√29. KEBENARAN {1}

11 3 0
                                    

Happy Reading


Setelah kejadian malam itu geng lexxa benar-benar merasa di khianati dan di bohongi, terutama haries yang sekaligus merasa kecewa besar sehingga membuat nya tak ingin mendengar penjelasan apapun dari marven, karena menurut nya semua sudah jelas.

Sedangkan V5 sudah memprediksi hari itu pasti akan tiba hanya bisa diam, marven juga merasa bersalah karena seharusnya hubungan mereka tidak boleh sedalam ini.

"mari kita akhiri masalah ini besok, " ucap marven pada teman-teman nya.

∆∆∆∆

Pada hari selanjutnya tiba-tiba saja sekolah kedatangan polisi yang terlihat saat ini sedang menangkap salah satu guru yang mengajar disini.

Keramaian dan keributan ini tentu menarik perhatian anggota lexxa, mereka semua buru-buru melihat apa yang terjadi.

"kenapa weh?, " tanya Edgar pada salah satu murid yang ada disana.

"itu pak dodo katanya diem-diem ngelakuin pelecehan sama salah satu guru muda disini terus parahnya lagi pak dodo juga pernah menggelapkan uang sekolah, " jelas siswa itu.

Edgar dan yang lainnya setelah mendengar penjelasan tersebut tentu terkejut bukan main, bagaimana bisa guru yang terlihat baik ternyata busuk di dalam.

Saat semua orang fokus dengan pak dodo yang sedang di bawa oleh polisi haries tak sengaja melihat seseorang yang cukup menarik perhatian nya, orang itu berjalan ke arah belakang sekolah mengikuti pak kepala sekolah.

Karena haries penasaran diam-diam ia mengikuti kedua orang itu menuju belakang sekolah dan benar saja mereka membicarakan hal yang lagi-lagi haries terkejut mendengar nya.

"terimakasih marven, maaf selama ini saya merepotkan mu, " ucap kepala sekolah sambil mengulurkan tangannya.

"senang bekerjasama dengan bapak, " balas marven setelah menerima uluran tangan tersebut.

"sebenarnya saya merasa hukuman yang akan diterima nya itu kurang, " keluh kepala sekolah.

Mendengar itu marven tersenyum "apa perlu saya bantu lagi?, " tawar marven.

"hahaha, kamu memang plek ketiplek sama ayah mu, " tawa pak kepsek yang bisa melihat sifat temannya di marven.

"lakukan sesukamu, tapi jangan langsung membunuh nya, " ucap pak kepsek namun melirih saat kata-kata terakhir.

Marven mendengar itu mengangguk paham dan sebenarnya ia juga menyadari bahwa ada seseorang yang mendengar pembicaraan mereka.

Namun marven hanya diam dan melihat orang itu dari ujung matanya saja, setelah selesai mengobrol pak kepsek pun meninggalkan nya sendiri di area belakang sekolah.

"mau sampai kapan lo sembunyi, " sindir marven terang-terangan.

Sedangkan haries yang ketauan seketika terkejut dan ia langsung berlari menjauh tanpa menunjukkan dirinya di depan marven karena terlalu takut sekaligus malu.

Haries yang berlari sambil sesekali melihat ke arah belakang membuat dirinya tidak fokus yang ada di depan nya sampai tiba-tiba ia menabrak seseorang sampai membuat keduanya terjatuh.

"aww, ". rintih orang yang baru saja di tabrak oleh haries.

Melihat itu ia segera menolong orang itu untuk bangun dan segera meminta maaf.

"lain kali liat depan, " ucap orang itu setelah di bantu haries untuk berdiri.

"iya maaf kak, tadi saya buru-buru, ". balas haries pada kakak PPL itu.

Sedangkan kakak PPL yang tidak terlalu mempersalahkan tersebut " yasudah kakak pergi dulu ya, " ucap kakak itu sebelum pergi.

Setelah itu haries buru-buru kembali ke kelas, sesampainya di kelas dengan wajah ketakutan tentu menarik perhatian teman-temannya.

"napa lo?, " tanya Edgar.

Haries menggelengkan kepalanya sebagai jawaban setelah itu ia memutuskan untuk duduk di bangku milik nya.

∆∆∆∆

Tak lama setelah itu bel berbunyi menandakan kelas akan di mulai dan kali ini yang mengisi pelajaran di kelas haries adalah kakak-kakak PPL.

Saat melihat wajah kakak PPL itu haries mengenal satu wajah, karena orang itu lah yang tadi tak sengaja ia tabrak.

Pelajaran itu pun di mulai dari perkenalan kakak-kakak PPL itu lalu mereka melakukan beberapa mini games sampe akhirnya mereka kembali menjelaskan pelajaran sesuai jadwal hari itu.

Waktu terus berjalan tak terasa 2 jam pelajaran telah berlalu sehingga membuat kakak-kakak PPL itu mengakhiri pembelajaran nya.

"eh gue tadi gak sengaja nabrak kakak PPL yang pakek kaos hitam tadi, " pengakuan haries pada Edgar dan Reza tanpa menyebut nama kakk PPL yang di maksud karena haries lupa.

"maksud lo kak Vanka?, " tanya Edgar memastikan.

"iya iya itu, " ucap haries yang mulai sedikit ingat.

"lo gak tau dia siapa?," tanya Edgar lagi sehingga membuat reza dan haries menatap nya dengan wajah bertanya-tanya.

"dia kakaknya marven, " ucap Edgar dengan malas namun haries dan Reza yang mendengar itu memberi reaksi tak biasa.

"HAH, " entah hari ini sudah berapa kali haries terkejut.

"tau darimana lo?, " tanya Reza akhirnya.

"gue ketemu kak Vanka sama marven di skatepark tempat gue biasanya main, " jelas Edgar.

"kok lo gak pernah cerita, " kesal haries.

"lupa, " balas Edgar sambil meringis dengan wajah tak bersalah.

Rasanya kaki haries lemas setelah mendengar banyak fakta yang mengejutkan, mulai dari marven yang ternyata bekerjasama dengan pak kepsek, lalu kak Vanka yang ternyata kakak kandung marven.


see u next chapter 👋👋

VIOLATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang