhatian.

"Temen lo kan ada anj". Ucap natha.

"Maksud lo vero?". Tanya marven dan dibalas deheman oleh natha.

"Cihh, vero tuh licik". Ucap marven.
"Lo gak ngaca". Ucap Edgar meremehkan.

"Gue gak selicik vero". Ucap marven membela diri.

"Terus kenapa ngajak dia sekolah disini, dan apa motif lo masuk sekolah ini?". Tanya Dylan dengan tatapan tajam, Marven yang ditanya seperti itu menatap kearah Dylan dan melihat yang lainnya juga mengharapkan jawaban darinya.

"Okeh gue jelasin". Ucap marven.

"Gue harap lo jujur". Kini giliran haries yang berucap.

"Gue sekolah disini karena gabut". Ucap marven santai.

" LO MAU MAIN-MAIN HAH!! ". Bentak Edgar tak kuasa menahan emosi nya.

"Mending lo jawab dengan bener ". Ucap maxim sambil menarik kerah baju marven.

"Gue sekolah disini cuma mau temenan sama kalian, puas lo". Ucap marven sambil melepaskan diri dari cengkraman maxim.

" Ini alasan pribadi gue, dan asal kalian tau gue gak pernah ngajak vero buat ikut sekolah disini ". Ucap marven dengan tegas.

"Masih kurang!!, ini juga gak ada sangkut pautnya sama temen-temen gue yang ada di sirkuit malam itu". Jelas Marven panjang lebar dan tak lama marven mengatakan itu bel pun berbunyi tanda istirahat telah selesai.

Marven pun bangkit dari duduknya untuk segera pergi menuju kelas tapi.

"Apa motivasi lo, ngasih tau semua itu ke kita? ". Tanya haries untuk menghentikan marven yang hendak pergi.

" Gue butuh kepercayaan kalian, cihh tapi sejujurnya gue lebih butuh kepercayaan lo haries ". Jawab marven dengan penekanan dikata-kata terakhirnya, setelah itu ia pergi meninggalkan mereka semua dan menuju ke kelas seorang diri.

Setelah kepergian marven semua orang yang ada dimeja tersebut terdiam mencoba mencerna kalimat yang diucapkan marven tadi, mereka tidak bisa langsung percaya, mereka masih menganggap perkataan nya hanya tipuan.

VIOLATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang